BOROBUDUR 750.000

Beberapa hari belakangan netizen dihebohkan dengan rencana pemerintah untuk melakukan penyesuaian tarif masuk kawasan Candi Borobudur. Tidak tanggung-tanggung tarifnya melonjak ratusan kali lipat dari biasanya, tepatnya menjadi 750.000.

Terakhir kali gue ke Candi Borobudur harga tiket masuknya kalo tidak salah 50.000. Gue udah mengisahkan perjalanan di Jogja di blog ini juga. Itu jalan-jalannya tahun 2017, geser 5 tahun naiknya lebih dari 10 kali lipat. Lumayan drastis ye!


Gue kaget banget waktu baca beritanya, lebih kaget lagi yang ngumumin wacana ini adalah Menko Marves. Padahal kalo kita liat faktanya, Candi Borobudur berada dalam naungan perusahaan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero). PT ini merupakan BUMN di bidang pengelolaan pariwisata yang berdiri sejak 1980.

Jika melihat fakta ini, seharusnya yang mengumumkan adalah Menteri BUMN atau minimal Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tapi yang mengumumkan adalah beliau. Ya okelah mungkin karena beliau ditunjuk oleh Presiden langsung mengatasi hal ini. Tapi apakah Menteri-menteri lain tidak sekompeten itu untuk mengatasi masalah ini?

Biarlah itu jadi renungan kita sama-sama.

Kita balik lagi ke harga 750.000 tadi, dengan melonjaknya harga tiket masuknya ini langsung membuat Borobudur menjadi eksklusif sekali di mata para wisatawan. Kalo lokal aja dikasih 750.000, maka wisatawan mancanegara lebih besar dari itu.

Pemerintah beralasan kalo harga ini sudah sesuai dengan identitas Candi Borobudur sebagai salah satu situs warisan dunia menurut UNESCO. Selain itu juga harga segini tuh akan digunakan untuk pemeliharaan situs Candi Borobudur yang memang diperlukan perawatan khusus agar tetap terjaga keasliannya.

Kalo beneran tarifnya dinaikin jadi 750.000, Borobudur akan mengubah citranya dari tourist friendly menjadi super exclusive place to visit. Kalo menurut gue ini bersesuaian dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk menjadikan Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas.

Salah satu alasan Borobudur termasuk ke dalam Destinasi Wisata Super Prioritas adalah karena bangunan ini merupakan tempat ibadah umat Buddha terbesar di dunia. Salah 2-nya ya karena sejak 1991, Candi Borobudur dinobatkan menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO.

Kalo gue liat nih, dari sisi bisnis dan juga perawatan situs yang sakral ini, harga 750.000 tuh worth it sekali. 

Beberapa hal yang akan terjadi ketika harga tiket ke situs wisata Candi Borobudur di Yogjakarta menjadi 750.000:

1. Kuantitas Wisatawan Candi Borobudur Akan Menurun

Masuk akal, karena orang-orang pasti akan makin mundur teratur ketika ngeliat harganya. Terlebih mereka yang budgetnya tipis. Borobudur kemungkinan akan mereka "hindari" untuk dikunjungi. Kalo dipikir-pikir selain Borobudur, masih ada destinasi wisata serupa yang juga bisa dikunjungi, Candi Prambanan misalnya.

2. Kualitas Wisatawan Diharapkan Bisa Meningkat

Karena harga mencerminkan kualitas, maka hanya orang-orang yang membeli kualitas yang bisa ke Borobudur. Kualitas biasanya akan mencerminkan attitude mereka ketika berinteraksi dengan sesuatu. Setidaknya, mengurangi jumlah wisatawan yang ga beradab sama situs-situs wisata bersejarah di Indonesia.

Kalo harganya naik jadi 750.000, diharapkan orang-orang yang berkelakuan begini ga akan datang lagi.


Salah satu kontrol paling efektif untuk mencegah orang-orang seperti ini untuk datang adalah dengan menaikkan harganya berkali-kali lipat.

