Tua Tua Teladan

Semakin tua umur seseorang seharusnya semakin bijaksana dalam bertindak maupun berbuat. Tua dalam hal ini tidak hanya untuk mereka yang sudah uzur. Tua  di sini bisa saja dia atau mereka adalah orang yang paling tua diantara mereka yang masih junior. Saya membicarakan masalah kuliah. Dan jujur saya, saya termasuk ke dalam angkatan yang tua di program studi yang saya tempuh sekarang.

Mau apa dikata? Semua karena kesalahan sendiri yang kurang serius kuliah diawal-awal. Akhirnya harus menempuh sisa-sisa semester dengan adik tingkat yang lebih muda 2-3 tahun. Sebagai angkatan tua, saya merasa sudah bukan zamannya lagi untuk mencari perhatian dengan adik tingkat dengan cara ribut di kelas saat dosen menjelaskan. Itu menurut saya cara yang salah. Namun seringkali hal ini seakan dilupakan oleh yang lain. Dan menular ke angkatan yang lebih muda.

Ini yang tidak saya inginkan. Angkatan tua seharusnya memberikan teladan yang baik bagi adik tingkat lainnya. Bukan teladan yang buruk seperti itu. Sudah menempuh banyak semester seharusnya ada perubahan dalam diri. Ya mungkin ada, tapi dalam hal memperhatikan pelajaran bagaimana? Ya saya tau sebagian dari kalian memang tidak betah dengan hanya duduk dan mendengarkan dosen menjelaskan di depan kelas. Tapi alangkah bagusnya jika kita sama-sama saling menghormati. Misalnya, tidak ribut ketika dosen menjelaskan. Meskipun dosen sedang bercanda, bukan berarti harus direspon dengan berlebihan sampai membuat gaduh kelas. 

Sudah angkatan tua seharusnya bisa berfikir untuk menghormati adik tingkat. Dosen tidak mungkin menegur kalian. Kalian pasti akan sangat tersinggung jika hal itu terjadi, apalagi di depan adik tingkat. Harga diri kalian akan jatuh. Jadi kesadaran dirilah yang mengontrol, jangan sampai membuat dosen yang tadinya mood mengajarnya baik, tiba-tiba langsung drop gara-gara ada mahasiswa yang ribut dan tidak bisa diatur di kelasnya.

Jujur saja, saya akan memilih tempat duduk yang agak jauh dari mereka yang sering berbicara dengan yang lain kala dosen menjelaskan pelajaran. Saya tidak bisa fokus mendengarkan 2 orang sekaligus berbicara. Saya memang tidak ahli multitasking apalagi dalam hal pelajaran. Makanya saya lebih memilih untuk duduk menyendiri agar lebih konsentrasi menyimak penjelasan dosen.

Sudah tua bukan berarti bisa melakukan apa saja. Bukan berarti bisa ribut dikelas adik tingkat ketika dosen sedang menjelaskan. Menjadi tua itu sebuah kehormatan dan beban sekaligus. Kehormatan karena bisa punya lebih banyak pengalaman dari yang lebih muda, beban ketika kita menjadi contoh yang buruk yang bisa menular ke adik tingkat.

Bukan zamannya lagi semboyan 'Tua-tua keladi' sekarang zamannya 'Tua-tua Teladan'.


Pindah (2)

Pindah memang tak selalu menyenangkan. Entah itu pindah rumah, pindah kantor, apalagi pindah hati. Bukan dari hati yang satu ke hati yang lain, saya bukan tipe orang yang seperi itu. Melainkan pindah dari hati yang terisi ke hati yang kembali kosong.

Kalian bisa bayangkan hati yang tak terisi itu seperti rumah kita yang kosong, yang menempatinya hanya kita sendiri. Barang-barangnya masih tidak banyak, hanya untuk keperluan kita saja. Kita terbiasa untuk sendiri.

Lalu kemudian ada seorang wanita yang suka dengan rumah kita ini, dan bersepakat untuk tinggal bersama di dalamnya. Saat itulah hati kita terisi, dengan wanita yang kita inginkan untuk mengisinya. Dia mulai membuat rumah kita menjadi lebih berwarna, banyak barang-barang baru di sana, keadaan rumah mulai nampak berbeda, ada bunga-bunga di halamannya. Kita yang awalnya terbiasa untuk mengurus segala sesuatunya sendiri, mendadak berubah karena ada yang membantu mengurusnya. Kita memulai kebiasaan baru bersamanya, menyesuaikan diri. 

Semakin lama dia tinggal di rumah kita, semakin banyak barang-barang (kenangan-kenangan) yang ada di sana. Mulai dari yang kecil sampai yang besar. Semua ada di rumah kita. Bunga-bungan di halaman yang pada awalnya segar, sekarang sudah mulai jarang disirami olehnya, karena dia terlalu sibuk dengan urusannya yang lain. Dia memang sering pulang ke rumah kita, tetapi kita merasa dia sudah tidak menikmati kenyamanan yang ada dalam rumah itu.

