The Blacklist Review Bahasa Indonesia

The Blacklist adalah serial televisi yang akhirnya berhasil gue tamatkan setelah sekian lama. Gue udah ngikutin serial ini sejak tahun 2013-an. Serial ini sebenarnya sudah tamat sejak 13 Juni 2023 lalu. Akhirnya bisa gue tamatkan di Netflix setelah 2 tahun terlewat. Alasannya karena sibuk kuliah + ga ada waktu buat nontonnya juga.

review serial the blacklist

Padahal ada banyak serial yang gue tamatkan sebelum bisa nonton The Blacklist ini mwehehehe! Emang ga ada waktunya aja, sih. Soalnya panjang banget sampe 10 season dan ga mungkin bisa ditonton dalam 1 kali periode doang. Harus dicicil satu-satu sampe habis ke episode terakhir.

Dari sekian banyak serial yang gue tonton, menurut gue The Blacklist salah satu serial yang anti-klimaks di ujungnya. Tapi meskipun begitu, justru ada pesan kuat buat penontonnya. Nanti gue kasih tau.

Sinopsis The Blacklist

Sederhananya The Blacklist menceritakan seorang buronan nomor 1 FBI -bernama Raymond Reddington (biasa dipanggil Red)- yang secara "sukarela" menyerahkan dirinya ke FBI. Namun ternyata penyerahan dirinya ini memiliki kepentingan lain. Yaiyalah! Mana ada penjahat nomor 1 FBI menyerahkan diri gitu aja tanpa ada syaratnya?

Elizabeth Keen The Blacklist

Red (diperankan oleh James Spader) menyerahkan diri tapi dia ga mau ditahan, sebagai "imbalannya" dia bakalan ngasih tau "Daftar Hitam" penjahat-penjahat  yang selama ini diburu sama FBI. Selain itu juga, dia cuman mau bekerjasama dengan 1 agen FBI bernama, Elizabeth Keen (Megan Boone).

Awalnya Keen ga tau kenapa dia yang dipilih sama Red untuk kerjasama. Padahal Keen ga pernah nanganin kasusnya Red, bahkan baru pertama kali ketemu dia. Tapi Red justru tau sama anak ini. Kok bisa? Disinilah inti serial ini sebenarnya.

Keen ga sendirian, dia dibantu satgas yang support kerjaannya bersama Red. Begitupun dengan Red, dia juga punya timnya sendiri. Anehnya, Red bisa merahasiakan timnya ini ke FBI tapi FBI ga bisa merahasiakan apapun ke dia. FBI kayak berada dalam kuasanya  gitu.

The Blacklist ga cuma menceritakan tentang penangkapan penjahat buronan FBI. Serial ini juga membongkar misteri hubungan Red dengan Keen lapisan demi lapisan. Bagaimana jejaring kejahatan Red ini bisa terhubung satu dengan yang lainnya dan mengaraha kepada Keen diceritain di serial ini.

Review The Blacklist

2 karakter utama serial The Blacklist ini awalnya sangat bertolak belakang. Red yang berada di dunia kejahatan seumur hidup harus berpartnet dengan Keen. Elizabeth Keen sendiri sebenarnya rookie di FBI, dia baru lulus akademi dan langsung terjun ke lapangan berhadapan dengan penjahat nomor 1 di Bumi.

James Spader The Blacklist

Season awal tu semacam kayak perkenalan setiap karakter yang akan terlibat di serial ini. Tapi pelan-pelan juga disisipin petunjuk sebenarnya Red dan Keen ini siapa. Petunjuk yang dikasih tau itu bener-bener sedikit banget sekali. Jadi penonton tu ga bisa bener-bener tau petunjuk ini tuh buat siapa/apa kalo ga nonton kelanjutannya.

Setelah beberapa season berjalan, pengembangan karakter utamanya mulai terlihat. Keen yang awalnya sangat idealis terhadap dunia kejahatan, mulai melihat dunia "seberang" sebagai hal yang normal. Pengaruh bekerjasama dengan Red begitu besar sampe akhirnya mengaburkan keputusannya setiap kali berhadapan masalah.

Red, mau seberapapun kuatnya melarang Keen untuk "menyebrang" ke dunianya, tetap ga punya kendali terhadap Keen. Wanita ini punya prinsipnya sendiri dan tidak mudah dipengaruhi orang lain. Meskipun gue yakin mindset Keen bergeser dari dunia putih ke hitam juga gara-gara Red.

Bayangin aja selama lebih dari 10 tahun kerjasama dengan penjahat. Mau sekuat apapun mindset lu, kalo terpapar sama pemikiran buronan nomor 1 tiap hari, pasti goyah juga. 

Buat gue sih perkembangan karakter serial ini tergolong lambat dan ga terlalu signifikan keliatan di serialnya. Mungkin secara fisik dan materiil ga keliatan. Tapi justru dari sisi mindset dan prinsip dari karakternya malah keliatan berbeda dari season 1 ke 10. Hampir semua karakternya jadi "menyebrang" ke dunia yang lain.

Ini menunjukkan sisi manusia yang sesungguhnya. Bahwa manusia pada akhirnya cepat/lambat akan berubah sesuai dengan lingkungannya. Sekuat apapun punya mindset, kalo memang terpapar secara kuat dan setiap hari, mau ga mau akan bergeser juga. Mungkin dari sisi materiil/fisik ga terlihat, tapi dari sisi pemikiran akan terbaca.

Beberapa season menjelang akhir, karakter Keen akhirnya "dimatikan". Ada yang bilang ga sepakat soal kontrak, ada yang bilang Megan Boone mau ngejar kesempatan yang lain. Intinya Keen ga "menemani" Red sampe akhir. 

Kayaknya sih harapan gue ketinggian sama serial ini. Soalnya dari awal menjanjikan sesuatu banget ceritanya. Penuh misteri, puzzle yang kompleks dan set karakternya yang punya backstory  cuman seuprit dikasih taunya. Gue berharapnya serial ini punya big reveal yang mengejutkan.

Tapi memandang POV dari sisi yang lain, kayaknya si sutradara pengen ngasih liat sisi manusianya Red. Karena dari season awal sampe menjelang akhir terlihat sangat over power. Sangat untouchable sama pihak berwajib dan licin banget escape plan-nya. Bahkan satgas Keen aja ga pernah tau rencana kaburnya Red. Gila ga?

Satu momen yang paling epic menurut gue adalah ketika dia ditangkap dan harus menjalani sidang di pengadilan. Red bingung banget siapa orang yang bisa nangkap dia? Dia yakin banget jejaringnya udah ngecover semua instansi, ga mungkin ada info yang ga dia tau.

The Blacklist

Ketika dia ditangkep mau ga mau harus disidang. Dari sinilah dia makin keliatan over power, dia ga mau ditemenin sama pengacara. Alias dia sendiri yang mewakilkan dirinya untuk membela diri, gokil! Gue amaze banget pas scene ini, dia bener-bener punya argumen kuat dan meyakinkan di depan hakim.

Gara-gara skill passive Red ini gue malah terinspirasi untuk bisa kayak dia wahahahak! Maksudnya bukan lolos ngakalin aturan, ya. Tapi dalam arti punya jejaring yang luas gitu, jadi ga gampang ditipu sama orang.

Karena menurut gue, kalo udah punya duit yang unlimited kayak si Red ini, langkah berikutnya adalah punya networking yang unlimited juga. Reymond Reddington adalah representasi paling pas untuk menggambarkan seseorang yang punya uang dan kekuasaan sekaligus.

