20 TEORI 80 PRAKTIK

Dulu, saya seorang yang paling malas ngapa-ngapain. Terlalu sibuk dengan zona nyaman. Waktu itu, zona nyaman saya adalah kemalasan.

20 persen teori 80 persen praktik

Pada masa itu saya merasa punya waktu yang sangat banyak di dunia ini. Sehingga, tidak apa-apa untuk sekadar malas-malasan seminggu 2 minggu tanpa kegiatan produktif sama sekali. Apalagi waktu itu saya masih ngekos, jadi benar-benar di luar pengawasan orang tua.

Untuk itu saya nyatakan diri saya menyesal untuk ke-2 kalinya. Yang pertama sudah saya ceritakan mengapa saya menyesal menjadi pemalu beberapa waktu lalu. Menyesal karena menjadi seorang pemalas.

Saya tau penyesalan akan selalu datang terlambat. Semoga teman-teman juga tidak merasakan penyesalan yang sama seperti saya.

Untuk itu, saya menuliskan ini di sini. Agar teman-teman yang masih dalam usia produktif dan lagi semangat-semangatnya untuk terus berkarya apapun halangannya. Apalagi hanya sekadar malas.

Kalo masih bingung mau berbuat apa untuk bangsa ini, berbuatlah setidaknya untuk diri sendiri dan orang sekitarmu dulu. Pelajari apa yang kamu suka, fokus pada hal tersebut, tekuni dan konsisten berlatih/praktik.

Gunakan rumus 20% teori dan 80% praktik. 

Pelajari teori sebanyak 20% sisanya gunakan waktumu untuk mempraktikkan teori yang kamu pelajari. Ulangi hal tersebut setiap hari. Minimal dalam 6 bulan kamu akan merasakan hasilnya, walaupun belum terlalu signifikan

Tapi dari situ, kamu akan tau bahwa ada sesuatu yang bisa kamu hasilkan dari yang kamu tekuni.

Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada mendapatkan uang dari hobi yang kita kerjakan.
Tidak apa kamu dicap ga pernah bergaul karna apa yang kamu kerjakan membuatmu terlihat menjauh dari mereka. Tunjukkan sama mereka kalo yang sedang kamu kerjakan ini adalah untuk masa depanmu.

Teman-temanmu tidak bertanggung jawab dengan baik buruknya masa depanmu. Dirimu sendirilah yang menentukannya.

Konsistensi yang tinggi akan membuahkan sebuah karya yang tidak pernah mengkhianati hasil. LIhat bagaimana seorang ATTA Halilintar yang membangun channel youtubenya dari 0 sampai menjadi youtuber #1 di Asia?

Awalnya sudah pasti "berdarah-darah" dulu, ada banyak waktu yang dikorbankan. Bisa jadi waktu main dan nongkrongnya malah berkurang. Tetapi apa yang dia perjuangkan di masa lalu, hasilnya bisa didapatkan di masa sekarang.

Mempraktikkan teori yang saya pelajari membuka mata saya, bahwa apa yang dituliskan di dalam sebuah buku teori itu tidak akan 100% sama. Karna pada dasarnya, praktik akan lebih sulit daripada teori.

Tapi, dengan praktik, saya jadi tau kendala apa yang dihadapi dan bagaimana menemukan solusinya. Itu tujuan utama dari praktik sebetulnya. Kita harus praktik agar kita bisa mencari solusi dari apa yang kita kerjakan.

Dengan praktik kita juga akan mengetahui kesalahan apa saja yang akan kita lakukan. Dan mengevaluasi kegiatan tersebut. Mengulang lagi praktiknya di awal, namun dengan hasil evaluasi yang baru.

Sebuah mahakarya itu adalah kesalahan yang berhasil yang dilakukan berulang-ulang secara konsisten.

Jadi, ketika praktik tidak perlu takut salah. Karna sudah pasti akan salah. Kalo udah pasti salah, kenapa harus takut? Ya ga?

Masukkan ke dalam pikiranmu bahwa "melakukan kesalahan bukan aib, melainkan sebuah tanda bahwa kita belajar". Ga semua orang mau belajar, dan ga semua orang mau menerima sebuah kesalahan adalah berkah. Kalo kamu bisa melakukannya, kamu sudah 1 langkah lebih dekat keberhasilan.

Selalu barengi belajar, praktik dengan ikhtiar kepada Tuhan juga. Doa ga boleh putus, percaya aja kalo Dia bakalan denger doa kita yang selalu dipanjatkan. Doa yang baik-baik, doa yang bagus-bagus, biar Tuhan senang kalo ada Hamba-Nya yang pengen berubah jadi lebih baik.

Semoga mudahkan. Aamiin.

ga mau ketinggalan materi mindset dan bisnis online terbaru? Langsung subscribe aja ke channel telegram saya