BELAJAR PEMASARAN DIGITAL TINGKAT DASAR

Emang apaan sih Pemasaran Digital? Kenapa kita, terutama yang punya usaha, harus mempelajari topik ini? Pemasaran Digital itu bahasa sederhananya adalah memasarkan sesuatu secara digital/non fisik melalui daring. Kamu mempromosikan usaha yang dimiliki ke internet. Entah itu lewat media sosial ataupun platform lainnya yang ada di internet.

Pemasaran digital menjadi penting karena bisa memperluas jangkauan usaha kita ke lebih banyak orang. Cocok banget untuk kamu yang ingin memperbesar peluang menghasilkan profit dan income usaha yang sedang dijalankan. Dengan pemasaran digital, kamu bahkan bisa mempromosikan usahamu dengan modal yang sedikit. Terlebih jika kamu memasarkannya melalui media sosial.

Sebetulnya ada banyak cara memasarkan produk secara digital. 1 hal yang perlu diperhatikan itu adalah "dimana calon pembelimu berada?". Karena tidak bisa asal tebak-tebakan saja ketika meriset target market ini. Kamu perlu data agar pemasaran digitalmu jadi lebih efektif.

Kira-kira begitulah sebagian kecil ilmu yang diajarkan oleh para trainer di pelatihan yang saya ikuti. Pelatihan Pemasaran Digital Tingkat Dasar yang diselenggarakan secara gratis oleh BPSDMP Kominfo Banjarmasin di Hotel Banjarmasin International beberapa waktu lalu.

Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari namun peserta tidak menginap di hotelnya. Di hari yang sama, ada juga pelatihan dengan tema Kewirausahaan Digital Dasar, namun berbeda ruangan dengan pelatihan yang saya ikuti waktu itu. Total jumlah peserta dari 2 pelatihan ini sekitar 300-an orang. Untuk pelatihan pemasaran digital tingkat dasar sendiri pesertanya sekitar 100-an orang.

PEMASARAN DIGITAL TINGKAT DASAR HARI PERTAMA

Pada hari pertama, diawali dengan sambutan-sambutan yang sebetulnya ga perlu-perlu banget untuk didengar. Sampe bikin jadwalnya jadi molor hanya karna nungguin yang mau sambutan doang. Ga efektif kan jadinya? Mending dikurangin aja sambutan-sambutan begitu, soalnya peserta juga ga terlalu dengerin kok.

Setelah sambutan, baru deh pembagian kelas dan kelompok masing-masing peserta. Saya kebagian di grup C, yang posisinya agak di tengah ruangan tapi tetap jauh kalo ngeliat ke depan. Meskipun udah pilih kursi urutan paling depan, tetap aja masih jauh karna di depan saya ada barisan grup A dan B. Jadi ga terlalu efektif juga penataan kelasnya. Saya lebih menyarankan untuk kelas berikutnya agar membagi jadi 2 ruangan saja agar lebih efektif.


Hari pertama, peserta diajarkan teori tentang pemasaran digital dan kenapa harus mulai melek digital zaman sekarang. Salah satu keuntungannya adalah usaha/bisnis yang dijalankan bisa menjangkau orang-orang di luar dari lingkungan kita. Misalnya, saat ini konsumen usahamu hanya ada di sekitar radius 1km saja. Dengan menggunakan teknik pemasaran digital, usahamu bisa menjangkau seluruh Indonesia bahkan bisa ekspor ke luar negeri juga.

Di hari ini juga diajarin untuk bikin sosmed khusus untuk usaha/bisnis bagi peserta yang belum punya akunnya. Selain bikin akun, peserta juga wajib bikin dan upload 1 postingan ke medsosnya. Kebetulan medsos yang digunakan kali ini adalah instagram. Salah satu pematerinya, Mba Elis, mempraktikkan cara membuat caption instagram yang menarik menggunakan ChatGPT.

Oiya, pemateri di kelas ini ada 4 orang. Selain Mba Elis, ada Mas Arif  dan 2 orang lagi yang saya lupa namanya hehe maaf. Kayaknya kelas saya ini kebagian pemateri yang berdomisili di Kalimantan Tengah. Karena semuanya cerita tentang tempat tinggalnya di Palangkaraya.

Pada hari pertama ini porsi teori dan praktiknya bisa dibilang masih 50-50. Peserta masih diajak kenalan sama yang namanya pemasaran digital itu seperti apa. Untuk membuktikan tingkat pengetahuan peserta, sebelum materi dimulai kami diharuskan untuk mengisi post test yang sudah tersedia di platform digitalent kominfo. Ada yang nilainya di bawah 50 ada yang sudah di atas 50. Itu ga berpengaruh sebenarnya, hanya untuk tolak ukur awal pelatihan saja.

PEMASARAN DIGITAL TINGKAT DASAR HARI KEDUA

Di hari kedua pelatihan, peserta dituntut untuk lebih banyak praktiknya. Menurut saya di hari kedua ini tantangannya cukup berat untuk peserta. Karena materinya menuntut untuk paham administrasi negara. Peserta dibimbing praktik untuk bisa menerbitkan NIB (Nomor Induk Berusaha) di website OSS kementerian. Btw, untuk bisa menerbitkan NIB ini gratis ya! Jadi untuk kamu yang punya bisnis luring ataupun daring, bisa segera bikin di website resmi OSS.