Sampai pada akhirnya, dia memutuskan untuk pindah. Ketika ditanya mengapa ingin pindah, dia menjawab "aku merasa semuanya sudah tidak pada tempatnya lagi. Berantakan" Kita coba membujuknya untuk tidak pergi. Kita mencoba membereskan barang-barang yang berantakan itu, tapi kita tak sanggup, karena itu barang-barang yang seharusnya dibereskan oleh 2 orang, bukan 1. Dan akhirnya kita pun pasrah, karena setengah dari pemilik barang itu sudah tidak tinggal disitu lagi.

Kemudian, ketika melihat ke dalam rumah kita itu, kita melihat begitu banyak barang yang ada di sana. Barang yang ada karena kita memang menginginkannya. Barang-barang yang mengingatkan kita kepadanya. Karena memang bukan cuma kita yang memiliki barang-barang itu, wanita yang kita pilih pun juga memiliki setengahnya.

Lalu kita melihat bunga-bunga di halaman rumah kita menjadi layu. Percuma kita siram sekarang tak akan tumbuh lagi, karena yang menanamnya sudah pergi. 

Barang-barang itu pun tak bisa kita buang. Karena tak mungkin kita membuang semua kenangan yang telah kita abadikan bersama dia.

Kita hanya bisa memandang barang-barang yang tertinggal dengan senyum pahit. Yang mengingatkan kita akan pemiliknya. Namun kita tau semua itu tidak mungkin terjadi 2 kali. Kita tau pemilik barang itu sudah tak ada lagi di sini, di rumah kita.

Dan kita pun sendiri kembali. Kita yang ditinggalkan oleh yang pindah ini harus kembali menata rumah kita. Yang meninggalkan kita telah membawa setengah dari rumah kita. Namun kita harus mencari seseorang yang lain lagi, yang memiliki setengah dari rumah kita yang lain agar kita bisa menata rumah yang baru.

Itulah pindah. Tak pernah menyenangkan.

Aku harap, kamu sudah memikirkan masak-masak sebelum kamu pindah dari rumah ini. Karena aku tak bisa menata rumah ini sendiri seperti sedia kala. 

Aku rasa kamu tau itu.

Pindah

Bolehkah aku berhenti?
Dulu kau pernah mempertanyakan itu padaku, pertama kali, dan saat itu kita baru menginjak 3 bulan pertama. Aku mencoba meyakinkanmu, bahwa semuanya bisa kita lalui, bahwa semua memang benar-benar berubah. Dan berhasil, kau mau kembali berjuang bersamaku.

Walaupun setahun pertama itu berat bagiku, karena aku baru pertama kali menghadapi tipe wanita sepertimu. Tertutup dan sulit mengungkapkan perasaanmu. Tapi aku selalu berusaha untuk membiasakan diriku terhadapmu. Tak pernah sedikitpun aku menyerah untuk mengerti keadaanmu yang sebenarnya. Bahkan untuk mencobanya pun aku tak pernah. Karena aku masih percaya, bahwa dirimu juga ikut berjuang bersamaku.

Setahun pertama ada banyak hal yang kita lewati. Kau tau semuanya tentangku, aku berusaha untuk selalu terbuka tentang keadaanku kepadamu. Namun, aku sepertinya sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya kau simpan di hatimu selama ini. Aku berusaha mengorek-ngoreknya, namun aku merasa hanya mendapat secuil saja. Entah aku yang merasa terlalu sedikit, atau memang hanya itu yang mampu kamu bagi untukku. Setahun pertama yang begitu indah. Kegembiraan dan keceriaan yang kita lewati bersama, takkan pernah aku lupakan. Itu hari-hari terbaik yang pernah aku jalani.

Setahun kedua, aku sudah mulai terbiasa dengan kebiasaanmu yang menutup diri ketika ada sesuatu. Aku tak pernah mempertanyakan penyebabnya kenapa. Karena kau pasti, pasti ! takkan pernah menyebutkannya kepadaku. Aku hanya bisa menunggu, berharap waktu yang akan membeberkan semua jawabannya. Silent Treatment yang kau lakukan sudah membuatku terbiasa untuk sendiri. Dari yang awalnya 3 hari, 5 hari, seminggu, 2 minggu, hingga yang paling lama adalah 1 bulan ! Aku masih tetap bertahan, karena memang aku percaya, suatu saat kau pasti akan memberitahukan alasannya. Meskipun waktu itu adalah waktu kita sudah tidak bersama lagi. Tidak masalah.

Apakah kamu sebenarnya masih mencintaiku?
Hal itu yang pertama kali aku tanyakan padamu, karena memang tidak mungkin ada yang bisa bertahan didiamkan 1 bulan penuh tanpa ada kabar, tanpa ada berita. Dan tidak mungkin hanya karena masalah sepele saja. Ada masalah yang jauh lebih besar daripada itu yang tidak kamu ceritakan padaku.