Orang bermental miskin menganggap punya banyak uang adalah tujuan akhir. Padahal percuma kalo punya duit tapi ga punya power. Tetap bakalan dimanfaatin juga sama yang berkuasa. Tapi ketika lu punya duit dan kekuasaan, lu akan jadi untouchable. Itulah yang dicari sama orang-orang kaya yang jadi caleg di pemerintahan.

Pesan moral(?)

Sebenarnya ending The Blacklist di season 10 buat gue semacam anti-klimaks. Semua kekuatan Red dispill, tapi untuk dihancurkan. Sampai di episode terakhir, Raymond akhirnya bener-bener "sendirian".

Ending yang sangat bertentangan dengan seluruh epidsode sebelumnya. Sosok Red yang digambarkan begitu powerfull dan resourcefull, sangat untouchable, pada akhir perjalanannya malah sendirian.

Mungkin aja penulis ceritanya kepengen ngasih tau kalo orang sekuat Red ternyata pada akhirnya tetap sendiri. Mau lu punya uang sebanyak apapun, kekuasaan sebesar apapun, kenyataannya lu tetap sendirian di dunia ini.

Harta yang banyak akhir lu tinggalkan kepada mereka yang masih hidup. Kekuasaan yang lu punya ga ada artinya ketika udah habis masanya, ga ada artinya. Semua yang lu miliki, pada akhirnya akan lu tinggalkan juga.

Pesan moral yang dalam banget dari sebuah serial buronan kelas kakap. Menurut gue ending ga harus kayak begini. Mungkin bisa lebih elegan dan sedikit lebih happy ending. Tapi sosok Raymond Reddington bukanlah pahlawan, dia villain untuk masyarakat. Dia memang sudah seharusnya berakhir sad ending.

Overall

Sebagai tonton serial kejahatan tontonannya cukup menghibur. Adegan kekerasannya bisa dibilang masih soft. Adegan dewasanya juga ga terlalu vulgar, tapi tetap untuk tontonan 17 tahun ke atas aja, ya. 

Menurut gue The Blacklist layak dapat skor 8/10, meskipun di 3 season terakhir agak-agak drop kualitas ceritanya. Lu bisa nonton serial The Blacklist di Netflix, ya!

PANDJI PRAGIWAKSONO MENS REA JAKARTA 2025

Mens Rea standup comedy special-nya Pandji Pragiwaksono adalah acara yang gue tunggu-tunggu sejak tahun 2024, akhirnya terlaksana juga. Hype-nya udah dibangun sejak setahun sebelumnya sampe ke hari H di tanggal 30 Agustus 2025. Soal marketing dan branding sih Pandji Pragiwaksono udah ga diragukan lagi. Gue banyak belajar dari dia 2 hal ini.

review mens rea jakarta

Gue beli tiket kelas diamond pada periode pre-sale atau istilah di inner circle-nya Bang Pandji: Periode Wongsoyudan. Periode ini merupakan saat tepat untuk membeli tiket special show Pandji pada harga paling murah. Tapi harus war 1 tahun lebih dulu sebelum hari H.

FYI, tiket kelas diamond adalah tiket dengan posisi tempat duduk paling depat dekat panggung. Selain itu, pemegang tiket Mens Rea kelas diamond juga punya akses eksklusif ke Comika Lounge. Lounge yang khusus disediakan untuk bisa berinteraksi langsung sama Bang Pandji dan foto-foto bareng sama dia sebelum acara.

Sebenarnya mengamankan tiket diamond ini sebagai bentuk evaluasi dari konser sebelumnya. Waktu nonton konser Avenged Sevenfold gue milih tiket yang ada tempat duduknya. Kalo diliat dari denah tu deket sama panggung, ternyata ga sedekat itu. Padahal harga tiketnya nomer 2 paling mahal.

Gue ga banyak nonton standup special, cuman komika tertentu dan emang lagi ga sibuk aja baru nontonin. Pandji memang salah satu komika yang gue tunggu sejak lama. Dia jarang banget mampir ke Banjarmasin, eh pas dia mampir waktu tur Komoidoimenoi gue yang ga bisa nonton!

Makanya ketika Mens Rea ga mampir Banjarmasin, gue yang nyamperin dia ke Indonesia Arena. Sekalian jalan-jalan juga, daripada sumpek kerja mulu dan emang lagi ada budgetnya juga. Buat gue nonton bang Pandji ga akan mengecewakan karena dia juga punya standar yang tinggi kalo bikin sesuatu.

Mens Rea standup special ini sebenarnya ga cuman pertunjukkan standup aja. Tapi lebih ke comedy experience. Meskipun pertunjukkan utamanya baru dimulai 19.00 WIB, tapi area sekitar venue-nya dibuka dari jam 11.00 WIB. Ngapain dari siang di sana? Ada banyak aktivasi yang bisa dijelajahi dari para sponsor dan partner pertunjukkan ini.

Salah satu fasilitas utamanya karena banyaknya tenant makanan dan minuman. Ga takut kelaparan/kehausan meskipun datangnya dari siang. Fasilitas lainnya yang bisa dinikmati ada musholla yang tersedia hampir di setiap lantai. Ada juga tempat leyeh-leyeh sambil nunggu acara utamanya kayak di "Bioskop Comika".

Opener Mens Rea

Mens Rea Jakarta membawa 2 komika pembuka: Ben Dhanio dan Dany Beler. Ben Dhanio merupakan komika yang memenangkan audisi opener lokal Mens Rea Jakarta. Kalo Dany Beler merupakan opener nasional Mens Rea Jakarta. 2 orang ini yang membuka show spesialnya Bang Pandji masing-masing sekitar 10-15 menitan.

Gue salah satu yang suka sama penulisannya Bang Dany. Rapi banget materinya trus relevan juga sama keadaan mayoritas penontonnya. Salah satu komika spesialis korporat ini udah ga diragukan lagi performanya. Memang ga salah beliau ditunjuk jadi opener nasional Mens Rea finale.

Para opener tur mens rea dan opener nasional Danny Beler

Gue baru liat langsung Ben Dhanio di show kali ini. Materinya terbilang cukup "berani" ngebahas hal yang sensitif. Sayangnya durasinya menurut gue agak tanggung, kurang lama dikit. Mas Ben bentar lagi juga punya spesialnya sendiri, udah pantas menurut gue.

Overall, 2 opener Mens Rea Jakarta memuaskan banget. 2 orang yang memang layak berada di Indonesia Arena. Dua-duanya punya materi yang "belang", jadi penonton dikasih suguhan yang beragam. 3 orang, dengan 3 kepribadian yang berbeda, penonton dapat semuanya.

Mens Rea Pandji Pragiwaksono

Pandji selalu bilang di setiap promo Mens Rea materinya 100% tentang politik. Buat orang yang ga ngerti politik, bakalan ngerti politik, buat yang udah paham jadi makin melek sama politik. Ga harus paham politik untuk nonton Mens Rea.

Materinya Mens Rea itu bukan cuma tentang politiik. Buat gue Mens Rea itu kayak "nampar" masyarakat Indonesia bahwa kita ini masih "goblok" berpolitik. Makanya menurut keyakinan gue, wakil rakyat yang dipilih, trus pemimpin-pemimpin daerah yang dipilih juga rata-rata pada.... ya gitu.

