Mengapa harus Pa Anies?

Mungkin kalian bertanya-tanya, mengapa saya perlu repot-repot mendukung orang yang masih belum tentu dipilih sebagai calon presiden 2014 nanti? Mengingat Pa Anies Baswedan masih bertarung dalam konvensi capres Partai Demokrat dengan para kandidat calon yang lain.

anies baswedan
via aniesbaswedan.com
Alasannya adalah saya percaya beliau adalah orang yang tepat untuk memimpin negeri ini. Karena Pa Anies memberikan harapan, bukan janji. Saya sudah bosan melihat muka-muka lama yang menawarkan janji tanpa bukti. Saya ingin ada orang yang berintegritas, kompeten, dan bersih dari catatan kriminal untuk memimpin negeri ini.

via aniesbaswedan.com
Sosok beliau ini sosok yang berbeda latar belakangnya dari yang lain. Beliau berawal dari akademisi, seperti yang sudah saya infokan, bukan dari kalangan politisi ataupun militer seperti kebanyakan calon-calon yang lain. Kalian tentu bosan melihat calon pemimpin dari militer terus, dari keturunan pemimpin masa lampau terus. Pa Anies adalah pembeda dalam pertarungan capres kali ini. Mudah-mudahan beliau terpilih mewakili Partai Demokrat nanti. Dan jika ini terwujud, kita akan memiliki calon dari akademisi (lagi) setelah sekian lama kita tunggu-tunggu.

Konsep kepemimpinan yang dibawa Pa Anies dalam tiap kampanyenya
Konsep kepemimpin orkes Angklung yang dibawa oleh Pa Anies, memberikan harapan. via aniesbaswedan.com

Jika kalian ogah mendukung Pa Anies karena dari Demokrat yang partainya cenderung bercitra negatif, saya akan balik bertanya dengan kalian, partai mana yang paling bersih di negeri ini? Sudah sejak mendekati tahun politik, semua partai seolah "berlomba-lomba" untuk menghancurkan partai yang menjadi oposisinya. Apalagi saat sekarang? Pa Anies pernah berkata, "Hari ini institusi mana yang bebas dari praktek korupsi? Haruskah saya menunggu sampai semua partai bersih baru saya ikut turun tangan dan mengurus Republik ini? Korupsi merajalela bukan hanya karena jumlah orang jahat banyak tapi juga karena ada orang-orang baik yang mendiamkan. Dan saya pilih untuk tidak mendiamkan itu semua"

via aniesbaswedan.com

Dan saya pun tidak akan tinggal diam dengan mendiamkan orang baik dan berintegritas untuk kalah dalam pesta demokrasi ini. Saya tidak ingin menjadi penonton saja, dan menjadi penggerutu di masyarakat, di twitter atau media sosial lainnya. Karena percuma menjadi penggerutu, toh itu juga salah dia. Karena dia hanya menjadi penonton atau golput istilah sekarang. Dan dia berkontribusi membuat orang baik itu kalah dan membuat orang-orang dengan kekuatan uang mendominasi negeri ini. Sehingga masalah negeri ini pun tidak dapat terselesaikan.

Hari ini masih saja ada yang mengharapkan uang dari caleg-caleg yang berkampanye di daerahnya. Tak taukah mereka bahwa mereka telah ditipu? Caleg-caleg itu memberi uang sebesar 50ribu sampai 100ribu agar warga daerah itu memilihnya. Itu uang untuk 5 tahun ! Coba sekarang kita hitung, 100ribu untuk 5 tahun, berarti setahun kita dapat 20ribu saja. Sekarang kita bagi perbulan, cuma dapat 1666. Itu yang mereka berikan ! 1666 sebulan, bandingkan mereka dapat gaji mereka di DPR sampai puluhan juta sebulan, belum tunjangan lainnya.

Belum lagi caleg-caleg ini tebar baliho dan banner di mana-mana. Berjejal-jejalan dengan banner dan baliho caleg partai lain. Sering melihat muka mereka di jalan tidak mempengaruhi saya untuk memilih mereka. Malah menurut saya mereka hanya membuang-buang uang untuk membuat sampah visual seperti itu. Lebih baik uangnya digunakan untuk memikirkan strategi kampanye yang lebih efektif.

anies baswedan
via aniesbaswedan.com
Seperti Pa Anies Baswedan, beliau tidak pernah memasang 1 pun banner/baliho/spanduk dimana pun beliau berkampanye, termasuk di daerah saya sendiri. Beda dengan calon presiden lain, banyak sekali muka-mukanya terpampang besar di baliho-baliho ukuran raksasa. Tidak adanya pemasangan baliho/banner ini menjadikan Pa Anies istimewa, Pa Anies berkampanye bukan lewat baliho atau banner besar, atau sekadar janji. Pa Anies berkampanye lewat hati, lewat ketulusan. Oleh karena berkampanye lewat hati, kami, para relawan turun tangan, dengan senang hati mendukung beliau, tanpa diiming-imingi kekayaan, karena kami tau, kami relawan, bukan bayaran.


Mengapa harus Pa Anies? karena beliau istimewa, beliau beda dari yang lain. Dan kami pun, berbeda. Kami mendukung tanpa dibayar, kami mendukung dengan tulus,dengan ikhlas, dan kami percaya suara kami terlalu mahal untuk dibayar dengan uang.
anies baswedan
via aniesbaswedan.com

Pejuang, bukan? HADAPI !!

2 comments:

  1. saya juga suka sosok satu ini karena simpel saja :
    doi tidak bawa-bawa agama atau apapun simbolnya
    yap, sayah bosen liat orang yang cari kekuasaan dengan bawa-bawa agama, entah itu dengan berpakaian ala orang timur tengah, bersalaman dengan orang alim, atau minta quote dari tokoh agama tentang kebaikan dirinya.
    saya pernah liat soalnya akun twitter salah seorang pejabat...oke sebut saja gubernur salah satu daerah, isi dari foto twitternya kebanyakan lagi memberikan sambutan, lagi menghadiri acara keagamaan, dan yang paling baru lagi di acara kampanye partai yang anaknya juga jadi caleg di partai itu...saya jadi mikir, pemimpin kok lebih banyak merhatiin partainya daripada bikin inovasi keren untuk daerahnya...
    sudah saatnya kita cari pemimpin muda dari kalangan akademisi dan bukan kader partai tertentu untuk masa depan negeri ini, optimis!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha
      gubernur yang satu itu masih menganut paham "eksistensi adalah segalanya". tapi ada juga loh yang ga blm jadi gubernur tapi suka make aset2nya buat kampanye kemana mana. apalagi dia punya klub bola dan media cetak. hehehehehe

      Delete

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan isi dari tulisan ini. Hargai dengan tidak berkomentar sekadar hanya untuk menaruh link blog anda. Terimakasih. Buat yang terindikasi spammer, akan langsung saya hapus dan report spam.