Tantangan di hari kedua ini lebih ke teknisnya, sih. Karena banyak peserta yang mengeluhkan lemotnya jaringan internet di kelas. Meskipun udah pake wifi yang disediakan panitia, namun karena penggunanya banyak jadi balik lemot juga. Pake internet dari paket data sendiri juga ga nolong, jadi praktiknya agak terganggu.

Saya sendiri sudah selesai melakukan tugas ini sejak lama, karena sudah diproses jauh sebelum kelas ini saya ikuti. Kebetulan saya menggunakan NIB toko orang tua saya yang sudah diproses tahun kemaren. Sebetulnya ga ada kesulitan untuk memproses NIB ini, karena menurut saya langkah-langkahnya cukup mudah. Namun memang diperlukan jaringan yang stabil untuk melakukan proses ini.

***
Btw, di pelatihan ini sebetulnya di awal tidak ada dijanjikan untuk dapat sertifikat. Di dashboard pendaftarannya, sudah diinformasikan kalo pelatihan ini ga ada sertifikatnya. Nah, masalah muncul ketika salah satu trainer menginformasikan bahwa pelatihan ini akan mendapatkan sertifikat digital. Grup whatsapp peserta pun jadi rame karena sangat berharap untuk dapat sertifikat ini.

Saya pun jadi ikut berharap, karena dari awal tidak berekspektasi akan mendapatkan sertifikat ini. Trainernya menginfokan kalo sertifikat bisa terbit sebulan setelah pelatihan ini selesai. Awalnya saya juga agak curiga, kok bisa selama itu? Oh mungkin aja karena pesertanya banyak (300 an orang) jadi perlu proses. Tetap mencoba positif thinking pada waktu itu.

Tapi, sampai tulisan ini terbit sertifikatnya masih belum tersedia juga. Bulan lalu sudah ada yang sempat melakukan follow-up mengenai hal ini, katanya terkendala karena tanda tangan digital yang bermasalah jadi perlu proses lebih lama. Bulan ini, beberapa peserta yang melakukan follow-up lagi di grup whatsapp tidak mendapatkan respon dari para trainer ataupun panitia acara.

Kesimpulannya, ini pelatihan yang bagus banget untuk pemula yang ingin mempelajari pemasaran digital pertama kali. Meskipun menurut saya saat di kelas belajarnya kurang efektif, karena terlalu banyak peserta dalam 1 ruangan yang sama. Ada baiknya nanti dipisah jadi 2 atau 3 kelas dengan jumlah peserta yang lebih sedikit sehingga konsentrasinya tidak terpecah.

Btw, peserta belajar pemasaran digital ini kebanyakan ibu-ibu, ya. Laki-lakinya ada tapi di hari itu kami jadi kaum minoritas. Saya salut sekali dengan semangat belajar ibu-ibu ini. Karena saya tau gimana sulitnya memahami sesuatu yang baru dengan teknologi yang baru ini. Ga mudah, tapi kalo ada kemauan pasti bisa. Ibu-ibu keren ini salah banyak di antara mereka yang mau dan berusaha untuk memahaminya. Keren banget!

TAHUN BARU ILMU BARU TEMAN BARU

Kamu pernah ga kalo udah mau taun baru begini selalu bikin resolusi buat taun depan nanti? Tapi ujung-ujungnya ga ada yang dikerjain juga? Saya pernah dan sering bahkan. Meskipun begitu, saya ga pernah jera untuk bikin resolusi buat diri sendiri.

Karena buat saya sekarang, resolusi itu gapapa ga semuanya dikerjain. Tapi setidaknya kita terus berproses setiap hari dan menambah sesuatu yang baru di hidup kita. Bisa jadi ilmu baru, teman baru, komunitas baru dan lain sebagainya. Misi saya setiap tahun adalah minimal punya sesuatu yang baru yang bisa saya rasakan. Bisa jadi pengalaman melakukan sesuatu ataupun belajar ilmu baru yang belum pernah diketahui.

Salah satu keputusan terbaik saya di tahun 2023 ini adalah bergabung ke komunitas Wikipedia Banjar. Merupakan komunitas resmi yang bernaung dibawah Wikipedia Indonesia. Ini jadi pengalaman saya bergabung ke salah satu komunitas terbesar di Indonesia sejauh ini. Wikipedia Banjar sendiri merupakan komunitas wikipedian (sebutan untuk para sukarelawan wikipedia) yang aktif berkontribusi pada wikipedia bahasa daerah. 

Meskipun tergabung di komunitas berbahasa daerah, bukan berarti anggota komunitasnya hanya spesifik berkontribusi di bahasa daerah saja. Setiap orang bebas berkontribusi di platform wikipedia manapun yang disukai sesuai dengan minat dan hobi masing-masing.

Untuk yang belum tau, wikipedia itu tidak hanya sekadar artikel yang biasa kamu lihat di google ketika mengetik kata kunci tertentu. Itu hanya sebagian kecil informasi yang bisa kamu akses. Kalo kamu "menyelam" lebih dalam, kamu bisa menemukan hal-hal ajaib lain yang bisa jadi sesuai dengan minat dan hobimu.