Kita tuh dibikin sadar kalo orang-orang di DPR dan pejabat pemerintahan yang ada sekarang, datangnya ya dari kita juga. Materi Mens Rea menyadarkan bahwa kita, masyarakat Indonesia, adalah kunci dari pemerintahan yang baik. Ga mungkin ada orang goblok yang jadi wakil rakyat kalo ga dipilih sama rakyat.

Jadi, anggota DPR yang ada di Senayan itu datangnya dari kita juga yang milih mereka. Kalo kita bilang dia bodoh, ya karena kita-kita yang bodoh ini juga yang milih dia awalnya. Anggota DPR kan dipilih sama rakyat, sama kita-kita, bukan sama partainya.

Makanya gausah kaget kalo ada anggota DPR/kepala daerah yang ngomongnya ngaco. Karena dia dipilih sama lu lu pada, bukan tiba-tiba ada di posisi itu. Kalo lu mau pemerinttahnya baik, lu juga harus milih orang yang baik.

Gue hampir ga percaya ini, tapi di Mens Rea kami diajarain cara milih pejabat. Menurut gue, hal kayak gini ga perlu dikasih tau, kalo masyarakatnya pinter. Sayangnya masih banyak yang goblok sampe yang wajib begini harus dikasih tau segala.

Padahal masyarakat itu tau gimana caranya milih jodoh, ada 3 kriteria: bibit, bebet bobot. Tapi kalo milih pejabat kok malah milih yang ganteng lah, yang keliatannya baik lah (meskipun baik beneran tapi kan ga make sense), bahkan habis milih orangnya kita lupa namanya.

Kalo milih jodoh aja ada 3 kriteria, masa milih pejabat kriterianya cuman 1? Itu aja udah aneh, makanya yang terpilih kebanyakan aneh-aneh kelakuannya, kan?

Meskipun dibilang materinya 100% ngebahas politik, tapi kalo menurut gue Mens Rea punya 2 tema besar yang dibahas. Tema pertama sudah jelas politik, tema kedua adalah kesehatan mental. Ketika lu baca kesehatan mental, pasti kebayangnya berat banget pembahasan ini. Gue pastikan Pandji membawakan materi kesehatan mental dengan ringan dan gampang dimengerti.

Materi perihal kesehatan mental ga nyangka bisa bikin penonton jadi sing a long. Setidaknya ada 10.000 penonton yang nyanyi bareng, padahal ini lagi stand up, kok bisa? 

Materi Mens Rea

Sejujurnya gue berharap materi Mens Rea jauh lebih berat daripada ini. Pengennya seberat materi Mesakke Bangsaku yang pemilihan topiknya antimainstream. Mens Rea justru memberikan materi yang menurut gue ringan. Mungkin karena pengennya mengedukasi orang-orang yang baru melek dunia politik.

Bit demi bit yang dilontarkan targetnya bukanlah nama yang disebut sama Bang Pandji. Justru target utamanya adalah orang-orang yang memilih anggota dewan itu. Mayoritas bit dan materinya adalah edukasi ke pemilihnya, meskipun ada juga kritik tentang kebijakan pemerintah.

Mungkin ekspektasi gue yang ketinggian, karena ini seorang Pandji yang udah punya 10 spesial show. Gue tuh ngebayangin Pandji ngebahas kebijakan-kebijakan politik yang ga berdampak ke masyarakat, tapi berdampak ke golongan tertentu aja. Tapi gue lupa, Mens Rea targetnya bukan politisinya, tapi pemilihnya.

Soalnya yang bikin kebijakannya aneh-aneh tu politisinya. Politisi dipilih sama siapa? Ya masyarakat juga, kan? Wajar banget yang digoyang tu mindset pemilihnya, bukan yang dipilih. Karena kuncinya ada di masyarakat pemilihnya.

Percuma bikin politisi cerdas kalo memang aslinya udah ga jelas duluan. Lebih baik bikin masyarakatnya cerdas dulu, biar milihnya juga ga ngasal. Mens Rea mengajarkan masyarakat untuk lebih cerdas dan kritis terhadap politisi, terutama sama yang kita pilih.

Selain cerdas memilih politisi, kita juga harus tau kalo kesehatan mental sama pentingnya kayak kesehatan fisik. Pandji memberi highlight kalo selama ini penanganan masalah kesehatan sering tertukar. Masalah mental diselesaikan secara spiritual (stress dengan ruqiyah). Masalah fisik diselesaikan secara mental.

Karenanya kita perlu melakukan identifikasi awal masalah kesehatan yang dihadapi. Apakah ini fisik, mental atau spiritual? Agar bisa ditangani dengan tepat dan lebih cepet selesai juga. Gue juga baru tau di Mens Rea kalo ternyata ke psikolog itu ditanggung BPJS asal di Puskes sekitar lu ada psikolognya. Kalo ga ada, coba ajukan permintaan pengadaan psikolog.

Bit favorit gue ketika Bang Pandji ngasih easter egg dengan membawakan salah 1 bit legendarisnya. Bit yang masih tetap lucu meskipun udah 10 tahun dibawain. Itu bit cuman buat orang-orang yang udah ngikutin dia dari lama. Buat yang FOMO baru ngikutin dia ga akan relate sama bit itu.

Bit terapis anjing buat gue juga memorable. Karena ini materi yang "sangat Pandji", bit yang aneh, absurd dan sama sekali ga ketebak wahahaha! Bahkan ada bit lain yang polanya sejenis kayak begini, dia lagi ngelist nama-nama pejabat jadul tau-tau malah selebrasi gol, dong! Kaget dan random banget wahahahak!

Orang-orang taunya Pandji bisa bikin materi dengan topik yang berat jadi ringan. Tapi pola bit sejenis macam terapis anjing ini, selalu ada di setiap spesial shownya Pandji. Buat orang lain mungkin ini bit yang aneh, tapi memang bang Pandji doyang banget ngerjain penontonnya kayak begini.

Overall

Kalo udah ada digital streaming-nya, gue sarankan lu untuk nonton. Mau lu ga ngerti politik, ngerti politik dikit, atau terlibat di dunia politik atau bahkan ga mau tau soal politik, nonton aja. Kalo ga ngerti materi politiknya, minimal lu bakalan ngerti materi kesehatan mentalnya.

Buat gue sih, materi Mens Rea lebih ringan daripada materi Mesakke Bangsaku yang pernah gue tonton DVD-nya. Cocok buat lu yang pertama kali nonton Pandji dan kepengen tau gimana sih standup comedy itu?

Kalo lu sendiri, pernah nonton standup spesialnya siapa? Ceritain dong di kolom komentar!

Cerita dadakan ke Jakarta: Hari Kedua

Setelah keriweuhan hari pertama mendarat di Jakarta, hari kedua dimulai dengan agak kesiangan. Bangun tidur sekitar pukul 8 karena kurang tidur di kamar hotel. Perkaranya simpel: ada lukisan mirip Nyi Roro Kidul di atas kepala gue. Seumur hidup baru kali ini gue takut sama lukisan.

Akhirnya sukses bikin gue ga nyenyak tidur. Sambil tidur gue nyalain tv dan ga matiin lampu kamar. Bangunpun kesiangan dan masih ngantuk karena kurang tidur. Untungnya gue bawa "doping" vitamin dari rumah. Gue ga mau sakit pas lagi bepergian kayak begini, sayang banget waktunya kebuang.

