Kenapa Produk/Jasa Saya Ga Laku-Laku?

Saya jadi kepikiran untuk nulis ini karna terinspirasi dari video youtube-nya Koh Denny Santoso tentang orang gagal yang tidak pernah sukses. Inti dari video itu adalah tentang anda yang harus menyadari permasalahan marketingnya dimana.



Tetapi kebanyakan orang (mungkin juga termasuk anda), selalu melihat dari sisi eksternalnya. Produknya lah yang salah, mentornya lah yang ga bener ngajarinnya, harganyalah yang kemahalan. Alasan-alasan yang dicari-cari untuk menutupi kelemahan diri sendiri yang sebetulnya GA BISA JUALAN.

Tau solusinya? Ya belajar! Ubah mindset-nya.

Ubah pikiran dari menyalahkan orang lain dengan memperbaiki kualitas diri. Kalo orang lain bisa, kenapa anda tidak? Barti masalahnya ada di anda, bukan dia, apalagi sampe nyalahin calon buyer. Itu bukan mental bisnis banget, coy!

Kalo anda ngerasa harga produk anda kemahalan untuk ditawarkan, tambahin value produknya + harga value-nya juga kalo perlu. Biar orang ngerasa produk yang anda tawarkan menjadi "murah" di pikiran mereka. Gausah takut produk anda kemahalan, toh Ferrari yang harganya bermilyar-milyar itu laku juga, kok.

Belajar berdamai dengan diri sendiri itu penting banget. Karna dari situ anda bisa tau kekurangan anda dimana dan bisa memperbaikinya. Trus hubungannya dengan produk ga laku dimana?

Berdamai dengan diri sendiri membuat anda menjadi seorang yang peka. Diri anda menjadi lebih peduli terhadap apa yang terjadi di sekeliling. Sehingga lebih mudah menerima kekurangan dan memperbaikinya.

Ketika anda menjual produk/jasa anda, tentu anda bisa mengevaluasi apa yang kurang. Kalo masih belum ahli dalam teknik closing, belajar teknik closing. Gratisan bisa di youtube, mau berbayar banyak ecourse yang ngajarin teknik closing. Usaha lebih keras kalo mau jadi lebih baik.

Kalo masih belum ngerti teknik marketing, belajar teknik marketing. Saya dulu buta banget soal jualan kayak begini. Berasa goblok banget, ga ada bakat dan sebagainya. Tapi entah kenapa hati saya tergerak untuk mempelajari ilmu ini. Dan setelah mengerti kayak gimana, ternyata asik banget! 

Semua hal itu bisa dipelajari, kok. Setiap 1 masalah, Tuhan selalu kasih minimal 1 solusi. Ga ada masalah yang ga ada solusinya. Tinggal anda, mau nyari solusi untuk ngelarin masalahnya atau nyalahin orang karna ga bisa mecahin masalah anda?

Mindset internal ini menurut saya krusial banget. Karna ini adalah pondasi awal saat anda akan mulai menjalankan bisnis. Ketika mindset-nya udah salah, maka ke depannya juga bisa salah. Ujung-ujungnya nyalahin orang lain juga, padahal anda-lah masalah sebenarnya.

Orang yang tidak mau belajar, sesungguhnya adalah orang paling sombong di dunia. Bahkan orang sukses macam Mark Zukerberg, Bill Gates terus menerus belajar untuk meningkatkan kapasitas diri. Masa anda yang bukan siapa-siapa malah malas belajar?

Kalo pengen dapetin info terupdate tentang mindset bisnis dan info tips trik mengenai sosial media marketing bisa join langsung ke channel telegram saya

Bulan Februari ini saya juga curhat terselubung tentang instagram marketing di blog saya yang lain. Kalo pengen dapetin materinya langsung bookmark blog teknologi saya, ya!

CITILINK KETERLALUAN!

Tahun 2017, setiap kali bepergian ke pulau Jawa saya selalu naik pesawat singa. Secara itu kan maskapai umat sejuta (bukan sejuta umat, ya!) ya kan? Gapapa kualitas pelayanannya ga karu-karuan yang penting murah.