Contoh saya, meskipun saya hobi menulis di blog, ternyata di wikipedia saya lebih suka untuk menambahkan struktur data pada foto yang ada di wikipedia commons (salah satu platform wiki untuk mengunggah berkas foto). Karena menurut saya lebih mudah berkontribusi lewat cara itu daripada menuliskan artikel pada wikipedia saja.

Selain kegiatan berkontribusi secara daring, komunitas ini juga sering mengadakan pertemuan luring bertajuk kopi darat (kopdar). Tujuannya selain mempererat silaturahmi antar anggota, biasanya juga ada kegiatan menyunting bersama serta membahas hal-hal yang diperlukan seputar kegiatan komunitas.

Dokumentasi pelatihan WikiLatih, sumber: instagram @banjarwiki

Sebenarnya tujuan saya bergabung ke komunitas ini pada awalnya hanya ingin mendapatkan kegiatan dan pengalaman baru. Tidak berekspektasi lebih ketika awal masuk komunitas ini, karena saya kira pada saat awal bergabung itu komunitas ini hanya bergerak di kegiatan daring saja. Saya baru tau kalo ternyata kegiatannya cukup banyak dan produktif semuanya.

Karena wikipedia banjar terafiliasi dengan wikipedia indonesia secara resmi, dan wikipedia indonesia adalah bagian dari wikimedia foundation, maka ketika ada acara-acara yang levelnya international (daring ataupun luring), komunitas yang terafiliasi juga diajak untuk ikut berpartisipasi. Jadi ga cuman bisa ikut acara-acara skala nasional saja, tapi juga internasional. Apalagi jika kamu memiliki keahlian khusus yang bisa membantu kontribusi di wikipedia jadi lebih mudah, kamu akan semakin mudah untuk mengikuti acara-acara ini.

Ada banyak acara yang diselenggarakan oleh Wikipedia Indonesia dan lebih asyiknya lagi Wikipedia ini nyediain beasiswa fully funded bagi wikipedian yang beruntung untuk diberangkatkan ke lokasi acaranya. Enak banget kan? Acaranya ini juga diadain tiap tahun, lho! Jadi tiap taun terbuka kesempatannya.

Sejauh ini sih saya belum pernah dapat beasiswa ini, mungkin karena terhitung "anak baru" di komunitas jadi masih harus membuktikan diri dulu. Ya gapapa juga sih, tiap orang kan harus berproses ya. Kita liat selama 2 taun ke depan prosesnya seperti apa.

Cukup Mempengaruhi Kehidupan

Meskipun baru tahun 2023 ini gabung di komunitas ini, kebiasaan berkomunitas di wikipedia ini cukup mempengaruhi kehidupan pribadi. Terlebih lagi untuk hal yang berhubungan sama hal tulis menulis dan tata bahasanya. 

FYI, di wikipedia itu meskipun bisa menulis apapun tapi tidak sebebas yang kamu bayangkan. Menulis artikel di wikipedia harus sesuai akidah EYD dan harus mencantumkan referensi yang valid. Bahkan untuk artikel bahasa daerah pun juga harus sesuai kata yang baku. Jadi ga bisa asal tulis tanpa mikir alias ngarang.

Dokumentasi kegiatan Kopdar, sumber instagram @banjarwiki

Nah karena kebiasaan melakukan aktivitas penyuntingan ini, kegiatan nulis di blog pun jadi ikut terpengaruh hal ini. Awalnya yang hanya ingin mencari hobi baru, ternyata hobi baru ini bisa mempengaruhi hobi yang lama. Mungkin karena ga ada beban apa-apa ketika ikut kegiatan ini, makanya bisa punya pengaruh sebesar itu di kegiatan tulis menulis.

Kalo kamu merasa sudah tau tentang budaya bahasa daerahmu sendiri, tunggu sampai kamu gabung ke komunitas wikipedia bahasa daerah. Karena pasti kamu akan kaget sendiri ternyata bahasa yang kamu tau itu akan beda banget sama yang ada di wikipedia. Gabung ke komunitas wikipedia bahasa daerah akan sangat mempengaruhi penambahan kosakata kamu nantinya.

Sejak saya bergabung di komunitas wikipedia banjar, saya seperti menemukan rumah ke-3 saya. Rumah ke-2 tentu saja komunitas blogger kesayangan, Pena Blogger Banua.. heheh! Karena di komunitas ini saya bisa tetap bisa melakukan hobi saya: menulis, sambil membebaskan pengetahuan yang ada di Indonesia.

Kalo kamu sendiri, tahun baru ini punya rencana apa untuk diri sendiri? Tulis di kolom komen ya!

SEMUA YANG HILANG DAN TAK BISA KEMBALI

Lu pasti punya masa dimana lu ngerasa kalo disaat itu adalah masa paling "terbuang" dalam hal waktu, uang dan tenaga serta produktifitas kan? Bisa dibilang itu adalah zaman paling kelam yang pernah lu lalui dan penuh penyesalan ketika sadar sudah melewati itu semua.

Gue juga punya, dan akan gue ceritakan semuanya ditulisan kali ini.