Rencana untuk jalan pagi di sekitaran hotel pun batal. Padahal ada taman kota yang pengen banget gue telusurin. Niatnya tuh nelusurin tamannya sekalian jalan pagi di sana, sekalian bakar-bakar kalori gitu. Ternyata niatnya terpatahkan akibat lukisan di kamar hotel. Kayaknya next time nginep di sana mau minta diturunin lukisannya aja, deh.

Hari kedua di Jakarta gue misah setengah hari sama orang tua. Setelah sarapan bareng di sekitaran hotel kami ngerjain agenda masing-masing. Mereka langsung ke ITC Mangga Dua dari hotel, sementara gue ke Bekasi.

2 bayi vintage gue orderin mobil online, karena mereka ga ngerti pake transum MRT/TJ yang harus transit. Agak gaptek dan gue juga males jelasinnya, kita pilih cara gampang aja gapapa bayar mahal dikit. Gue ke Bekasi seperti biasa "transum hopping" alias pake transum yang transit-transit.

Emak-bapak gue tujuannya ga lain adalah belanja. Daridulu kalo ke Jakarta pasti agendanya belanja. Beda banget sama gue, kalo jalan-jalan tuh tujuannya kulineran dan cari experience yang baru. Ketemu temen-temen yang ada di kota itu, atau ke lokasi-lokasi otentiknya kayak museum, perpustakaan atau taman kotanya.

Perjalanan ke Bekasi sempat diwarnai dengan kebingungan. Sebenarnya udah pernah ke Bekasi dan ke rumah Benaaa. Tapi saking lamanya jadi lupa gimana dan naik apa ke sananya. Akhirnya sempat turun naik stasiun karena kebingungan dan akhirnya memutuskan untuk make gojek dari stasiun Cawang ke rumahnya Benaaa.

Agenda ke Bekasi gue gunakan untuk ketemuan sama Benaaa dan Hana. Cuman 2 orang itu aja yang jadwalnya lagi kosong saat itu. Kami ketemunya di rumah Benaaa dan seperti biasa bundanya selalu masakin makanan yang enak buat kami. Sayang banget sama bundanya Benaaa!

Kami ngobrol dari jam 1 sampe jam 3 sore. Saking asiknya ngobrol sampe lupa bikin dokumentasi kegiatan alias foto-foto.  Untungnya sebelum pulang masih sempet foto-foto dulu. Biasanya kan emang gitu, kalo udah keasikan ngobrol  udah lupa waktu sama kondisi, tau-tau mau pulang aja.

Sebenarnya masih kurang ngobrolnya, tapi apa boleh buat mereka juga ada agenda lain. Gue sih yang penting quality time-nya dapet. Semoga nanti bisa ketemu sama mereka lagi kalo ada rezekinya.

Setelah dari rumah Benaaa, dari Bekasi gue langsung ke Stasiun Jakarta Kota untuk nyamperin emak-bapak yang masih belanja sampe sore. ITC Mangga Dua udah mau tutup waktu gue ke sana. Pengennya makan malam di sana, akhirnya jadi makan buru-buru karena tempat makannya mau tutup juga.

Balik ke hotel lagi pake KRL biar hemat kata bapak, yaudah gue mah ngikut aja. Asal ga ngeluh kecapean aja si hahaha! Setelah nyampe hotel kami makan nasi goreng depan hotel lagi karena transit-transit naik transum cukup menghabiskan tenaga apalagi bawa belanjaan.

Hari kedua berjalan dengan lancar semua agenda terlaksana. Ga ada hambatan berarti, paling cape doang tapi itu mah biasa karena ga punya kendaraan pribadi.

Indonesia ini gelap, segelap kopimu, Presiden!


Gue maklum sama bocah yang baru pertama kali menangin sesuatu terus pamer ke temen-temennya. Mereka masih bocah, lagi haus-hausnya minta validasi. Tujuannya simple, biar dia tumbuh jadi anak yang percaya diri dan ga gampang minder. Tapi gue ga bisa memaklumi ada kakek-kakek bangkotan yang ketika menang pilpres tantrumnya ngalah-ngalahin capres yang kalah. Aneh banget!

Baru kali ini ada presiden yang menang, ngomel-ngomel curhatin capres yang kalah ngehujat dirinya. Buat gue ini ga wajar dan ga ada dewasanya, apalagi ini kakek-kakek bangkotan, ya. Bukan bocah umur 5 tahunan ini yang ngomong.

Indonesia gelap

Udah gitu, setiap kali dapat kesempatan pidato, selalu aja curhat. Awal-awal kepilih curhatannya ga jauh-jauh dari nyindir capres yang kalah. Lama-lama bergeser sekarang nyindir ahli-ahli yang mengkritik kebijakannya. Baru kali ini ada pemimpin yang dengan gampangnya menunjukkan kalo dia emang peduli sama kritik dari luar.

Dia percaya banget kalo Indonesia tu baik-baik aja. Dia bilang itu pake data, sih, tapi gue ragu itu datanya faktual di lapangan. Orang ini ini kayak hidup di menara gading. Dia ngeliat kalo orang-orang yang bilang Indonesia gelap itu sebagai "musuh", "antek asing" dan hanya ingin memecah belah bangsa. Sungguh narasi yang sangat tidak humanis, anti-kritik dan gaslighting dari seorang presiden.

Kalo lu ga percaya Indonesia Gelap yaudah gapapa, yang penting lu bisa menyadari kalo di sekitar lu itu hidup di Indonesia lagi ga baik-baik saja. Setidaknya gue punya 4 hal yang mungkin bisa membuat kesadaran lu sedikit bangkit:

1. Kata-katanya ga bisa dipegang

Satu hal yang paling gue notice dari kakek bangkotan ini adalah kata-katanya yang ga bisa dipegang. Pertama kali kejadian waktu dia bilang ga mau kampanye cagub/cawagub. Ternyata hari Minggu ngeluarin surat atas nama partainya untuk ngedukung cagub/cawagub yang lagi ikutan pilgub.

Kejadian itu sempat diprotes ke KPU dan lu tau sendiri respon mereka. Dia dibilang ga melanggar aturan kampanye karena surat itu rilisnya hari Minggu. Kan kocak!? Emang Indonesia itu ga punya presiden hari Minggu, ya? Baru tau gue presiden itu punya hari libur juga, kayak karyawan, anjir! Enak banget, udah digaji sama rakyat, masih punya jatah libur juga buat kampanye.


Kalo memang kayak gitu, artinya pemerintahan Indonesia juga "libur" dong? Gampang banget kalo negara musuh mau nyerang, tinggal tunggu weekend selesai itu.

Kejadian kedua didokumentasiin sama kompas. Pas sidang kabinet paripurna 22 Januari 2025 dia sendiri yang bilang "tidak akan impor beras, jagung dan garam lagi". Pas sarasehan ekonomi 2025 8 April 2025, dia sendiri yang matahin "saya minta tidak ada lagi kuota-kuota, siapa mau impor daging silakan, mau impor apa silakan, buka aja". 

Semoga keadaan ini ga berlangsung lama. Takutnya kelamaan kayak begini malah lupa sama rakyat sendiri. Trus ngeliat negaranya jadi tenggelam malah nyalahin rakyatnya yang dukung kebijakannya. Tapi, bukannya udah ya kayak begitu? hehehe

2. Ga percaya sama sains/ilmuwan

Pemerintah yang tidak percaya sains/terlebih ilmuwan jauh lebih berbahaya daripada singa lapar. Mau tau ga sejauh apa pemerintahan ini percaya sama ilmuwan? Cuman 4 dari total 109 orang pejabat menteri dan setingkat menteri. Cuman 3,6% yang memiliki titel "Profesor".

