Akhir-akhir ini rame banget pembahasan soal AI di Indonesia. Terlebih isu ini diangkat langsung sama Wakil Presiden Republik Indonesia sendiri. Perkembangan AI di Indonesia menurut gue cukup masif dan bahkan sudah ada yang mulai ngajarin bikin prompt dan jualan dari AI.
Gue salah satu orang yang setuju jika AI ini adalah terobosan baru dan sangat membantu produktivitas. Gue memanfaatkan AI untuk beberapa kegiatan, entah itu untuk kerjaan ataupun untuk aktivitas media sosial. Keberadaan AI sangat memudahkan gue untuk bisa melakukan brainstorming secara mandiri.
Keberadaan AI di satu sisi sangat membantu orang-orang kayak gue yang perlu sedikit inspirasi. Terkadang mencari di google tidak semudah yang mengetikkan kata kunci seperti yang dulu. Karena kebanyakan artikel yang dimunculkan cenderung kurang informatif dan tidak membantu menyelesaikan masalah, setidaknya menurut gue.
Ketika AI muncul dan mulai mendisrupsi ke kehidupan masyarakat, semuanya berubah. AI dianggap sebagai ancaman untuk sebagian kalangan. Karena bisa membantu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rutinitas yang monoton. Pekerja di kalangan seperti ini sangat mungkin digantikan perannya oleh AI.
Sekarang kita masuk ke intinya, ketika AI menjadi ancaman untuk manusia, gimana caranya biar kita tetap bisa survive dalam hidup terutama dalam karir pekerjaan?
1. Jangan pasrah aja!
Ketika gempuran Ai menyerbu, lu jangan pasrah aja. AI itu ciptaan manusia, sementara lu adalah manusia. Masa lu bisa kalah sama ciptaan sesama lu juga? Ga logis, kan? Semua yang berasal dari manusia, bisa dikalahkan oleh manusia lainnya juga.
Salah ketika AI menyerbu lu malah pasrah sama keadaan! Menunggu untuk hancur dengan sendirinya. Lu kan manusia, punya akal, let me tell you something: akal manusia itu tak terbatas! Akal manusia hanya dibatasi oleh manusia itu sendiri. Ketika lu pasrah, artinya lu yang membatasi diri untuk berkembang lebih baik.
2. Kembangkan kemampuan diri
Kemunculan AI seharusnya bisa jadi "berkah" buat lu. Artinya ada kesempatan yang terbuka lebar untuk berkembang. Ketika lu terpapar dengan teknologi baru, lu punya peluang untuk punya pengetahuan lebih dulu daripada orang lain. Pelajari lebih dulu, membuat lu selangkah lebih maju daripada manusia lain.
Okelah kalo misalnya lu ga mau mendalami AI karna lu ga ngerti ilmunya. Ga masalah, dalami aja ilmu yang lu suka menggunakan AI tadi. Cari tau lebih banyak, gali lebih jauh sesuatu yang lu suka menggunakan AI. Manfaatkan AI untuk mengembangkan skill dan hobi yang lu suka.
3. Punya lebih dari 1 keahlian
Rasanya ga wajar kalo masih ada orang yang belum bisa nambah skill baru di era internet sekarang ini. Karena ilmu gratis itu banyak banget bertebaran dan bisa langsung dipraktikkin, kalo orangnya mau. Apalagi sekarang udah ada AI, harusnya semakin mudah lagi untuk bisa mengembangkan skill atau nambahin skill.
Ketika lu cuman punya 1 skill tapi pada saat yang sama AI bisa punya 3-5 skill sekaligus, lu akan dengan mudah tergantikan. Makanya orang dengan keahlian yang minim ataupun basic, biasanya akan paling terdampak dengan adanya AI. Bisa jadi dampaknya ada di lu juga.
Gue sarankan untuk punya keahlian lebih dari 1, bahkan kalo bisa lebih dari 2. Fokusin selama 6 bulan untuk belajar keahlian baru itu. Harus konsisten, disiplin dan komitmen sama diri sendiri sama keahlian yang baru itu. Demi masa depan lu juga, bukan buat gue.
4. Manusia punya "rasa"
Kalo lu sering make AI untuk kegiatan produktivitas lu, harusnya lu sadar akan sesuatu. AI tuh ga punya "rasa" sama sekali. Ga punya emosi, ga punya ekspresi, bahkan ga punya empati. Ga kayak manusia yang punya hati, emosi dan ekspresi atas suatu hal.
Keberaadaan AI sejatinya tidak dapat menggantikan manusia, karena manusia dan AI jelas sekali perbedaannya. AI dibuat oleh manusia, sementara manusia buatan Yang Maha Pencipta. Sesuatu yang masih dibuat oleh manusia, akan dapat "dikalahkan" oleh manusia lainnya.
Jadilah manusia yang punya hati ketika melakukan pekerjaan sehari-hari. Berikan "rasa" sama kerjaan yang lu lakukan. AI tidak memiliki emosi ketika berinteraksi dengan siapapun, AI itu tidak memiliki rasa. Jadi, ketika lu sedang berinteraksi dengan atasan/bawahan atau customer lu, pastikan lu ngasih rasa yang positif ke mereka.
Ketika ada yang ngobrol sama lu, rasakan emosinya dan bersimpatilahnya untuknya. Dengan begitu, lu akan jadi manusia yang berbeda dari manusia yang lain meskipun posisi/jabatan lu sama kayak mereka. Tapi ketika lu bisa membuat orang merasa, maka lu akan jadi beda di mata mereka.
5. Tidak menolak perubahan
Ini yang paling penting: mau menerima perubahan. Ga banyak orang mau berubah karena merasa udah nyaman sama keadaan yang sekarang. Padahal kenyamanan itu menjebak. Bikin kita jadi ga bertumbuh, ga berkembang dan ketinggalan sama yang lain.
Berubah itu emang ga enak, sakit dan berdarah-darah. Tapi itu lebih baik daripada lu digerus oleh zaman dan akhirnya ga kepake dimanapun. Ga ada yang lebih menyedihkan daripada seonggok manusia yang punya peran apa-apa untuk orang sekitarnya. Hidup tapi ga ada fungsinya buat masyarakat, buat apa?
Hanya orang yang terbiasa dengan perubahan yang bisa bertahan. Dunia ini ga sedatar yang lu pikirkan. Jangan membuang semenitpun dalam hari lu untuk ga melakukan persiapan terhadap perubahan yang terjadi. Karna begitu lu siap menghadapi perubahan, lu ga gampang tergantikan sama yang lain.
* * *
Buat gue, keberadaan AI sama sekali tidak bisa dihindari. Daripada marah-marah karna terancam oleh AI, lebih baik memanfaatkannya buat keuntungan diri sendiri. Gue tau lu marah-marah tu bukan karena merasa terancam, tapi karena malas untuk belajar karena udah nyaman sama apa yang lu punya sekarang.
Kita manusia, punya kemampuan beradaptasi yang canggih. Sejak ada manusia pertama kali di dunia ini, manusia ga pernah berhenti berubah. Kalo lu ga berani menghadapi perubahan, gue curiga lu bukan manusia, deh kayaknya. Lu harus berani menghadapi perubahan.
Perubahan pasti terjadi, entah itu lu yang berubah karena keinginan atau lu berubah karena keadaan. Jangan sampai lu berubah karena kondisi yang terakhir. Itu berat banget, percaya sama gue.
0 Comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan isi dari tulisan ini. Hargai dengan tidak berkomentar sekadar hanya untuk menaruh link blog anda. Terimakasih. Buat yang terindikasi spammer, akan langsung saya hapus dan report spam.