Disclaimer dulu, gue nyeritain hal ini bukan berarti gue bangga sama apa yang gue lakukan. Lu liat aja judul tulisannya, ada kata PENYESALAN di sana. Gue sangat menyesal atas apa yang pernah gue lakukan di zaman itu dan gue pengen lu yang baca tulisan ini ga mengulangi kesalahan yang sama kayak gue waktu itu.

Oke mari kita mulai cerita penuh penyesalan ini.

Sejak pertama kali gue hidup, kuliah adalah masa dimana gue merasa "bebas" dari orang tua karena itu pertama kalinya gue ngekos. Waktu kuliah jadi zaman kebebasan yang menurut gue paling bebas sebebasnya. Karna selama ini waktu di rumah gue cukup terkekang sama aturan orang tua. 

Karena merasa ga ada yang ngawasin, akhirnya gue jadi terlalu santai menjalani kehidupan perkuliahan. Bukan cuman dunia kuliah, tapi juga dunia di luar kuliah akhirnya ikut-ikutan terlalu santai. Maksudnya terlalu santai itu, gue banyak membuang waktu untuk hal-hal yang ga produktif. Ketika kuliah ya sekadar kuliah, meskipun gue juga ikutan organisasi kampus, menurut gue pribadi, gue ga maksimal di sana. 

Ketika udah menjalani hidup 5 tahun setelah kuliah, baru berasa penyesalannya. Banyak banget hal-hal yang harusnya bisa gue lakuin waktu itu, tapi ga dilakuin karna terlalu santai. Waktu itu gue hanya mikirin hidup untuk hari ini, ga mikir untuk masa depan gue sendiri. Gue melalui hari-hari selama kuliah itu dengan malas dan santai tanpa mikir akibat yang akan gue rasakan di masa depan.

SEMUA YANG HILANG DAN TAK BISA KEMBALI

Hal pertama yang paling gue sesali adalah banyaknya waktu yang harus terbuang sia-sia. Gue mikir, kayaknya kalo semua waktu yang terbuang saat kuliah itu gue pake untuk hal yang lebih produktif, pasti akan jadi "sesuatu" yang bermanfaat untuk gue pribadi. Entah itu manfaatnya bisa gue rasakan sekarang, atau mungkin nanti 5-10 tahun ke depan.

Andai saja waktu yang gue buang itu gue manfaatin untuk belajar internet marketing, mungkin sekarang gue udah jadi expert. Andai waktu yang gue buang itu dipake untuk baca buku, mungkin sekarang gue udah jadi reviewer buku dengan subscriber 50k di youtube. Kalo aja gue manfaatin waktu yang terbuang itu untuk ngedalamin ilmu kuliah, mungkin sekarang gue bisa kerja di instansi/perusahaan yang sesuai sama pengalaman gue.

Hal kedua yang gue sesali adalah ke-insecure-an diri sendiri saat kuliah. Meskipun saat itu punya pacar, tapi gue masih suka cemburuan sama dia. Bahkan saking insecure-nya gue, pacar gue sering banget gue cemburuin. Kalo dia chat atau ngobrol sama cowo lain, gue cemburuin. 

Trus pas lagi bergaul sama temen-temen gue jadi orang yang rada ga asik. Ketika ada yang becandain gue, bukannya direspon dengan ketawa gue justru marah. Karna insecure gue jadi gampang tersinggung dan baperan. Temenan juga jadi ga enak kalo kayak begitu. Gue ngerasa banget kok, meskipun temen-temen gue coba memaklumi, tapi gue yakin mereka juga ga nyaman kalo ada orang yang baperan kalo dibecandain.

Gue nyesel kenapa waktu itu jadi orang yang insecure. Banyak banget kerugian yang gue rasain karna hal ini. Gue udah pernah bahas sedikit tentang ketidakpercayaan diri ini, salah satunya bikin gue jadi melewatkan banyak kesempatan untuk bisa berkembang. Karna ngerasa ga percaya diri, jadinya mau ikut suatu kegiatan minder duluan. Padahal belum tentu juga orang tau kita insecure atau ga kan?

Karena insecure ini juga yang bikin gue jadi takut untuk mencoba hal baru. Gue ga PD sama diri sendiri dan mencoba sesuatu di luar kebiasaan itu sangat susah buat gue. Merasa nyaman di zona nyaman dan ga kemana-mana. Terjebak oleh keadaan yang menurut gue "enak", padahal berbahaya banget untuk masa depan.

Hal terakhir yang gue sesali ketika di zaman itu adalah gue pemalas banget jadi orang. Sebenarnya kalo diliat-liat sih ga males-males amat, kasur tetap rapi, kamar tetap bersih. Malas disini adalah malas ngembangin diri sendiri. Jarang baca buku, jarang ikut pelatihan/seminar. Saat itu emang ga ada duit juga sih untuk ikut begituan. Karna zaman dulu kan masih jarang ada seminar/pelatihan yang gratis. Internet udah ada, tapi ga semudah sekarang untuk aksesnya.

Nah semua itu "berkolaborasi" bersama-sama bikin gue jadi anak yang minim pengembangan diri. Ikut seminar jarang karna duitnya ga cukup, kalo pun ada yang gratis juga males datangnya. Belajar di internet perlu duit lagi karna harus ke warnet, sementara internet masih susah waktu itu. Belajar dari buku bisa, sih, cuman lagi-lagi kepentok males dan duitnya ga cukup juga. Sehingga membuat semuanya menjadi lengkap.