Terlalu sedikit ilmuwan untuk bangsa yang gemoy besar ini. Tapi itulah faktanya, di kabinetnya si ndutzku ini ilmuwannya sedikit banget. Seolah-olah menunjukkan emang kabinet ini tuh ga percaya sama sains. Tapi kalo urusan surpai surpei positif dipercaya banget.

Presidennya aja pernah komen kalo "Ada professor yang bilang kalo koperasi itu ga ada gunanya. Ya sudah biarkan saja, nanti dia liat sendiri hasilnya dan semoga hatinya terbuka". Lu bisa cek sendiri videonya diupload di instagramnya Tempo. Ga gitu harusnya seorang pemimpin merespon sains terhadap kebijakannya. Ketika sains bertindak, udah pasti berdasarkan data, ga ngasal njeplak kayak congornya Presiden sekarang.

Kalo sains yang berbicara, maka balaslah dengan sains juga! Kalo data yang dipake, maka balaslah pake data juga! Biar rakyat juga ngeliatnya ikut teredukasi, bukan memperlihatkan kebodohan sendiri karena ga ngerti cara balas argumen orang. Persis kayak bocah berantem, ga ngerti yang diberantemin tapi yang teriakannya paling kenceng dia yang menang. Aneh dan sangat kekanak-kanakan.

3. Doyannya malakin rakyat kecil

Kebijakan paling ga bijak yang diambil sama pemerintahan beliau adalah menaikkan PPn jadi 12%. Meskipun akhirnya diprotes dan jadinya "cuman" 11% karena 1%-nya disubsidi sama mereka, tetap aja ga bijak. Katanya si pajak 12% penuh cuman dikenakan ke barang mewah aja.

Katanya sih pengen ngambil uang lebih banyak dari orang kaya. Tapi kenyataannya yang jadi korban lagi-lagi yang kelas menengah dan miskin. Pemerintahan ndutzku ini menurut keyakinan gue cenderung memihak ke orang-orang kelas atas.

Gue minta bantuan chat gpt 5 untuk menghitung penerimaan negara lewat pajak tahun 2024. Pajak yang dihitung dibandingkan antara pajak dipungut untuk kelas atas dengan pajak yang dipungut ke kelas menengah. Lu liat sendiri aja perbandingannya:


Orang kaya cuman kasih kontribusi 1% doang dari duit yang dipajakin ke mereka. Sementara rakyat miskin dan kelas menengah udah nyampe 8%. Memang secara jumlah tentu aja lebih banyak yang kelas menengah, tapi kan duitnya dikit, brok! Beda sama orang kaya, jumlahnya dikit tapi duitnya lebih banyak daripada duit kelas menengah digabungin semua.

Studi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), menunjukkan potensi pajak untuk orang kaya itu bisa sekitar 81,51 triliun setahun! Data ini dihitung dengan asumsi tarif pajak kekayaan sebesar 2 persen dari total aset orang superkaya di Indonesia selama satu tahun. Angka ini bisa didapatkan dengan memungut pajak 50 orang super kaya aja. Gila ga?

Jadi penerimaan pajak orang kaya 18,5 triliun di tahun 2024 itu ga ada apa-apanya dibandingkan potensinya. 18,5 triliun dari 81,51 triliun itu cuman 22%-nya doang. Separo aja kagak nyampe!

Gue minta bantuan chat gpt 5 untuk menghitung potensi orang miskin dan kelas menengah yang bisa dibantu dari duit 81 triliun itu, begini hasilnya:

Dari 50 orang, bisa ngebantu 6,7 juta orang! Segitu gedenya pengaruh duit orang kaya, brok!! Masa yang begini gamau dikejar sih sama pemerintah? Coba dong kasih kebijakan yang menyasarnya ke orang-orang kayak begini. Masa yang dipalakin rakyat kecil mulu, sih?

4. Parno banget sama bendera anime

Dari nyalah-nyalahin rakyat kecil karena ga setuju sama kebijakannya. Nirempati sama anak-anak korban keracunan MBG (Makan Berkat Gemoy). Sampai ga dengerin pendapat ilmuwan, takut sama bendera anime ini kelakuan paling absurd pemerintah gemoy.

Dari dulu pemerintah ini takut banget sama bendera-benderaan ini, cok! Bendera bintang kejora, bendera palu arit, sampe bendera Gerakan Aku Mandi. Sekarang takut sama bendera anime juga! Dikira mau memecah belah bangsa, lah. Parnoan banget, heran!

Dari anggota DPR Firman Soebagyo sampe wakil ketua Sufmi Dasco bilang pengibaran bendera Jolly Roger-nya One Piece ini upaya memecah belah bangsa. Segitu takutnya sampe provokatornya mau dicari dan diintrogasi motifnya apa. Ga sadar kalo penyebab semua ini ya mereka-mereka juga, tapi ga pernah peka.

Kalo lu emang ga salah, ngapain takut, sih!? Kalo ada yang protes mah wajar, kan kebijakan lu banyakan ngaco daripada benernya. Harusnya kalian cek diri kalian, udah bener apa belum kelakuan lu? 

Satu hal yang harus lu tau, kalo rakyat hidupnya dibikin nyaman, mereka ga akan berisik. Mereka cuman hidup layak doang, kok. Nyari kerja ga susah, beli ini-itu bisa dijangkau dan harganya murah. Tentu saja caranya ga cuman ngandelin utang-utang mulu, dong??

Lu kan dilantik/dipilih untuk ngurusin masalah negara ini. Kalo lu nyruh masyarakat untuk nyelesain masalah negara ini, ngapain mereka bayar pajak buat ngegaji lu ngurus negara? Kalo lu ga becus ngurus negara, mundur aja segera. Kasih tugasnya ke orang yang lebih kompeten. Mengakui lu ga kompeten tu bukan sebuah aib kok, ini urusan negara soalnya, bukan cuman pribadi lu doang.

5. Mulutnya ga bisa dijaga

Ini hal yang paling menganggetkan buat gue. Selama ini gue kira presiden yang sekarang ini cuman kaget punya jabatan doang. Nyindir semua saingan, nyindir semua oposisi sampe saintis juga kena. Ternyata ada yang lebih ekstrim lagi: mulutnya emang ga bisa dikendalikan.

Dalam sebuah acara resmi, lagi pidato, ngebahas suguhan di depan dia, beda sama apa yang dia mau. Dia maunya kopi, tapi depannya cuman teh, ngomel ngedumel di pidato. Kirain ngedumelnya biasa aja, taunya lanjut sampe bilang brengsek. Kaget banget gue!

Sadari kalo dia ini presiden, pemimpin tertinggi sebuah negara. Ketemunya sama presiden-presiden negara lain. Apapun yang dikatakannya adalah "perintah", ga cuman omon-omon tanpa makna. Apapun omongan presiden akan dicatat, ditandai sebagai sebuah sabda. Dia ga lagi memimpin komunitas level internal doang, 1 negara ditanggung sama orang ini.

Kebayang sih, gimana bawahannya kalo atasannya aja congornya ga bisa dikontrol begini? Pantes aja dulu ada rekaman seorang mantan menteri yang bentak bawahannya cuman gara-gara air di rumah dinasnya mati. Wong atasannya juga kasar begitu, ya bawahannya ngikutin lah!