Di 2018 sedikit beda, saya secara ga sengaja pake Citilink karena harga tiketnya waktu itu lebih murah daripada maskapai singa. Maklumlah, bukan orang pemerintahan jadi naiknya yang Citilink dulu. Kalo udah jadi orang pemerintahan pasti naik "ibunya" Citilink ya kan? Hahahah..


Buat orang awam kayak saya, ngeliat harga yang hampir sama nominalnya di antar 2 produk pasti bakalan ngerasa sama aja kualitasnya dengan produk yang serupa harganya. Ya ga? Itu yang terjadi ketika saya tau Citilink harganya hampir sama kayak maskapai singa.


Hal pertama yang mengubah pandangan saya tentang maskapai ini adalah
 Jadwal keberangkatannya yang on time banget! Dengan harga yang ga terlalu jauh bedanya dengan si singa, saya berharap dapat kualitas pelayanan yang kurang lebih sama. Delay 2 jam dikasih tau 1 jam setelahnya jadi kompensasinya cuman makan ringan bukan makan berat, misalnya.

Saya baru menyadari keterlaluannya Citilink ini sewaktu berangkat menuju Pulau Jawa beberapa waktu yang lalu. Saya pikir, kalo pesan tiket 2 bulan sebelumnya akan jauh lebih murah daripada pesan tiket dekat hari keberangkatan. Jadilah pesan tiket Citilink karna ngerasa harganya lebih bersahabat daripada singa.



Beberapa hal lain yang menurut saya bikin Citilink keterlaluan adalah:

  1. Kabinnya crewnya ga berisik. Dalam artian ga banyak pengumuman lewat yang bikin penumpang terganggu. Saya pernah naik pesawat yang cabin crew-nya ngasih pengumuman kayak 5-10 menit sekali. Macam alarm bangun tidur di hp saya. Kesel banget dengarnya. Di pesawat kan pengennya selow, istirahat gitu tapi malah dipaksa denger pengumuman.
  2. Landing-nya super mulus! Salah satu ciri pilot yang punya jam terbang tinggi adalah bikin landing pesawat ga berasa kayak landing. Dan pilot Citilink ngebuktiin hal itu, ga cuman sekali tapi 2 kali! Karna saya PP semua pake pesawat Citilink. Yah kalo ga percaya boleh dibuktikan sendiri, ya.
  3. On time banget! Ini yang paling saya suka. Meskipun maskapainya berharga hampir sama dengan singa, tapi soal ketepatan waktu Citilink patut diacungi jempol. 2 kali terbang pake Citilink dari Banjarmasin dan dari Surabaya, dua-duanya selalu tepat waktu.
Pantas aja kalo Citilink diganjar penghargaan 4 stars low cost carier versi Skytrax. Artinya walaupun berstatus LCC, tetapi kualitas Citilink sudah setara maskapai berbintang 4. Kenapa malah memuji nih!? Padahal kan mau ngata-ngatain ini!

Saya beneran ketipu sama harga tiket Citilink. Saya pengennya dapat pengalaman buruk malah dapetnya yang bagus-bagus semua! Keterlaluan emang, ya. Kasian nanti si singa ga ada saingan lagi kalo si tiling kayak gini terus.

citilink keterlaluan


Kebetulan saya juga ga dibayar sama sekali untuk bikin tulisan ini, jadi bebas buat ngata-ngatain. Lagian ngapain saya bikin tulisan buat muji-muji doang? Orang-orang ga akan baca kalo isinya pujian. Netizen zaman sekarang sukanya konten caci maki dan sumpah serapah hahaha.

Btw, saya juga sempat protes harga tiket pesawat akhir-akhir ini jadi mahal. Terus kata salah satu anggota grup ada yang bilang "bukan tiketnya yang kemahalan, kamunya aja yang miskin!" Saya langsung tertohok. Ada benernya juga, sih.

Oleh karena itu, biar ga dikatain miskin lagi saya sedang merintis bisnis digital marketing. Pelan-pelan coba ngebangun pasar sendiri, walaupun ga mudah tapi sambil belajar insya allah akan ada hasilnya. Doakan saya semoga ga jadi orang miskin lagi, karna jadi orang miskin itu ga gampang. Apalagi jadi orang kaya. 

