Sebelum kalian baca reviewnya, mending gue kasih tau dulu. Gue adalah salah satu penggemar film Marvel dari zaman Hulk 1 tahun 2008. Yah walaupun ga semua film MCU (Marvels Cinematics Universe) gue tonton, gue ngikutin sebagian besar jalan ceritanya. Kamu bisa liat review film Marvel di blog favoritmu ini.
Gue ga punya ekspektasi apa-apa sebelum nonton film ini. Karna jujur aja gue lupa udah nonton apa belum film Thor yang sebelumnya. Sejauh yang gue tau, Thor adalah salah 1 karakter superhero Marvel yang paling jarang gue ikutin.
Dibaca dari judul tulisan ini aja udah ketahuan kalo Thor Ragnarok justru mengecewakan. Dan gue salah satu yang mengamini hal itu. Setelah nonton film ini, gue mikir dimana Ragnaroknya? Ragnarok apaan gitu doang?
Sebenernya Males Ngasih Tau Sinopsisnya
Yang jelas ada Thornya, ada Lokinya, dan Asgardian di planet Asgard. Kedua bersaudara ini terlibat ke dalam sebuah kisah yang begitulah sehingga bisa bertarung sama musuh yang ga dikira selama ini.
Musuh utama mereka ada 1, tetapi ada musuh yang badan doang gede ternyata gampang banget dikalahin sama Thor. Gede dongok! Kesel banget gue.
Action Minimalis

Arti Ragnarok Yang Hakiki
Gue ga mengira bakal kaya gini. Sejauh yang gue tau film Marvel selalu punya kualitas di atas rata-rata. Dari sisi manapun selalu bagus untuk diulas. Tapi untuk Thor Ragnarok adalah pengecualian yang sangat disayangkan. Gue berharap sih di film yang akan dirilis selanjutnya harus lebih baik dari ini. Dan harus lebih bagus daripada pesaingnya di DC Comics.
Bisa dibilang kalo ini film Marvel paling flop tahun 2017. Kalo harus dibandingin sama Wonder Woman mendingan jangan deh. Yang ada Chris Hemsworth diketawain sama Gal Gadot. Ya meskipun gue belum nonton Guardian Of Galaxy II, ya. Tapi gue rasa sih masih bagusan Guardian Of Galaxy daripada Thor: Ragnarok ini.
Apa Bagusnya Thor Ragnarok?
Dari sekian banyak amarah yang tertuang di atas, bukan berarti Thor Ragnarok ga punya sisi positif. Salah satunya adalah sisi komedi yang ditonjolkan. Sutradara indie itu berhasil ngebawa lawakan khas Marvel ke dalam film ini.
Beberapa adegan justru ada yang bikin ngakak banget. Tapi komedi juga tergantung selera masing-masing manusia, ya. Malah di salah satu situs portal berita
Stan Lee dapat peran lumayan penting di film ini. Dan itu sebuah kemajuan berarti. Selama ini dia nongol jadi cameo yang cuman sedetik 2 detik doang. Di film ini dia punya jatah nongol lebih banyak.
Thor Ragnarok Ada Post Credit Scene-nya?
gambar: via duniaku.net
4 comments
Tulisan ini cukup bagus. Bagus banget mad. Cuman ada satu yang ngeganjel.
Reply"Kalian kaya ngeliat Rio Haryanto berlaga di F1 pake duit Pertamina gitu deh kira-kira."
Kayaknya analoginya ini salah deh. Nggak bisa dicompare dengan director yang diberikan modal untuk membuat Thor: Ragnarok.
Wahaha iya ya. Kalo dibaca lagi malah ga cocok yak. Makasih Bosku saran dan masukkannya.
ReplyDitunggu sarannya di tulisan ku yang lain hahaha
Mulai dari Captain America 2, deh, kalo nggak salah, Marvel-Disney mulai menyamakan tone di semua filmnya. Kebaca banget biar nggak aneh pas liat mereka semua ngumpul di Avengers Infirnity Wars.
ReplyBtw, dibanding 2 film Thor sebelumnya, ini yang paling mendingan malah menurutku =D
Kayanya sih gitu ya. Tapi kalo soal tone aku rada kurang paham gimananya hahaha..
ReplyEh masa? Wah kita berbeda perspektif ya kali ini..
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan isi dari tulisan ini. Hargai dengan tidak berkomentar sekadar hanya untuk menaruh link blog anda. Terimakasih. Buat yang terindikasi spammer, akan langsung saya hapus dan report spam.