* * *

Kalo sampe 5 tahun ke depan skrupnya masih longgar begini, menyedihkan banget masa depan Indonesia. Semakin menggambarkan kalo Indonesia beneran gelap. Kalo pemerintahnya masih ga peka sama keadaan rakyatnya sekarang, Indonesia bakalan lebih gelap daripada kopi presiden. 

My Daughter Is a Zombie Review Bahasa Indonesia

Pengalaman nonton film horror akan jadi berbeda kalo judulnya My Daughter Is a Zombie. Karena My Daughter Is a Zombie genrenya horror/komedi, nonton film horror jadi ga semenakutkan itu. Itulah yang gue rasain setelah menonton film ini.

My Daughter Is a Zombie Review

Gue pribadi ga berekspektasi apa-apa terhadap film ini. Gue ga pernah baca webtoon-nya, gue ga nonton trailernya dan ga baca sinopsisnya. Bisa dibilang gue "buta" banget sama film Korea ini. Cuman tau genrenya doang, dan ngebayangin kira-kira selucu dan semenakutkan apa filmnya, ya?

Sinopsis My Daughter Is a Zombie

My Daughter Is a Zombie adalah film adaptasi dari komik webtoon yang juga sudah pernah dibuatkan versi animenya di Korea pada tahun 2022. Kemudian ceritanya diangkat menjadi film dan dirilis pada tahun 2025.

Lee Jung Hwan versi film diperankan sama Jo Jung Suk. Kabarnya si Jung Suk ini diminta langsung sama sutradaranya  untuk ambil peran Jung Hwan. Ada Choi Yu Ri yang memerankan Soo Ah, anaknya Jung Hwan. Selain 2 pemeran utama tadi, ada juga Lee Jung Eun yang berperan sebagai Kim Bam Soon, neneknya Soo Ah yang nyentrik gaya hidupnya. Cho Yeo Jeong yang tampil sebagai Shin Yeon Hwa, cinta pertamanya Jung Hwan. Yoon Kyung Ho yang berperan sebagi Joo Dong Bae, sahabat setianya Jung Hwan.

My Daughter Is a Zombie Review Bahasa Indonesia

Film ini nyeritain tentang seorang pelatih hewan bernama Jung Hwan yang hidup bersama anak perempuannya Soo ah di sebuah desa bernama Eunbong-ri. Soo ah adalah zombie satu-satunya yang masih tersisa akibat wabah virus yang sempat menyerang kota. Alih-alih membunuh Soo ah, dibantu ibunya yang nyentrik Jung hwan justru menyembunyikannya dari pemerintah.

Bahkan, Jung hwan melatihnya agar menjadi zombie yang "jinak" ga gigit manusia. Dia mendokumentasikan hasil latihannya dalam sebuah diary beserta foto-fotonya. Ketika melatih Soo ah versi zombie, Jung hwan dibantu sahabat baiknya, Dong bae.

Review My Daughter Is a Zombie

Gue sebenarnya ga terlalu suka film horror. Alasannya bukan karena penakut, tapi lebih karena ga suka dikagetin sama suara gede. Tapi film My Daughter Is a Zombie membawa suasana horror menjadi lebih santai dan menyenangkan. Gue rasa lebih banyak komedinya daripada horrornya, deh ini film.

Btw ini pengalaman pertama gue nonton film Korea. Biasanya yang ditonton cuman film Hollywood doang, selain itu karena emang XXI jarang rilis film selain hollywood juga kan? Ini juga pengalaman pertama gue ikutan special screening di bioskop. Anjay udah berasa jadi selebgram/influencer gini, brok!!

My Daughter Is a Zombie Review Bahasa Indonesia

Sumpah awalnya gue mengira akan ketiduran di bioskop kalo nonton film ini. Karena waktu nontonnya yang habis pulang kerja dan biasanya pulang kerja itu capek. Juga karena genrenya yang ada "horror"nya ini, buat gue membosankan heheheh. Ternyata gue salah menilai kualitas film ini.

Buat gue film ini punya banyak "rasa" di dalamnya dan gue suka itu. Filmnya memang bergenre komedi horror, tapi ga cuman lucu dan serem doang rasa yang dirasain ketika nontonnya. Ada sedihnya juga, keselnya dapet, tapi rasa takutnya justru ga terlalu dapet buat gue. 

Komedinya kayak punya banyak layer gitu. Kadang lucunya tu karna absurd, kadang ironis, kadang lucu karna goblok aja. Karena komedinya lebih banyak daripada horrornya, film ini justru ga menakutkan buat gue yang ga suka horror. Sebagai film horror/komedi, perasaan yang bisa dijangkau film ini tuh menurut gue cukup lengkap.

Cocok ditonton sama keluarga karena ga ada adegan dewasa dan adegan kekerasannya lumayan soft. Aman banget ditonton sama anak-anak. Bahkan ada pesan moral yang bisa diambil dari film ini, bisa jadi pelajaran juga buat bocah-bocah.

Karena ini film keluarga, jadi alurnya ga terlalu ribet untuk dipahami. Sederhana banget ceritanya, tapi tetap bikin penasaran sampe akhir. Gue sih terhibur banget nonton film ini karena adegan komedinya yang macem-macem dan undpredictable banget.

Gue kasih nilai 7,5/10 untuk My Daughter Is A Zombie.

Cerita Dadakan Ke Jakarta - Hari Pertama

Rasanya ga lengkap ga cerita apa yang terjadi ketika travelling ke Jakarta dadakan. Gue Gue cuman pengen cerita aja, mau respon lu seperti apa, itu terserah lu yang baca. Gu mau merealisasikan tujuan blog dan tulisan ini dibuat: mewariskan kebaikan.

Bisa dibilang keberangkatan gue dan keluarga ke Jakarta ini setengah dadakan. Karena ga direncanain dari setahun sebelumnya. Bahkan, direncanain cuman 2 bulan sebelum keberangkatan. Memang budgetnya udah siap buat berangkat sama mereka, jadi tinggal bilang aja kapan mau berangkatnya.

Alhamdulillah prosesnya ga terlalu banyak kendala, urus izin kantor lancar, tapi ya harus nyelesaikan tugas kantor sebelum berangkat, wajar sih itu. Kadang gue yang overthingking perihal izin kantor ini, karena pernah mau izin susah harus sembunyi-sembunyi di kantor sebelumnya.

Drama keberangkatan terjadi ketika beli tiket pesawatnya. Kesalahan gue ga antisipasi untuk segera check in online tepat waktu. Kelewatan beberapa jam dari jam seharusnya, udah kacau susunan kursinya. Gue ga tau kalo Super Air Jet itu ternyata bisa langsung pilih kursi di aplikasi check in online

Akhirnya gue sama orang tua malah duduk pisah-pisah, meskipun tujuan berangkatnya sama. Mana di tengah semua lagi nomer kursinya, kampret emang! Gara-gara ini Ibu gue ngomel sepanjang perjalanan ke hotel. Mau gimana lagi? Daripada ga dapet pesawat, mending duduknya misah-misah.

Kami diturunkan di Terminal 1 Soetta, ini juga situasi yang ga gue prediksi. Selama ini, kalo naik pesawat ke Jakarta itu biasanya diturunin di Terminal 2, mau Lion Air ataupun Super Air Jet. Ternyata, sekarang udah berubah lagi jadinya turun di terminal berbeda dari yang biasanya.