Tapi kalo jadi orang kaya, bisa ngatain orang miskin kayak anggota grup tadi. Hahahaha.. Mau miskin apa mau kaya? Itu pilihan Anda masing-masing. Kebetulan saya punya channel telegram yang share info-info dan mindset bisnis buat anak muda. Anda yang belum join silakan join ke channel Anak Muda Pebisnis Sukses, ya! Biar sama-sama jadi pebisnis sukses dan handal. Aamiin.

Pentingnya Sebuah Mindset

Beberapa hari yang lalu, saya sempat sedikit mengulas mengenai prioritas antara skill dan tools, bisa Anda baca di tulisan saya yang berjudul skill atau tools: mana yang lebih baik ini.



Kali ini saya akan membahas hal yang lebih fundamental sebelum bergerak ke skill ataupun tools. Yaitu bagaimana membuat mindset kita menjadi lebih terbentuk jika ingin lebih mendalami dunia internet/digital marketing. Ga cuman buat digital marketing sih, semua kegiatan bisnis online maupun offline harus punya mindset yang "benar" dulu, sebelum terjun langsung.


Mindset secara harfiah artinya pola pikir. Sebuah pola pikir tercipta karena cara pikir kita yang dibentuk oleh lingkungan sekitar. Apabila lingkungan sekitar kita lebih banyak pengaruh negatif, maka cara pikir kitapun biasanya akan seperti itu.


Menurut saya, mindset hanya akan bisa berubah karena 2 hal. Pertama adanya kemauan dari Anda sendiri yang ingin berubah. Mindset akan terbuka dan berubah ketika memang ada niat yang kuat dan bulat untuk berubah jadi lebih baik. Perlu konsistensi tingkat tinggi biar mindset bisa diubah secara menyeluruh.


Hal kedua yang bisa membuat mindset seseorang bisa diubah adalah faktor eksternal. Seperti yang saya bilang di atas tadi, kalo mindset seseorang terpengaruh dari lingkungan sekitarnya. Ketika lebih banyak pengaruh negatif, maka yang akan Anda terima adalah pikiran yang negatif terus.


Jadi ketika ingin punya mindset yang positif perihal bisnis/marketing, bergaul atau berkumpul dengan sesama mereka yang punya ketertarikan yang sama. Sekarang zaman serba mudah! Kalo ga ketemu temen sepemikiran secara offline, cari yang online! Ga ada yang ga mungkin! Semua masalah pasti ada solusinya, tinggal Anda aja gimana? Mau nyari solusinya apa ga? Haha..


Kalo online cari komunitas yang sama dengan interest kita. Misalnya kalian tertarik sama digital marketing, bisa cari komunitas bisnis online. Atau internet marketer terkenal macam Kang Dewa Eka Prayoga atau Koh Denny Santoso. Bisa juga komunitas bisnis anak muda macam Pasukan Alona atau Anak Muda Pebisnis Sukses yang sedang saya rintis.


Kalo offline bisa tanya-tanya dulu ke temen-temen yang udah gabung duluan di komunitasnya. Misalnya kayak di sini tuh ada komunitas pedagang bukalapak, nah kadang tiap hari tertentu mereka suka kumpul-kumpul sesama penjualnya. Keren kan? Saling support sesama penjual.

Dengan berkumpul, mindset Anda akan lebih terbentuk dengan cepat. Karena terus bersama dengan orang-orang yang udah punya mindset terstruktur. Lama-lama mindset Anda akan berubah dengan sendirinya.

Ingat kata pepatah:
Bergaul dengan penjual parfum, kita akan ikut terkena wanginya
Jadi kalo pengen punya mindset yang bagus soal usaha/bisnis, buka dulu pikiran Anda mengenai dunia usaha. Kalo emang ikhlas dan niat ngejalaninnya, pasti akan dibukakan jalan kok. Saya yakin, karna ini adalah pengalaman pribadi hehe.


Pengen Berlangganan Email Mindset Bisnis?

Masukkan email Anda yang paling aktif di bawah ya!
Powered by Kirim.Email

Skill Atau Tools? Mana Yang Lebih Baik?

Sebelumnya saya minta ridho dan minta halal jikalau yang bagikan ini terlihat seperti sok tahu sekali. Tapi ini saya bagikan semata-mata karna memang niat saya untuk membagi apa yang saya dapatkan dari belajar ilmu digital marketing selama ini. Sayang aja gitu kalo cuman saya yang dapat ilmunya sedangkan temen-temen yang lain ga.