Jujur saja, aku sudah menyiapkan diri, jauh-jauh hari sebelum kau memutuskan untuk berpisah sepeti ini. Aku pasrah, karena hatiku berkata bahwa sebenarnya sudah tak ada lagi diriku dalam hatimu, sejak lama. Namun, selama tidak ada kata 'putus' darimu, aku akan masih tetap memperjuangkannya hingga akhir.

Aku sudah mencoba bertahan, tapi aku merasa semuanya tidak pada tempatnya
Begitu katamu. Aku ingin bertanya "apakah kau pernah melibatkan diri untuk mencari masalah dalam hubungan kita?" Kita memulai semuanya ber 2, jika ada masalah dari hubungan kita, pasti penyebabnya hanya ada 2, aku atau kamu. Dan seharusnya kita mencarinya bersama-sama, buakn mencari sendiri.

Aku selalu bersabar untukmu, aku tau kau bukanlah orang yang terlalu penyabar sepertiku. Tapi haruskah selalu aku yang membiasakan diri untukmu? Kapan kau bisa menyesuaikan diri untukku? 

Untukmu aku tak pernah lelah bersabar. Untukmu aku tak henti melawan semua godaan yang datang. Untukmu aku setia. Walaupun aku tau, dirimu tak benar-benar setia untukku. Kau masih berhubungan dengan mantan yang kau sayangi itu.

Kau tau, pura-pura tidak tau itu lebih sakit daripada tidak tau sama sekali. Dan lebih sakit lagi ketika aku hanya bisa memendam rasa amarahku untuk pura-pura tidak tau itu. Aku cemburu kau malah merajuk, aku marah kau tambah marah. Dan sejak itu, aku tak pernah lagi menunjukkan ekspresiku kepadamu. Selain senyum dan tawa. Agar buatmu percaya bahwa aku benar-benar tidak apa-apa.

Aku memang tak pernah bisa masuk di keluargamu. Karena dari awal ibumu tak pernah menerimaku. Namun akan kubuktikan bahwa dia telah salah menilaiku. Memang tampangku tidak seperti yang lain, yang putih, yang sudah bekerja sedari mahasiswa, yang enak diajak berfoto bersama, yang bisa dipamerkan ke teman-teman ibumu yang lain, yang ramah, yang tinggi.
Aku hanya seorang laki-laki bertubuh kecil, kurus, hitam, tampang seadanya, tidak kaya, motorpun hanya punya orang tua, tidak bekerja, cuma mengharap uang saku dari orang tua.
Pokonya tak ada yang bisa dibanggakan dariku. Ibumu memang tau akan seleranya. hehehe

Namun aku bersyukur menjalani hubungan bersamamu, karena aku tau, bahwa aku diberikan sabar yang begitu besarnya dari Tuhan kepadaku. Tuhan menguji titik kesabaranku melalui tingkah lakumu yang bisa secepat angin berubahnya. Dan aku berhasil melewatinya. Namun kau? mungkin hanya kau yang tau jawabannya.

Terimakasih untuk 2 tahun terbaik yang kau berikan. Meskipun kau mungkin tidak sepenuhnya merasa benar-benar 2 tahun mencintaiku. Setidaknya aku yang merasa 2 tahun mencintaimu, tak apa. Aku tak pernah menyesal menghabiskan 2 tahun terakhir ini bersamamu. Bersama dengan kenangan yang pernah kita buat. Itu pasti tidak akan terlupakan.

Semoga hidupmu lebih bahagia saat tidak bersamaku. Aku tidak sempurna untukmu yang terlalu sempurna. 
Hidupku hanya secuil dari hidupmu yang berlimpah harta.
Semoga ada yang bisa membuat hidupmu sempurna. Karena sepertinya, kau tak bisa dapatkan hidup sempurna dariku selama ini.
Semoga pendampingmu nanti adalah orang yang benar-benar diterima oleh ibumu dan adikmu.

Pesanku adalah : 
Masa lalumu tidak usah dijadikan penghalang untukmu. Kulihat kau sepertinya masih tidak bisa melepaskan bayang masa lalu yang kelam itu. Jangan selalu kambing hitamkan masa lalumu yang menyebabkanmu tidak pernah bisa berubah. Jadikan itu sebagai pelajaran, bukan sebagai penghalang. Masa depanmu, kau lah yang menentukan akan seperti apa.

Jadilah wanita yang kuat, yang tetap semangat bekerja. Yang selalu berdoa di tiap memulai kegiatan. Tutup kepalamu dengan jilbab, meskipun tidak tiap hari tak masalah. Seminggu sekali itu sudah bagus. Aku senang melihatmu berjilbab. Setidaknya membuat rambutmu yang indah itu tidak terbang kemana-mana.