Padahal kalo dipikir-pikir, seandainya gue nabung waktu itu, berhemat dengan maksimal, setidaknya gue bisa memenuhi keinginan untuk bisa belajar skill baru atau ngembangin konten sendiri. Intinya bisa punya sesuatu pada saat itu. Tapi sayang sekali semuanya hanya tinggal penyesalan.

PERMINTAAN MAAF KEPADA SEMUA PIHAK

Dengan penuh kesadaran diri dan tanpa paksaan, di tulisan ini gue juga mau minta maaf sama semua pihak yang pernah merasa dirugikan secara langsung maupun tidak langsung karena kelakuan di masa lalu. Tidak ada niat untuk secara sengaja membuat kalian jadi jengkel, marah ataupun bete karna kelakuan gue. Karna emang guenya aja yang tolol waktu itu, mungkin juga sekarang masih, tapi alhamdulillah lebih sadar diri sekarang. Pastinya kalo sekarang ini gue udah ga se-insecure dulu lagi.

Di zaman penuh penyesalan itu, gue terlalu gengsi untuk meminta maaf atas perbuatan yang gue lakukan. Egois banget, gue tau. Ga ada orang lain yang patut disalahkan selain diri gue sendiri karena kelakuan di zaman itu.

Untuk yang meninggalkan gue karna perbuatan yang pernah gue lakukan ke mereka, ga ada yang bisa gue sampaikan selain meminta maaf sebesar-besarnya dan membuka pintu ikhlas untuk kalian. Untuk yang masih setia bersama gue hingga hari ini, terimakasih banyak karena masih rela menyisakan satu tempat untuk gue di hati kalian.

Hidup yang gue jalanin saat ini, adalah "hasil" yang gue terima dari perbuatan di masa lalu, termasuk ketika berada di zaman penuh penyesalan itu. 

ANAK KECIL YANG MINDER


Ketika mengingat masa kecil, mungkin dibenak kamu yang terlintas adalah masa-masa indah saat itu. Bermain, becanda sama temen, ga ada beban hidup, ga ngerti masalah keuangan. Pokoknya intinya bermain aja lah dunianya, ga ada yang lain. Beda banget kayak saya yang justru kenangan yang diingat yang menyedihkan.


Menyedihkannya bukan dalam arti keuangan gitu. Alhamdulillah sih cukup ya meskipun ga berlebihan juga. Keadaan menyedihkan itu berasal dari sisi mental dan psikologis. Karena berasa tertekan memiliki orang tua yang menuntut anaknya ga boleh melakukan kesalahan. Menurut mereka salah itu sama dengan sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh manusia. Kalo lu salah, lu akan dihukum, walaupun harusnya lu ngeliat dulu kesalahan yang dia lakuin itu kayak gimana.

Kalo gue pribadi saat ini, melihat sebuah kesalahan yang dilakukan seseorang adalah sebuah proses belajar. Terutama kesalahan yang dilakukan saat melakukan sesuatu yang positif. Misalnya kalo lu lagi belajar naik motor, terus jatoh dari motornya, asalkan motornya masih dalam keadaan baik sih menurut gue ga masalah. Karna lu lagi berproses belajar di situ, untuk jadi pengendara yang lebih baik.

Nah konsep berpikir itu, ga ada di orang tua gue. Pokoknya kalo udah salah, barti lu ngelakuin kejelekan. Sayang banget ya? Padahal ga semua kesalahan itu bukan berarti jelek.

Karna konsep berpikir yang ga tepat ini, bikin gue jadi anak kecil yang minderan, baperan dan ga punya inisiatif. Selalu nunggu disuruh dan ga punya jiwa kepemimpinan. Padahal, harusnya sebagai anak pertama, memimpin itu adalah sebuah keharusan. Akibatnya, gue jadi ga bisa mimpin orang dan hanya jadi pesuruh.

Gue sangat takut untuk berinisiatif karna setiap kali gue inisiatif melakukan sesuatu, langsung diblok sama orang tua sendiri. Aneh banget ya? Kayak semuanya harus diatur sama mereka gitu loh. Padahal, gue kan bukan boneka, bukan robot juga. Gue manusia yang punya kehendak sendiri, punya keinginannya sendiri. Gue juga pengen melakukan hal yang gue sukai, ga cuman disukain sama ortu gue doang.

Bahkan luka masa kecil gue masih gue bawa sampe hari ini. Ceritanya, karna gue suka banget sama sepak bola, gue pengen banget nyobain untuk masuk sekolah bola. Makanya setelah lulus SD, gue berencana ingin masuk akademi sepak bola lokal di sini. Gue ngeliat temen-temen yang main bola di sekolah itu jago banget karena mereka masuk akademi.

Setelah gue utarakan keinginan itu, tentu saja ditolak dong. Mana mau mereka anaknya berinisiatif sendiri? Semunya harus atas dasar kontrol dan persetujuan mereka. Padahal, untuk masuk ke akademi itu kan perlu test dan belum tentu lulus juga. Kalo aja gue diizinin minimal untuk ikut tes masuknya, mungkin gue ga akan seminder itu saat itu.