Padahal ilmu marketing ini kita akan terus-terusan pake di kehidupan sehari-hari. Ilmu marketing juga bisa dipelajarin sama semua orang, siapa tau dengan saya share mindset-mindset marketing ini teman-teman bisa belajar pelan-pelan masuk ke dunia yang baru. Jadi ilmunya pelan-pelan nambah gitu.


disclaimer: semua tulisan yang tergabung dalam kategori mindset adalah hasil rangkuman saya terhadap materi-materi yang dibagikan oleh mentor-mentor di bidang digital marketing. Bukan jiplak tapi saya tiru lalu saya modifikasi sesuai dengan gaya tulisan saya.


Mari kita mulai!


Skill atau tools mana menurut teman-teman paling utama? Menurut saya pribadi, skill harus diutamakan lebih dulu. Karena tanpa skill, tools ga akan banyak membantu. Pernah dengar kan ujaran "teori tanpa praktik = 0"? Itu bener banget menurut saya. 


Karena dengan praktik, kita punya pengalaman lebih daripada yang cuman belajar lewat teori doang. Lagian ilmu tanpa praktik itu susah, kita ga dapat apa-apa selain ilmunya. Padahal dari praktik itu kita bisa ketemu hal-hal baru yang ga ada di teori.


Tools atau alat akan minimalis kegunaannya kalo skill kita belum maksimal. Gimana cara mengasah skill? Sering-sering latihan. Bruce Lee pernah bilang "Aku lebih takut dengan orang yang punya 1 jurus tapi melatihnya 1000 kali, daripada dia yang punya 1000 jurus tapi cuma 1 kali melatih".


Skill penjualan itu ada macam-macam. Mulai dari membuat copywriting yang bikin orang penasaran, membuat caption yang mengundang interaksi, bikin foto yang mengundang komen dan likes banyak, dan lain sebagainya.



Awalnya ga tau sama sekali sama hal ini. Sampai ikutan kursus gratis di indonesiax waktu itu, akhirnya tau bahwa ilmu marketing ini luas banget. Dan menarik untuk ditelisik lebih dalam. Karna basic-nya ilmu marketing adalah menulis! Kebetulan banget menulis udah ditekuni dari dulu tapi ga berorientasi ke marketing.

Pelajari dulu skiilnya, sambil pelan-pelan praktek ilmu yang udah diajarkan. Biar bisa tau salahnya dimana, yang bagus kayak apa. Karna beda target market beda pendekatan dan cara promosinya. Jadi ga bisa 1 skill untuk dipake ke semua target. 


Buat saya, mindset sebelum membuka usaha digital marketing itu harus bener dulu. Karena kalo mindset-nya udah salah, maka ke depannya akan sulit diubah. Untuk itulah pentingnya belajar skill digital marketing lebih dulu, sebelum mikirin mau jualan apa di internet.


Gunakan tools kalo udah yakin skill yang udah beberapa disebutin tadi udah cukup menghasilkan. Kalo belum, latih lagi sampai bener-bener ngerti dan paham dimana polanya. Karna kalo udah ketemu polanya, pelan-pelan kita akan ngerasain pertumbuhan usaha kita dengan sendirinya.



JANGAN LOMPAT-LOMPAT!

Yang paling sering dilakuin pemula kayak kita adalah belajarnya lompat-lompat. Ilmu yang 1 belum kelar, udah belajar ilmu yang lain. Akhirnya ilmu yang didapat cuman setengah dan ga kelar. Karna ilmu yang cuman setengah-setengah malah jadi kebingungan sendiri waktu praktik.

Belajar itu kayak kita waktu sekolah dulu, pelan-pelan aja. Gausah buru-buru, ga ada yang ngejar juga. Pelajari dari hal paling dasar dulu, kenalan sama dunia jualan online. Kalo udah akrab, baru masuk ke langkah berikutnya, gimana jualan di dunia online di tengah ketatnya persaingan penjual.