Makan nasi 2 kali sehari saja cukup. 1 kali sehari itu terlalu sedikit. Tubuhmu gampang sakit. Apalagi jika istirahatmu kurang. Kalau perlu, minum lagi vitaminmu. Supaya ada tambahan tenaga.

Bekerja di kantormu sekarang itu sudah sangat bagus. Meskipun kamu berapa kali mengatakan ingin berhenti bekerja di sana. Bayangkan berapa banyak orang yang mengantri untuk mendapatkan pekerjaan sepertimu. Bayangkan betapa sulitnya mencari pekerjaan lagi setelah melepaskan pekerjaanmu yang ini. Namun itu semua kembali kepadamu, itu hanya pesanku saja, bahwa tidak ada pekerjaan yang mudah. Dan selalu ada suka dukanya.

Sudah cukup pesanku untukmu sepertinya.

Sekarang, kau boleh berhenti seperti yang kau minta. Aku tak akan menghalangimu lagi untuk pergi. Tidak mungkin aku memperjuangkan apa yang aku percaya hanya seorang diri. Aku tak akan memaksamu lagi untuk terus berjalan. Karena memang sudah lama jauh kau berhenti berjalan beriringan denganku.

Saatnya aku pindah, dari aku yang sudah menyayangimu sepenuhnya, pindah ke diriku yang memulai dari awal lagi, mencari orang yang semestinya ku sayangi dan menyayangiku sepenuhnya. Sekali lagi terimakasih.

Semoga kita bisa bertemu dalam keadaan yang lebih baik dari ini.

Mental Siap Menang Tak Siap Kalah

Hari ini, 9 April adalah hari yang bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana semuanya hari ini merayakan atau lebih tepatnya berpartisipasi untuk memilih wakil rakyat mereka. Hari dimana mereka menentukan masa depan bangsa ini 5 tahun ke depan. Hari dimana para caleg-caleg melihat hasil dari kampanye mereka selama ini. 

Namun, berkampanye jor-joran sampai menghabiskan duit bermilyar-milyar juga tidaklah efektif menurut saya. Meskipun mayoritas masyarakat awam lebih memilih mereka-mereka yang banyak tampil di daerah pemilihannya daripada memilih caleg yang lebih "kalem" kampanyenya. Saya justru tidak suka melihat banner-banner super besar yang dipasang oleh caleg-caleg di daerah saya. Jujur saja saya tidak akan memilih mereka itu. Meskipun itu keluarga sendiri.

Menurut saya, mereka yang memasang banner-banner seperti ini mentalnya belum teruji sepenuhnya. Banner-banner dan spanduk besar itu menunjukkan mental mereka yang sebenarnya. Mental siap menang mereka sebesar banner dan spanduk mereka, tapi mental siap kalah mereka tidaklah sebesar itu.

Ini yang seharusnya kita lihat.
Bahwa sebenarnya banner dan spanduk itu tidak menjamin mereka akan menang. Dan seharusnya tidak serta merta membuat kita untuk memilih mereka.
Percaya diri boleh. Tetapi harus siap mental untuk kalah. Karena ini kompetisi, harus ada yang kalah.

Saya pernah tweet seperti ini :
caleg sakit jiwa kalah

Itu karena pengalaman saya tahun 2009 yang lalu sudah banyak caleg-caleg yang terganggu jiwanya saat mengetahui dirinya tidak memenangi pemilu tahun itu. Dan menurut saya, tahun ini pun akan sama kejadiannya nanti. Karena tren nya memang tidak jauh berbeda dengan 5 tahun yang lalu. Ada yang kampanye bagi-bagi uang, membuat banner besar dan spanduk raksasa, dll. Mentalnya masih tetap sama, siap menang tak siap kalah.

Sangat disayangkan caleg-caleg yang selalu memanfaatkan kekuatan uang seperti ini. Artinya memang mereka ini tidak punya integritas sama sekali soal politik. Hanya ingin menguasai rakyat, bukan memimpin dan membimbing rakyat yang memilihnya. Dan saya juga heran mengapa masih ada saja orang-orang yang mau menerima uang yang tidak seberapa ini? Malah di daerah saya, ada yang bangga mendukung salah 1 caleg karena dibayar. Mental macam apa ini?

Saya juga menyayangkan, orang-orang yang tidak memilih karena alasannya wakil rakyat ini terlalu busuk dan mereka penjahat. Sadarkah mereka bahwa mereka juga berandil besar membuat para penjahat busuk ini masuk ke parlemen? Saya sudah bilang di tulisan ini jika tidak ingin penjahat busuk ada di parlemen, gunakan lah hak pilih anda ! 

Sebenarnya, korupsi itu bukan saja kejahatan, tapi itu kelainan. Jadi koruptor itu sebenarnya orang normal yang cacat. Cacat psikologisnya. Mengapa bisa seperti itu? Ada berbagai faktor, salah satunya karena pada saat kampanye memang tidak jujur. Niatnya sudah tidak baik. Dan itu adalah wakil yang anda pilih.