Padahal sudah ada papan peringatannya loh, masih aja didudukin. Yah kalo harganya dinaikin, minimal orang-orang yang masuk adalah mereka yang bisa membaca papan peringatan dengan baik lah ya.

sumber foto

3. Bisa Memupuk Rasa Toleransi Antar Sesama

Seperti yang kita tau, Borobudur merupakan tempat ibadah umat Buddha. Jadi candi Borobudur ini bukan sekadar bangunan bersejarah saja. Tapi ini "mesjid" layaknya punya orang muslim, "gereja" layaknya punya orang kristen. Bangunan ini masih dipake loh ibadah sampe sekarang loh!

Dengan harga "tiket masuk" segitu, kita secara tidak langsung membantu pemeliharaan tempat ibadah agama lain. Anggaplah sedekah kepada sesama. Harapannya sih setelah itu bisa saling menghargai tempat ibadah umat lain dengan ga sembarangan berkelakuan di sana.

4. Pemeliharaan dan Fasilitas Lebih Baik

Kalo Borobudur harganya naik segitu, pemeliharaan diharapkan jadi lebih baik lagi. Diharapkan dari 750.000 itu bisa menghidupi, ga cuman candi Borobudur aja, tapi juga disekitarnya yang "terpapar" dari dampak kenaikan tarif ini.

Gue sih berharap, kalo beneran jadi naik, kawasan Borobudur dan sekitarnya jadi lebih bagus dan lebih tertata rapi daripada yang sekarang. Serta fasilitas buat para wisatawannya jadi makin lengkap. 

Gue pernah baca berita katanya kalo misalnya jadi naik, orang-orang yang harus ke Borobudur itu akan parkir di area yang jauh dari candi. Kemudian dari area parkir, wisatawan akan diantar menggunakan mobil/bis khusus bertenaga listrik. Ini bisa jadi previlage juga buat wisatawan yang punya mobil listrik, bisa parkir lebih deket ke area candi. Jadi nanti di sekitar candi itu udah bebas polusi.

Konsep yang menarik ya. Menjadikan lingkungan sekitar Borobudur jadi lebih hijau dan ramah lingkungan. Tapi gue rasa sih wacana ini masih belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat ya. Masih lama lah kayaknya.


Setelah menuai polemik di masyarakat, pemerintah akhirnya membatalkan wacana kenaikan ini. Namun, setidaknya kita dapat gambaran kalo ternyata ada banyak hal yang akan terjadi ketika harga tiket masuk ini naik.

Selain itu juga, kita tau kalo ternyata tiket 750.000 itu hanya diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin naik ke bangunan candi. Jika hanya ingin berkeliling di pelataran/halaman candinya, harga tiketnya berbeda. Rincian harga tiket masuk Candi Borobudur begini, wisatawan nusanatara dewasa/umum Rp. 50.000. wisatawan nusantara anak/pelajar Rp. 25.000. Untuk wisatawan mancanegara dewasa/umum USD25. Untuk wisatawan mancanegara anak/pelajar USD15.

Menurut gue sih harganya masih batas wajar seperti saat gue pertama kali ke sana. Jadi keputusan untuk menaikkan harga tiket untuk yang ingin naik ke bangunan candi itu menurut gue sudah cukup tepat. Meskipun pada akhirnya wacana ini dibatalkan, ya. Mungkini karena masyarakat yang belum siap secara mindset dan tingkat ekonominya.

Gue berharapnya, meskipun tiketnya ga naik, seharusnya kualitas wisatawannya naik dengan sendirinya. Wisatawan mesti punya kesadaran diri yang baik terhadap semua objek wisata. Sesederhana ga buang sampah sembarangan aja udah cukup membantu kok. Mematuhi papan peringatan yang ada di tempat wisata. 

Untuk kawasan yang masih digunakan untuk tempat ibadah, hargai mereka yang sedang menjalankan ibadah dengan tidak terlalu dekat saat mereka melakukan kegiatan. Dari jauh aja, bair mereka ga terganggu dan momennya masih dapet.

Bayangin aja kita lagi solat trus digangguin sama wisatawan yang kepengen foto-foto di dalam mesjid gitu, terganggu solat kita marah ga jadinya? Begitu juga sama mereka. Jadi, hargailah orang lain kalo kita mau dihargai juga.

0 Comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan isi dari tulisan ini. Hargai dengan tidak berkomentar sekadar hanya untuk menaruh link blog anda. Terimakasih. Buat yang terindikasi spammer, akan langsung saya hapus dan report spam.