Gue jadi ga percaya diri untuk sekadar punya cita-cita gara-gara mereka membunuh mimpi kecil itu. Mereka mungkin menganggap itu cuman mimpi anak-anak biasa, tapi buat gue itu mimpi besar karena ada keinginan untuk jadi jago main bola di situ. Susah juga ya hidup bersama orang tua yang parenting skill-nya masih terbatas. Mereka masih ga ngerti ada yang namanya mental health yang mesti diperhatikan.

Akhirnya gue versi anak kecil tumbuh jadi anak yang ga percaya diri.

Karena gue ga percaya diri, pada akhirnya gue gampang tersinggung sama orang. Bahkan obrolan sederhana aja bisa mentrigger ketersinggungan gue. Sensitif banget kalo ngomongin diri sendiri. Terlalu insecure pada saat itu. Orang yang ngomongin gue yang baik-baik, ga akan gue percaya dan pasti gue bantah. Tapi begitu ada orang yang ngomongin gue yang jelek-jelek, gue bakalan tersinggung. Aneh banget dah pokoknya kalo dipikir-pikir.

Gue yakin zaman dulu (atau mungkin sampe sekarang?) temen-temen gue menganggap gue orang yang ga asik. Karna susah banget untuk dibecandain. Dibecandain sedikit langsung tersinggung marah ngambek.

Awalnya dari dibikin minder di lingkungan keluarga sendiri, yang mana harusnya mereka yang paling suportif. Akhirnya di luar pun gue ga jadi orang yang percaya diri. Sayangnya gue minder terlalu lama, dan banyak banget kesempatan yang gue lewatkan karna kelamaan insecure sama diri sendiri.

Buat lu yang baca tulisan ini, gue harap lu semua ga jadi seperti gue di zaman dulu. Lu itu berharga, meskipun ga ada orang yang percaya. Lu itu mampu, meskipun ga ada seorangpun yang yakin. Lu harus percaya sama diri lu sendiri, karna dia lah orang yang paling bisa lu andalkan. Ga ada seorang pun yang lu bisa membuat lu jadi orang yang percaya diri selain diri lu sendiri.

Kalo lu secure sama diri lu sendiri, omongan apapun yang dilontarkan sama orang, ga akan berpengaruh apa-apa di hidup lu. Omongan negatif cuman jadi kata-kata kosong. Karna omongan negatif orang lain ga akan mengurangi apa yang ada di dalam diri lu selama ini. Omongan fitnah ga akan mengubah apapun yang jadi diri lu sekarang. Omongan positif akan jadi motivasi tambahan buat lu menjalani hidup lebih bersemangat.

Kenali diri lu lebih dulu, sebelum lu nyalah-nyalahin orang lain. Kalo lu udah kenal siapa diri lu sebenarnya, gue yakin lu ga akan nyalah-nyalahin orang lain. Karna lu tau apa yang berguna dari diri lu, apa yang ga berguna dari diri lu sendiri. Omongan orang lain, apalagi yang negatif, ga akan mengubah apapun yang sudah jadi jati diri lu itu.

CARA MENGATASI BURNOUT SAAT BEKERJA

Lagi-lagi tulisan ini terinspirasi dari salah satu wawancara kerja yang saya lakukan. Mungkin karena dunia digital marketing/social media specialist ini dunia yang kreatif jadi pertanyaan yang dilontarkan juga unik. Mungkin ini juga bisa menjawab keresahan kamu yang sering mengalami hal ini di dunia kreatif.

Jawaban ini berdasarkan pengalaman saya pribadi dan juga observasi ke sesama content creator yang saya kenal. Jadi mungkin saja jawaban yang keluar berbeda dari yang kalian harapkan. Meskipun berbeda, saya berharapnya kamu bisa mendapatkan inspirasi atau setidaknya memiliki sudut pandang yang baru ketika mengalami burnout beserta cara mengatasinya.

Tulisan kali ini bukan ajakan/himbauan/paksaan untuk melakukan apa yang saya tulis. Semuanya balik lagi ke kamu. Kalo mau ngikutin ya silakan, ga ikut juga gapapa. Saya hanya mencoba membagi sesuai pengalaman saja.

KENAPA BURNOUT BISA TERJADI?

Sebelum memulai menjawab pertanyaan utama, ada baiknya kita mengerti dulu istilah "burnout" itu sendiri. Menurut artikel dari halodoc.com, berdasarkan kamus psikologi American Psycological Association (APA), pengertian burnout adalah kelelahan fisik, emosional atau mental, disertai dengan penurunan motivasi, penurunan kinerja dan sikap negatif pada diri sendiri dan orang lain. Dalam konteksnya kali ini ke lingkungan kerja dan performa kerja kita.