Maka dari itu, pilihlah caleg yang siap mentalnya. Mereka yang siap menang dan juga siap kalah. Mereka yang tidak memakai kekuatan uang sebagai alat untuk mendapatkan perhatian. Tapi mereka yang punya kekuatan visi dan misi, mereka yang punya harapan untuk membuat bangsa ini jadi lebih baik lagi. Mereka yang berkampanye dengan benar, tanpa harus memhamburkan uang untuk mendapatkan simpatisan.  

Sudah saatnya kita memilih masa depan yang cerah dengan memilih caleg yang baik dan benar. Bukan yang kaya dan bannernya besar-besar. Semoga tadi siang, kita semua sudah memilih caleg yang benar. Dan bisa membuat masa depan bangsa ini lebih baik. 

Terimakasih untuk kalian yang sudah ikut memilih pada hari ini. Semoga yang kita pilih benar-benar orang yang amanah. Aamiin.

bukti ikut nyoblos pemilu 2014
ini unguku, mana ungumu? (sengaja dikasih 3 gambar, biar valid)

Perihal Setia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, setia berarti berpegang teguh (pada janji, pendirian,dsb),patuh;taat. Setia bisa saja kepatuhan seekor peliharaan terhadap tuannya hingga tuannya meninggal dunia. Seperti seekor anjing yang ada di film "Hachiko". Menurut teman-teman saya beda lagi, saya akan ambil beberapa pendapat terbaik dari semua yang terbaik menurut saya, diantaranya :

Menurut Ibu Rohyati Sofyan,
setia adalah konsisten pada pilihan hidup yang kita yakini, entah pada pasangan, pekerjaan, ideologi, sampai produk. Kadang ada masanya untuk luntur jika ada sebab. Setia itu bisa jadi kata sifat yang terasa berat. Butuh ketulusan melakoninya.
Menurut Mba Lia, 
setia menurut gue itu sama kayak loe suka sesuatu dan loe konsisten dengan apa yg loe suka gak ganti2 selera. ya garis besarnya SETIA=KONSISTEN
Menurut Adityar,
setia itu kayak pulang rumah. Seberapa banyakpun tempat yang menyenangkan di luar, ujung-ujungnya kita bakal pulang ke tempat yang sama.
Menurut Wahid,
setia itu menjaga dan berani menetap.
Menurut Yoga,
setia itu saat kita bertahan di saat yang enggak menyenangkan sekalipun
Sisanya bisa kalian lihat di sini :



sumber
Inti yang saya tangkap dari mereka adalah bahwa kesetiaan itu memerlukan konsistensi tinggi. Setia itu mahal harganya, dan karena itu tidak mudah untuk menjadi seorang yang setia.


Dan menurut saya, setia itu seharusnya dimulai dari sejak kita memulai suatu hubungan, yang saya maksud pacaran. Hubungan dengan pasangan, walaupun hanya sebatas pacaran, menurut saya adalah hal yang penting. Bukan hanya untuk mengenal sifat-sifat perempuan saja, namun juga untuk menguji kesetiaan diri sendiri untuk berkomitmen. Itu sudah prinsip saya.
Jadi saat pendekatan pun sebenarnya saya berusaha untuk setia. Dengan hanya mendekati 1 wanita saja. Akan tetapi, ada saja wanita yang mensyaratkan dirinya untuk didekati harus ada 'lawannya'. Itu aneh menurut saya. Saat saya sudah mencoba setia dengannya, dia malah meminta saya untuk tidak setia diawal mendekatinya. Jika ada yang seperti itu, maka dia akan saya tinggalkan. Saya tidak ingin ada wanita yang mempermainkan kesetiaan seperti itu.

Saya tidak pernah klop dengan paham yang mengatakan bahwa "Pacaran itu waktunya main-main. Nanti setelah nikah, baru bener-bener setia" Saya percaya pacaran adalah sebuah proses untuk menguji kesetiaan. Nah, kalo pada saat pacaran saja sudah tidak bisa setia, bagaimana saat nikah nanti?
Apalagi dengan paham bahwa pada masa pendekatan, kita bebas memilih siapa saja yang kita hendaki untuk mencari yang terbaik. Wow, bukankah selalu ada yang terbaik diatas yang terbaik? Tidakkah kalian tau itu? Jika mencari yang terbaik tidak ada habisnya.

Yang terpenting adalah mencari yang seimbang. Dia bisa menyeimbangkan kita, dan kita bisa jadi penyeimbang dia. Yang terpenting adalah mencari yang membuat hidup sempurna ketika bersama. Bukan sempurna keadaan awalnya. Semua orang tidak ada yang sempurna, namun semua orang punya pasangan yang bisa menyempurnakannya.
Dan setia adalah fokus pada seseorang yang menurut kita akan menyempurnakan hidup kita saat bersama. Meskipun pada akhirnya tidak menjadi pasangan, paling tidak kita sudah mencoba setia untuknya dari pertama. Siapa yang tidak mau jadi nomor 1? Jika seorang wanita tau hanya dirinya yang didekati dan tidak ada yang lain, seharusnya dia bangga. Dia terpilih diantara sekian banyak pesaing yang ingin menjadi pendamping pria tersebut.