Indonesia itu penduduknya 250 juta jiwa! Masa ga bisa ngejual 1 barang doang? Inilah pentingnya skill! Bukan karna instagram bukan karna tokopedia ataupun bukalapak produk kita bisa laku, tapi karna skill jualan kita yang berhasil menghipnotis calon pelanggan.

Saya sering banget baca keluhan temen-temen di grup yang katanya udah pake fb ads atau ig ads tapi bukannya laku malah boncos. Setelah ditanya-tanya, dia teknik closing aja belum ngerti. Itu karna lompat-lompat belajarnya!

1 pesan mentor saya yang paling melekat adalah jualan di media sosial itu jangan pengen laku dulu, yang penting action! Bener banget sih! Karna kalo ga action-action gimana bisa ngerasain pengalaman sedap-sedap endeus jualan online? Hahahha..

Udah ah segitu dulu, ya! Kalo pengen dapetin tulisan-tulisan mindset soal dunia marketing yang asyik ini, silakan masukin email kalian di bawah:


Berlangganan Email Mindset Bisnis

Masukkan email Anda yang paling aktif di bawah ya!
Powered by Kirim.Email

Kalo pengen join channel telegram (update tiap hari, insya allah) silakan klik link ini ya @pebisnisukses 

Share kalo menurut kalian artikelnya bermanfaat ya!
Terima kasih.

JANGAN MENABUNG!

Kita udah didoktrin dari kecil dengan pepatah "hemat pangkal kaya". Jadi apapun yg kita lakuin berhubungan dengan duit, harus dihemat biar bisa cepat kaya.

Apa apa hemat, dikit dikit nabung dikit dikit nabung, nabung kok cuman sedikit?




Dulu mikir kalo nabung uangnya bisa disimpan untuk kemudian dipake di masa depan. Jadi gapapa kerja mati-matian sekarang, nanti hasilnya bisa dinikmatin belakangan.

Setelah saya belajar tentang marketing, terutama digital marketing, mindset saya berubah. Ga lagi hemat pangkal kaya, karna kalo dihemat bisanya ya cuman "kaya" ga "kaya banget" gitu. Paham ya maksudnya? 😂

Mindset saya berganti, daripada nabung buat jadi kaya, kenapa ga uangnya yang digunain buat investasi dapetin ilmu baru? Istilah kerennya "investasi leher ke atas". Investasinya bisa berupa apa aja. Entah itu ikut seminar bisnis, beli ebook premium, beli e-course tentang digital marketing dan sebagainya.

Jadi daripada ngendap jadi saldo tabungan mending 
uang yang kita dapetin itu diubah jadi sumber daya baru yang lebih bermanfaat. Jadi sekarang investasi kita ga berupa uang aja, tapi juga ada ilmu yang bisa kita pake dikemudian hari. Gimana? Asik kan?

Misalnya, kita ga ngerti ilmu marketing ikut kursus marketing sama mentor yang udah terbukti menghasilkan. Ga ngerti ilmu public speaking kursus public speaking. Ga ngerti ilmu nulis, beli buku/ikut pelatihan kepenulisan. Semua ada ilmu dan semua bisa dipelajari. Tinggal kitanya, mau apa ga berinvestasi dengan cara kayak begitu?

Semua ilmu itu bisa dipelajari kok asal ada niat dan kemauan. Apalagi kalo berbayar ilmunya, rasanya sayang banget udah bayar tapi ga kepake kan ilmunya? Kecuali kamu anak sultan yang bingung ngabisin duit buat apa, ya mungkin ga akan nyesal sih beli tapi ga dimanfaatin hahaha.


Tapi intinya adalah take action! Karna mau gratis ataupun bayar, kalo kita ga langsung praktek dna suka nunda-nunda sesuatu, ya sama aja bohong. Seorang yang sukses itu tidak ada alasan untuk menunda kesuksesannya. Hanya orang malas yang suka menunda kebahagiaan dirinya sendiri :D

Jadi stop menabung dan investasi knowledge biar bisa berkembang jadi pribadi yang lebih bermanfaat buat orang banyak 😄😄


Ga pengen ketinggalan tulisan tentang mindset marketing lainnya? Silakan tulis email kalian di bawah ya!



Berlangganan Email Mindset Bisnis

Masukkan email Anda yang paling aktif di bawah ya!
Powered by Kirim.Email
Seedbacklink