Penyebabnya bisa macam-macam, sepengalaman gue, ada beberapa penyebab burnout:

  • Workload yang terlalu berat sehingga memberikan efek lelah pada fisik
  • Waktu istirahat yang tidak cukup sehingga mental masih belum siap untuk menghadapi tumpukan kerjaan
  • Lingkungan tempat kerja yang toxic dan tidak supportif sehingga terasa sendirian dan ga punya teman senasib yang saling menyemangati
  • Merasa tidak dihargai di tempat kerja padahal sudah memberikan seluruh kemampuan terbaiknya
  • Mulai tidak menikmati pekerjaan yang dilakukan karena terlalu banyak tuntutan yang harus dipenuhi
Jika itu semua kejadian di kamu, ada kemungkinan potensi terjadinya burnout tinggi. Masalahnya, orang-orang tu kadang ga kenal sama kesehatan mentalnya sendiri. Taunya cuman sakit badan doang. Padahal mental juga penting untuk diperhatikan karna bisa ngaruh ke kejiwaan kamu. 

Oke kalo udah tau konsep burnout dan penyebabnya, kita akan bahas gimana cara mengatasinya.

CARA MENGATASI BURNOUT

Kita akan masuk ke inti dari tulisan ini. Pertanyaan dari interviewer perusahaan kepada saya "Kalo lagi burnout biasanya ngapain?" Jawaban dari pertanyaan ini akan sangat relatif, ya. Karena setiap orang pasti punya cara tersendiri untuk mengatasi stress yang dihadapinya. Kalo kita punya pandangan berbeda mengatasi burnout, itu sangat wajar.

Perbedaan itu tidak perlu diperdebatkan, terlebih hal ini sangat personal untuk setiap orang. Justru harusnya bersyukur, karna kamu jadi bisa punya sudut pandang yang terhadap suatu hal. Kamu memperkaya pengetahuanmu dengan menghargai perbedaan sudut pandang orang lain. Siapa tau dari sudut pandang yang baru itu kamu jadi terinspirasi untuk melakukannya juga.

Nah, gue pribadi punya cara sendiri untuk mengatasi burnout yang dialamin. Cara mengatasi burnout ala gue antara lain:

  • Tidur. Salah satu cara paling sering gue lakuin ketika ngalamin burnout. Soalnya tidur tu sangat berguna untuk menyegarkan otak. Otak itu ibarat komputer, pasti perlu "reset" biar tetap beroperasi dengan maksimal. Biar resetnya maksimal, maka tidur yang cukup adalah salah satu caranya.
  • Keluar rumah. Sebagai seorang anak rumahan, kegiatan di luar rumah tu jarang banget gue lakuin. Karena kerjaan di dalam rumah tu ga pernah ngebosenin buat gue. Tapi sesekali gue juga perlu untuk keluar menghidup udara bebas. Sekalian jalan-jalan juga cari inspirasi biar ga mentok di situ situ aja. Ngeliat orang-orang random di jalan tu sangat memancing kegelisahan gue untuk menuliskan suatu topik.
  • Nongkrong sama temen. Kadang kita butuh insight baru dari orang lain terhadap suatu masalah/topik. Tujuannya biar kita juga punya sudut pandang yang beda dan bisa ngeliat suatu topik itu dari berbagai sisi. Dengan begitu, konten yang kita bikin akan jadi lebih kaya secara wawasan. Diharapkan juga jadi lebih berimbang dan ga berat sebelah.
  • Baca buku. Memilih bacaan yang sesuai topik akan membuat pikiran jadi lebih terbuka. Selain nambah wawasan, membaca juga bisa menambah perbendaharaan kata dalam menulis. Buat gue membaca jadi salah satu alternatif untuk bisa menemukan kelanjutan dari sebuah tulisan/konten yang lagi dikerjakan.

Sebenarnya nulis pun juga jadi salah satu alternatif untuk menghindari burnout. Tapi terkadang, karna keseringan nulis justru bisa kena burnout juga. Makanya gue perlu banyak cara mengatasi burnout. Jangan menyepelekan burnout ya, apapun yang kamu kerjakan saat ini. Mau kamu sesenang dan sebahagia apapun ngerjainnya, pasti suatu saat ada rasa jenuh dan bosannya juga.

Kegiatan menulis akhir-akhir ini jadi sebuah paradoks buat gue. Karena di satu sisi nulis jadi alat terapi stress gue selama ini. Tapi lama-lama kalo keseringan nulis justru bikin gue jadi burnout. Bingung ga lu kalo jadi gue?

Kesimpulannya, apapun yang lu kerjakan saat ini, nikmati selagi bisa. Kalopun kerjaan lu bikin lu capek fisik dan mental, istirahat dulu. Gue ga pernah setuju sama orang yang keluar dari kerjaannya hanya karena capek. Meskipun memang kadang atasan suka ga ngotak kalo ngasih kerjaan, tapi solusinya ga berhenti dari kerjaan juga dong.

Gue pengen lu cari jalan keluar yang lain dulu, sebelum lu memutuskan untuk keluar dari kerjaan itu. Usaha dulu yang banyak sampe mentok. Kalo lu mau keluar dari sana, pastikan lu udah punya kerjaan baru yang siap nerima. Jangan cuman keluar terus jadi beban keluarga. Itu namanya enak di elu ga enak di keluarga.

Burnout itu level stressnya bisa dikurangi kalo lu bisa mengatasi peluang-peluang burnout itu sendiri. Mungkin lu bingung "gimana caranya gue tau kalo mau burnout?" Nah ini memang agak sulit, karena memang kadang dianggap cuman bosan/jenuh doang. Kalo misalnya lu ga ngeremehin tanda-tanda ini, nanti jatohnya numpuk dan akhirnya stress akut.