Pada akhirnya kami harus berjalan kaki cukup jauh untuk bisa nyampe ke terminal bus Damri. Biasanya, kalo turun di Terminal 2 Soetta, gue ga perlu ke terminal tapi nungguin di spot halte bus Damri di sekitar gerbang kedatangan. Jadinya pengalaman baru juga sih, kalo turun di Terminal berbeda tuh spot nunggu Damri juga beda.

Kalo banyak jalan kaki begini, kasian sama Bapa gue aja, sih. Dia emang agak pemalas untuk urusan jalan kaki begini, jadinya lebih cepet cape daripada gue dan Ibu. Pelajaran buat lu juga, nih: sering-sering pake kaki lu buat jalan, biar kalo pas lagi travelling ga cepet cape jalan kaki.

Semoga next tripnya kami ga perlu banyak-banyak jalan kaki lagi kalo mau kemana-mana di Jakarta. Next trip ga perlu mikirin budget liburan yang terbatas lagi. Mereka maunya naik apa, kita kabulin pokoknya.

Nungguin Damri lumayan lama, tuh! Sempet jajan dulu di terminalnya. Gue lupa terminalnya masih di sekitaran bandara, jadi harganya juga kelas bandara. Muahal bet buat air mineral doang!

Kami nunggu busnya datang sejam kayaknya ada kali, untungnya ga bosen karena gue bawa buku. Ibu gue juga ga pernah berhenti nyerocos, jadi ga berasa lama nungguinnya. Bahkan menurut gue lebih lamaan nungguinnya daripada perjalanannya.

Begitu nyampe di terminal Damri yang di Blok M, kami mampir makan dulu di deket food court deket pintu masuk ke halte Transjakarta Blok M. Kita kelaperan karna kelamaan nunggu bis dan ga sarapan sebelum berangkat.

Begitu ngelewatin lorong yang Blok M dengan high ceiling itu, gue cukup kaget. Karena perubahannya cukup drastis dibandingkan saat gue ngelewatin lorong itu setahun sebelumnya. 1 hal yang gue notice adalah ada lapak-lapak penjual makanan yang baru buka di sana. Padahal dulu itu lorong sepi banget, malah cenderung serem kalo buat gue.

Sekarang jauh berbeda keadaannya. Lorong kosong itu udah "hidup" karena ada beberapa tenant kuliner di sana Masih dikit, sih, tapi gue yakin beberapa bulan lagi bakalan makin rame tenant-nya. Mengingat Blok M memang pusatnya gaul anak Jakarta, gue rasa sih ga butuh waktu lama untuk bikin rame di situ. Ibu gue aja FOMO pengen foto di lorong yang baru aja direnov dan dikasih kosmetik yang bener-bener estetik.

Interior Blok M Hub 2025 yang sudah diperbarui

Jalan kaki dari halte Bus Damri ke hotel lumayan deket, sebenarnya. Tapi, karena gue bawa 2 bayi vintage dan ada yang ga terbiasa jalan kaki, jadi sering terdengar suara-suara sumbang. Bapak gue, dia nge-geret koper dari jauh jadi lumayan cape. Gue sempet bantuin geret kopernya juga, tapi banyakan dia yang bawa.

Begitu nyampe hotel, kami istirahat sebentar sambil beberes koper dan ganti baju, gue juga sempet-sempetin mandi juga karena kepanasan. Karena tujuan utamanya adalah Pekan Raya Jakarta (PRJ), jadi gue cari info untuk beli tiketnya. Sebelum berangkat gue udah nanya temen di Jakarta terkait info tiket masuk PRJ ini, katanya bisa beli daring.

Gue beli untuk yang hari Jumat untuk tiket tanpa konser, harganya 60.000 per orang. Kalo pake tiket konser reguler harganya 120.000 per orang. Konser kelas VIP harganya di atas 120.000 tergantung hari-harinya, semakin deket ke weekend semakin mahal.

Kami memutuskan untuk mencoba transum untuk menuju ke PRJ di Kemayoran. Sebenarnya kalo ga nunggu, harusnya ga makan waktu yang lama. Kalo pake MRT itu nunggu sekitar 5 menitan kurang lebih. Tapi ketika pake Tije, baru dah tuh berasa lamanya. Selain karena jalanan di Jakarta pas Jumat sore itu udah mulai ngeselin, kami juga harus nunggu tije yang sesuai arah tujuannya.

Ini pengalaman pertama 2 bayi vintage pake ginian. Gue waktu travelling sendiri ga terlalu berasa capenya, sih. Tapi ketika bawa mereka, jadinya cukup berasa karena ternyata selama ini emang cape tapi ga gue rasain waktu itu. Ternyata stamina mereka udah ga sekuat dulu lagi, jadinya gue rada ga tega bawa mereka naik transum begini.

Baru naik transum sehari udah berasa kecapeannya mereka. Tapi mau gimana? Karena mereka emang belum terbiasa aja. Kalo terbiasa dan motivasinya pengen bisa jalan-jalan tapi budget murah, transum emang pilihan favorit di Jakarta.

Itu baru nyampe ke PRJ-nya, belum lagi keliling di dalam PRJ-nya sendiri. Btw area PRJ itu ternyata luaaasss bangeeettt!!! Saking luasnya gue ampe prediksi perlu 2 hari untuk bisa ngehabisin seluruh areanya untuk dijelajahi. Harus datang dari jam awal mereka buka, sampe mereka tutup biar kunjungannya maksimal.

Pekan Raya Jakarta 2025

Waktu kami ke sana bisa dibilang kurang tepat karena Jumat sore = awal weekend. Ini juga udah diwanti-wanti sama temen-temen gue kalo ke PRJ: kalo weekend pasti penuh. Mereka lupa satu lagi: libur anak sekolah! Kurang "neraka" apalagi itu? Weekend + libur anak sekolah juga.

Tapi mau gimana lagi? Cuman ada waktunya weekend doang, jadi harus rela berjejalan dengan pengunjung serame itu. Gue sih ga kebayang hari Sabtu sama Minggunya kayak gimana. 

Untungnya di PRJ itu ada banyak tempat duduk meskipun ga banyak ada kursi. Bisa duduk di sekitaran tenant-nya atau duduk makan sambil nikmatin kulinernya. Belanjanya ga banyak, malah kelaperan makan kerak telor sama toge goreng di sono.  Kalo ditotalin kami ada di sana sekitar 3 jam lebih, soalnya pulang sekitar jam 11-an gitu.

Karena kaki udah geter-geter kebanyakan jalannya, kami memutuskan untuk pulang pake mobil daring. Gapapa dah bayar lebih dari 100rebu tapi langsung nyampe depan hotel. Sebenarnya sih pengennya naik mobil daring biar bisa istirahat, merem-merem bentar. Tapi ternyata abangnya ngomong sepanjang jalan, anjir! Mana gue duduk di samping lagi.

Nyampe hotel kami makan malam nasi goreng depan hotel. Cuman nasgor gerobakan, mangkalnya persis depan hotel dan bukanya sampe di atas jam 1. Rasanya lumayan enak, isiannya banyak varian dan porsinya ga nanggung, harganya 15 ribuan kalo ga salah.

Selesai kami makan, selesai juga cerita hari pertama kami di Jakarta. Hari pertama yang cukup melelahkan, karena kurang istirahat dari pagi. Trus harus bangun pagi dan langsung gas ke PRJ yang banyak banget jalan kakinya. Tapi happy banget akhirnya bisa menuhin keinginan orang tua gue untuk bisa ke PRJ tahun ini.

Tulisan selanjutnya akan cerita hari kedua di Jakarta.