Setia adalah penghargaan terhadap siapa saja yang senantiasa bertahan untuk berjuang bersama. Setia bukan hal yang bisa dipermainkan. Setia tidak hanya untuk saat terjadi ikatan resmi, namun jauh sebelum itu sudah harus dilakukan.
Maka sungguh merugilah orang-orang yang tidak belajar kesetiaan sedari awal. Karena dia tidak tau bagaimana rasanya berjuang untuk mempertahankan kesetiaan itu sendiri. Dan merugilah mereka yang meninggalkan orang-orang yang telah setia berada di sisinya.

Karena saya percaya, yang setia pada apa yang dipercayanya, maka akan diberikan kesabaran menghadapi segala ujian.

Haruskah "Earth Hour"

Pada 29 Maret yang lalu, telah diselenggarakan event tahunan dalam rangka penghematan energi yang bernama Earth Hour. Event ini pertama kali diselenggarakan pada 2007 dan dicetuskan oleh WWF bersama Leo Burnett di Sydney adalah kota pertama yang mengadakan event ini. Pada 2008, banyak negara-negara yang ikut berpartisipasi dalam kampanye Earth Hour ini.

Di Indonesia sendiri, Earth Hour baru diadakan pada tahun 2009, dan Jakarta adalah kota yang pertama kali berpartisipasi. 
inilah simbol earth hour indonesia

Total hingga tahun ini, tercatat 7000 kota di 132 negara ikut ambil bagian dalam kampanye hemat energi ini. (sumber)
Namun, bukan itu yang akan saya bahas. Saya ingin mengajak pembaca untuk melihat Earth Hour dari sisi yang lain. Saya ingin pembaca mempertanyakan 1 hal tentang acara ini, apakah event ini efektif?

Dari namanya, Earth Hour, menggambarkan bahwa cukup hanya 1 jam saja mematikan lampu, maka kita telah menyelamatkan Bumi dari dampak global warming. Dan ini adalah pemahaman orang-orang awam. Padahal sebenarnya bukan seperti itu konsep dan tujuan event ini. Event ini bertujuan untuk menjadikan Earth Hour sebagai gaya hidup masa depan, dimana manusia Bumi bisa menghemat energi dengan mematikan alat-alat listrik yang tidak terpakai. SETIAP HARI. Bukan hanya 1 jam.

Nyatanya, kegiatan ini hanya efektif sehari, dan itupun hanya pada acara tersebut, selebihnya kembali lagi ke keadaan normal. Sangat disayangkan.
Memang, diberita ini penggunaan listrik turun 236 Megawatt. Tapi masih belum terlalu efektif menurut saya. Kegiatan Earth Hour masih salah diterjemahkan oleh masyarakat pada umumnya.

Sebenarnya, tidak perlu menunggu event tahunan untuk berbuat sesuatu menyelamatkan Bumi. Banyak hal yang bisa kita lakukan. Dari hal-hal kecil saja.

Misalnya televisi, pastikan TV kalian itu benar-benar mati, bukan dalam keadaan standby, karena walaupun kalian merasa tv kalian telah mati, tetapi mode standby masih mengonsumsi listrik. Jika perlu cabut kabel tv nya dari colokan. Itu hanya 1 tv, bayangkan jika di rumah kalian ada 3 tv atau bahkan lebih dari itu? berapa banyak listrik yang bisa dihemat? Gunakan timer saat kalian akan tidur sambil menonton tv. Jangan jadikan "tv menonton kita" sebagai budaya. Harusnya kan kita yang menonton tv. hehehe

Ganti lampu neon kalian di rumah dengan lampu LED, karena lampu jenis LED bisa menghemat energi hingga 80% dari lampu neon biasa. Semakin banyak lampu neon yang diganti, semakin banyak pula energi yang bisa kita hemat. Tentunya menghemat tagihan listrik di rumah juga :)


Lakukan Sleep Hour. Ini merupakan ide saya sendiri. Konsep Sleep Hour sebenarnya meniru Earth Hour dengan sedikit modifikasi. Perbedaannya hanya pada kondisinya saja, jika EH melakukannya pada jam-jam sibuk, sedangkan SH melakukan saat jam tidur masyarakat. Dan pastinya ini dilakukan setiap hari. Karena tidak mungkin manusia tidak ada yang tidur. Saya sudah melakukan SH ini sejak lama.
sleep hour kampanye yang meniru earth hour dan dimodifikasi
ilustrasi sleep hour. sumber

Pastinya SH ini akan lebih dari 1 jam. Rata-rata orang tidur malam itu sekitar 6-8 jam seharinya. Kecuali dia memang orang yang insomnia atau hobi begadang.