Liburan Antimainstream, Ini 6 Negara yang Layak Kamu Jajal

Ingin liburan yang berbeda dan lebih berkesan? Cobalah menjelajahi negara-negara antimainstream yang menawarkan keindahan luar biasa dan pengalaman unik yang belum tentu kamu temukan di destinasi populer lainnya.

Kini, kamu juga bisa mewujudkan impian traveling ke luar negeri dengan lebih mudah berkat bantuan pinjaman KTA online yang praktis dan cepat cair. Dengan perencanaan yang tepat, liburan antimainstream pun jadi lebih terjangkau dan menyenangkan.

Lantas, negara mana saja yang layak kamu jajal untuk liburan tak biasa ini? Yuk, cek ulasannya di bawah ini!

Negara Antimainstream untuk Dikunjungi dengan Pinjaman KTA Online

Liburan merupakan kegiatan yang menyenangkan. Dengan liburan, kamu bisa mengurangi tingkat stres. Jadi, pikiranmu akan kembali segar dan siap untuk menjalani beragam rutinitas di kehidupan sehari-hari.

Nah supaya terasa lebih seru, kamu bisa mencoba negara-negara antimainstream saat liburan. Hal ini membuat liburanmu menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Berikut beberapa negara tersebut.

  • Georgia
Kalau kamu ingin menghabiskan waktumu di Eropa tapi bosan dengan daerah yang itu-itu saja, cobalah untuk pergi ke Georgia. Di Georgia, kamu bisa menikmati pemandangan alam sembari mempelajari sejarah dan budaya yang menakjubkan.

Ingin memanjakan mata dengan panorama khas dataran tinggi? Cobalah untuk pergi ke Pegunungan Kaukasus. Selain melihat keindahan pegunungan, kamu juga bisa mengunjungi Svaneti yang terkenal akan menara batu dari abad pertengahan, lho!

Selain itu, kamu juga bisa pergi ke Mtskheta, kota kuno yang dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena mempunyai banyak bangunan bersejarah. Ada juga Festival Mtskhetoba-Svetitskhovic untuk menghormati katedral di sana.

  • Ekuador

Negara lain yang bisa kamu kunjungi dengan pinjaman KTA online adalah Ekuador. Di sini, kamu bisa pergi ke Cuenca, kota terbesar ketiga di negara tersebut yang telah dihuni sejak 500 Masehi sehingga kaya akan sejarah.

Kamu juga bisa menikmati karnaval di Guaranda. Karnaval ini cukup menarik karena ada banyak pita, bunga, dan permen yang bisa kamu makan, lho! Menariknya, ada juga perang tepung dan air di sana.

Kalau ingin melihat kura-kura raksasa Galapagos yang terkenal dan iguana laut, kunjungilah Kepulauan Galapagos. Di sana, kamu juga bisa belajar ilmu konservasi untuk melindungi alam agar tetap terjaga.

  • Oman

Tertarik dengan vibes Timur Tengah? Kalau iya, cobalah pergi ke Oman. Tak hanya bisa bertemu dengan gurun, pegunungan dan pantai juga bisa dinikmati di sana. 

Bahkan, Jebel Akhdar dan Jebel Sam akan tertutup salju tebal saat musim dingin, lho!

Selain itu, kamu juga bisa menjelajahi Muscat. Ibu kota Oman ini menyimpan sejuta sejarah dengan panorama pasar ramai, arsitektur tradisional yang khas, serta aneka benteng kuno menarik.

Nah, kalau kamu ingin bersantai di negara tersebut, cobalah untuk mengikuti tur kapal yang mengunjungi teluk-teluk tersembunyi. Aktivitas santai lain yang tak kalah menarik adalah berkemah di gurun dengan ditemani bintang-bintang pada malam hari.

Ingin mengenal kehidupan masyarakat Oman lebih jauh? Pasar tradisional juga bisa dikunjungi. Contohnya adalah Muttrah Souq.

Photo by Muhammad Shoaib on Unsplash

  • Kiribati

Kiribati juga layak untuk dipertimbangkan kalau ingin berlibur antimainstream dengan pinjaman KTA online. Negara kepulauan di Samudra Pasifik ini mempunyai panorama laut yang menakjubkan, lho!

Selain itu, kamu juga bisa menikmati keindahan berbagai tebing kapur curam, atoll, dan pulau-pulau kecil yang terkenal sebagai Venesia Pasifik. Ada juga terumbu karang yang indah di Pulau Phoenix lengkap dengan keanekaragaman hayatinya.

Kalau sudah puas di daerah pesisir, cobalah untuk menjelajahi Tarawa Atoll. Tarawa Atoll merupakan ibu kota Kiribati sekaligus saksi bisu Perang Dunia II. Tentu kamu akan menemukan jejak-jejak perang tersebut di kota yang indah ini.

  • Nepal

Tertarik dengan Pegunungan Himalaya? Kalau iya, Nepal layak untuk kamu datangi saat liburan. Di sini, kamu bisa menikmati keindahan pegunungan tersebut hingga mencoba mendakinya. Psst, ada Gunung Everest di sini!

Selain itu, Lembah Kathmandu juga bisa dijelajahi. Di sini, berbagai bangunan bersejarah khas Nepal bisa ditemui. Misalnya adalah kuil dan pagoda. Bangunan-bangunan tersebut juga bisa ditemui di Bhaktapur yang terkenal akan arsitektur Newari.

Bila ingin mengenal Nepal lebih jauh, cobalah untuk mendatangi Tihar yang dikenal sebagai Festival Cahaya. Festival Hindu ini dirayakan untuk menghormati dewa, hewan, dan hubungan antarmanusia.

  • Tunisia

Penasaran dengan kehidupan negara Afrika dengan nuansa Timur Tengah? Kunjungi Tunisia untuk memuaskan rasa penasaran tersebut. Ada banyak hal menarik yang bisa dilakukan saat berada di negara Afrika Utara ini.

Salah satu hal menarik tersebut adalah mengunjungi Gurun Sahara. Di sini, kamu tak hanya bisa melihat lautan pasir, namun juga mengamati aktivitas hewan dan berkemah bersama bintang-bintang.

Selain itu, Amfiteater El Jem juga bisa dikunjungi. Tempat yang berada di Kartago ini merupakan peninggalan Bangsa Romawi. Menariknya, amfiteater tersebut merupakan salah satu yang paling terpelihara dengan baik di seluruh dunia!

Tentu kamu juga bisa menikmati keindahan panorama khas pesisir di sini. Hal ini disebabkan oleh adanya beragam pantai menakjubkan, seperti Hammamet dan Djerba. Ada juga pasar tradisional yang khas di kota-kota Tunisia.

Ayo Segera Berlibur dengan Dukungan DBS KTA

Sekarang, kamu sudah tahu negara antimainstream apa saja yang bisa dikunjungi saat musim liburan tiba, bukan? Nah, supaya liburanmu berjalan dengan lancar, DBS KTA bisa dimanfaatkan.

Dengan DBS KTA, kamu bisa mendapatkan cicilan sampai 36 bulan dengan bunga flat mulai dari 0,88% saja. Selain itu, limit pinjaman sampai 300 juta bisa didapatkan.

Menarik, ‘kan? Jadi, apalagi yang kamu tunggu? Ayo segera liburan dengan pinjaman KTA online di sini! Psst, ada eVoucher Rp1 juta gratis yang menunggumu kalau daftar sekarang, lho!

Seedbacklink