Dan bagi kalian yang tidak tau, tidur dalam gelap seperti ini sesungguhnya menyehatkan. Tidur dalam keadaan gelap dapat membuat tubuh menghasilkan hormon melatonin. Dimana hormon ini hanya dapat dihasilkan saat tubuh berada dalam kondisi tidak ada cahaya. Hormon melatonin merupakan hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah tubuh dari serangan berbagai penyakit seperti kanker payudara dan kanker prostat.

Penelitian selanjutnya mengatakan bahwa tidur dalam keadaan lampu menyala, dapat menyebabkan ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel-sel kanker. sumber

Dengan mematikan lampu saat tidur, tentunya kita tidak perlu repot harus mematikan lampu kamar ketika sudah pagi. Jangankan untuk mematikan lampu, duduk di tempat tidur saja susah. Saking malasnya biasanya. hehe

Saya dulu bukan orang yang suka untuk tidur dengan lampu dimatikan. Sejak kecil saya tidur dengan lampu menyala. Sampai pada akhirnya saya mulai membiasakan diri untuk selalu tidur dengan keadaan lampu yang dimatikan. Pertama-tama pasti sulit, karena membiasakan diri dalam keadaan gelap. Tapi jika sudah terbiasa malah akan sulit tidur ketika lampu dinyalakan. 
Pelan-pelan saja mencobanya. MIsalnya dalam seminggu 3 hari tidur dengan lampu dimatikan, dan sisanya lampu dinyalakan. Jika sudah bosan 3 hari, tambah lagi intensitasnya menjadi 4 hari, begitu seterusnya hingga akhirnya kita terbiasa tidur dengan lampu dimatikan setiap hari.

Tulisan ini bukan berarti saya tidak mendukung earth hour, namun menurut saya ada yang lebih efektif daripada konsep EH ini. Jika dengan hanya EH bisa membuat dampak yang signifikan, bagaimana jika SH diterapkan? Pasti lebih banyak dampak positif yang dihasilkan.

Selalu mulai perubahan dari diri sendiri. Walaupun hanya hal kecil.
Semoga bermanfaat.

Menonton Di Bioskop

Zaman sekarang siapa yang belum pernah nonton film di bioskop? Tentu saja semuanya pernah. Ada yang menonton bersama pasangan, bersama teman-teman, bersama keluarga, bahkan ada yang menonton sendirian. Tapi, bersama siapapun menonton filmnya itu tidak jadi masalah. Pihak bioskop ga bakal nyuruh kalian pulang, kalo kalian cuman nonton sendirian. Paling-paling mba-mba yang suka nyobekin tiketnya bakal nyegir kuda ngeliatin kalian yang sendirian. hehehe
enak banget ya kursinya kaya gitu. via blogs.rue89.nouvelobs.com
Balik lagi ke topik, menonton di bioskop. Sadarkah kalian sebenarnya peraturan menonton di bioskop itu lebih banyak daripada yang tertera di bioskop itu sendiri? hmm yaa.. ga gitu juga sih sebenernya. Tapi bukan berarti yang tidak tertulis di sana adalah hal yang sah-sah saja dilakukan. Mungkin ini beberapa hal yang semestinya TIDAK kalian lakukan saat menonton di bioskop.

1. Berbicara Terlalu Nyaring

dilarang berbicara nyaring di bioskop
dilarang ngobrol terlalu nyaring ! via kaskushotthreads.blogspot.com
Yang paling sering dilakuin kayanya ini,ya. Ada aja penonton yang kampungan ngobrol saat filmnya udah mulai, dan suara ngalah-ngalahin suara film itu sendiri. Mengganggu. Sudah jelas tidak menghormati orang lain yang sedang nonton di studio itu. Mungkin waktu di sekolah orang-orang macam ini selalu ngobrol saat gurunya menjelaskan pelajaran di depan kelas kali,ya.
Berbicara sewajarnya jika memang ingin berbicara dengan orang lain di bioskop. Tidak perlu berteriak-teriak dan mengganggu orang lain yang sedang asyik menonton. Berbisik saja cukup. Hormati orang lain lebih dulu, jika kamu ingin dihormati mereka. Simpel,kan?

2. Memainkan Handphone
via i.brta.in
Saat film akan dimulai, lampu akan digelapkan oleh pihak bioskop. Agar penonton lebih fokus kepada film itu daripada yang lain. Namun, ada saja penonton yang hobi memainkan handphone di saat film sedang diputar. Menurutnya mungkin tidak mengganggu, asalkan tidak dibunyikan. Tapi itu tetap saja mengganggu. Pertama karena cahaya dari handphone tersebut menyilaukan. Kedua, untuk apa memainkan handphone saat menonton film? Oke, kalo itu penting tidak masalah, kalo hanya untuk update status atau nge tweet mengomentari filmnya itu perbuatan yang sangat sia-sia. Kalian bisa saja melewatkan adegan seru di film itu saat kalian memainkan handphone.

Sesulit itukah menahan diri untuk tidak memainkan handphone selama 2 jam saat menonton film dibioskop? Apa perlu signal jammer dulu biar kalian ga bisa ngapa-ngapain handphone saat di dalam studio? (yang ga tau signal jammer harap googling, jangan males)
Mulai sekarang, STOP MEMAINKAN HANDPHONE saat menonton di bioskop !

3. Menerima Telpon
mengangkat telepon saat menonton film
via petualangunik.blogspot.com
Ini level selanjutnya dari no. 1 dan 2. Sudah pasti dia tidak akan sadar kalo suaranya itu akan lebih keras daripada suara film. Dan pasti akan sangat mengganggu orang lain yang menonton. Jika memang tidak terlalu penting, tidak usah diangkat dan beritahu si penelpon untuk menelponmu lagi nanti. Jika memang harus diangkat, silahkan keluar dari bioskop lebih dulu, dan angkat telpon di luar studio. Selain menyelamatkan muka kalian dari malu, kalian lebih bebas berteriak teriak (jika kalian mau) karena tidak ada yang mengganggu di luar studio.
Saya menemukan berita menarik mengenai penggunaan handphone saat di bioskop ini, silahkan baca di sini. Semoga berita itu membuat kalian sadar,ya, para oknum yang sering memainkan handphone di bioskop.

4. Membawa Balita
 
via grosir.kebutuhanbayi.com

Apakah kalian para orang tua bangga membawa anak balita kalian menonton ke bioskop? semoga tidak. Karena memang tidak patut dibanggakan, kalo menurut saya. Balita mana mengerti film-film orang dewasa seperti itu? Yang ada mereka merengek minta pulang dan akhirnya menangis sekeras kerasnya karena orang tuanya tidak menghiraukan rengekannya. Orang tua yang sok gaul seperti ini yang patut kita hindari, karena mengganggu. Bagi ortu yang sadar diri, mereka akan segera bergegas keluar untuk menghentikan tangisan anaknya. Namun, yang merasa tidak peduli dengan orang lain, mereka akan melakukannya di dalam studio ! ya, di dalam studio. Sangat mengganggu bukan?

Semoga para orang tua mengerti, jika ingin menonton ke bioskop, pastikan usia anak anda tidak balita lagi. Dan pastikan film yang ada tonton bergenre SU (Semua Umur), atau BO(Bimbingan Orangtua) atau yang paling aman genre A(Anak-anak). Bukan film D(Dewasa) yang menampilkan adegan ciuman, sensual, dan berdarah-darah yang seharusnya tidak ditonton anak seusia mereka.

5. Meninggalkan Sampah
via kacamatakampret.blogspot.com
Penonton yang baik tidak meninggalkan sampah yang dibawanya ke dalam bioskop. Studio bukan tempat sampah. Jangan hanya rajin membawa makanan ke dalam studio saja, tapi membuangnya malas.

Teman saya pernah ngeluh, di salah satu bioskop di daerah pulau Jawa sana, ada tikusnya ! Mungkin itu salah satunya karena ada oknum penonton yang malas buang sampah dan meninggalkannya di studio. Petugas di studio juga ga bisa terus-terusan cek studio apakah ada sampah yang tersisa di sana, maka jadilah tikus bersarang di studio tersebut. Entah sekarang bagaimana nasib studio tersebut.

Nah, kalo studio kalian tidak ingin dihuni oleh makhluk seperti tikus dkk itu, jaga kebersihan studio, bawa sampah yang kalian hasilkan saat menonton, dan buang di tempat sampah yang ada di luar studio.
Jangan jadi pemalas !


Tambahan

6. Angkat Kaki ke Kursi di Depan
via petualangunik.blogspot.co.id
Ini sih udah ga ketolongan ga sopannya. Pernah liat kelakuan penonton yang kaya gambar di atas? Copot sepatunya, lemparin ke bawah studio, biar dia ambil sendiri. hahahaha kejam banget ya. Ngeselin sih. Orang ga tau sopan santun kaya gitu emang patut dibikin malu. Biar tau gimana tersinggungnya orang. Kamu nonton dibioskop bukan berarti bisa seenaknya. Hargai orang lain, kalo cuman mau enaknya mending nonton di rumah atau bikin bioskop pribadi sendiri aja.

7. Bikin "Film" Sendiri
via tololpedia.wikia.com
Kalo ini sih saya no comment aja lah. Kalo mau melakukan yang esek-esek cari tempat yang lebih elit dikit laa.. Masa di bioskop disempet sempetin sih? Ditahan ya ditahan.


Semoga dengan membaca tulisan ini, kita jadi lebih menghormati penonton yang lain di bioskop. Terimakasih telah membaca sampai habis. Silahkan beri kritik dan saran di kolom komentar. Komentar yang berisi ya. Biar enak dibacanya.