Bosan dan jenuh itu salah 2 gejala burnout sebenarnya. Kalo lu udah mulai ngerasa apa yang lu lakukan sudah terlalu monoton dan membosankan, segera antisipasi. Entah itu tidur, cari kegiatan lainnya, atau ambil cuti dari kerjaan. Intinya jangan dicuekin rasa bosan dan jenuh lu itu. Lakukan sesuatu yang berbeda atau yang lebih menyenangkan selain kerjaan monoton itu.

Tapi kalo lingkungan kerja lu udah terlalu beracun/toxic ya emang harus keluar sih. Asal lu udah punya cadangan, jangan asal keluar tanpa persiapan. Itu tolol namanya kalo begitu. Gue sih ga menyarankan lu keluar sebelum punya kerjaan baru, ya. Tapi kalo ngerasa udah ga tahan lagi sama lingkungannya, ya silakan aja.

Gue tau ketahanan mental tiap orang tuh beda-beda. Jadi di tulisan ini gue ga akan memaksa lu untuk ngikutin apa yang gue tulis. Ini hanya sudut pandang gue yang dirasakan selama ini ketika menghadapi burnout. Selebihnya gue menyerahkan segala keputusan pada lu sendiri. Karna yang paling tau tentang diri lu adalah lu sendiri. Kenali diri lu lebih dalam, maka lu akan jauh lebih siap menghadapi tantangan di mas depan.

Kalo lu sendiri gimana caranya mengatasi burnout? Tuliskan pengalaman lu mengatasi burnout saat bekerja di kolom komentar dong!

Resep Indomie Pedas Simple Langsung Bisa Dimakan

Salah satu inovasi manusia zaman modern paling brilian menurut gue adalah ditemukannya mie instan. Terutama yang merk Indomie, tau banget selera pasar kayak gimana. Udah liat kan tulisan gue yang ngebahas berbagai varian indomie? Itu salah satu tanda kalo Indomie memang market oriented banget posisinya.

Varian indomie yang paling sering gue konsumsi adalah indomie goreng. Gue juga suka yang varian sambal matah, salted egg dan indomie goreng pedas. Rata-rata memang varian indomie goreng semua, karena emang ga terlalu suka mie kuah.

Saking seringnya bikin indomie, gue sampe bosen sama resep indomie yang itu-itu aja. Gue coba bereksperimen dengan mencoba menambahkan random kondimen di Indomie yang gue makan. 

Cara Membuat Resep Indomie Pedas Simple

Berikut resep bikin indomie pedas simple ala gue:

1. Rebus air yang sudah dibubuhi garam + tepung sedikit. Kurang lebih selama 3-4 menit atau sampai blebek-blebek. Gunanya nyampurin garam itu biar air mendidihnya ga sampe tumpeh-tumpeh dari tempatnya. Kalo ga pengen pake garam, barti porsi airnya dikurangin aja. Gunanya tepung tu katanya biar rasanya jadi makin gurih gitu. Gue dapet trik ini dari twitter juga, tapi belum berasa bedanya di gue sih, mungkin kurang banyak.

2. Kalo airnya udah blebek-blebek, masukin 1 bungkus utuh langsung. Usahain tempatnya muat, ya. Kalo ga ada, yaudah dipatahin biar muat. Tujuan gue ga ngeremukin mie-nya ini biar nanti pas dimakan ada sensasi kriuk gitu.

3. Direbusnya ga perlu lama-lama, ya ges! sekitar 3-4 menitan aja. Karna gue pribadi ga suka tekstur mie yang benyek dan "ngembang" gitu. Menurut gue jadi ga enak diliat dan ga bikin nafsu makan. Tapi ini kan soal selera, jadi kalo lu ga mau ngikutin cara gue ya gapapa juga.

4. Sambil lu nunggu mie-nya direbus, siapkan dulu bumbu indomie-nya. Karna gue ga terlalu suka mie yang keasinan, jadi bumbu bubuknya cuman setengah bungkus aja. Bubuk cabe masukin full/sesuai selera. Minyak + kecap masukin semua. FYI, versi Indomie di Kalimantan itu ga ada sambel cairnya. Jadi cuman ada 4 kondimen, bumbu+chili power dan kecap+minyak doang. 

5. Selain kondimen default dari Indomie, gue nambahin 2 pelengkap lagi yang selama ini gue yakini bikin makan indomie makin nikmat. Cabe rawit dan mentega/margarin. Untuk cabe rawit biasanya gue tambah 2 biji, tapi kalo ukurannya kecil biasanya jadi 3 biji. Margarin/mentega itu ga perlu banyak-banyak, cukup 2 sendok teh aja/1 sendok makan. Tujuan nambah cabe rawit udah pada tau lah ya? Namanya aja resep indomie pedas. Ga mungkin ga pake cabe ya kan? Nambahin mentega ini, gue dapetin dari nonton video "Dapur Amatir Lawless" beberapa tahun yang lalu. Menurut gue ini inovasi canggih bangett!! Karna bikin rasa indomienya jadi lebih "kaya" di mulut.

6. Kalo semuanya udah lu masukin ke mangkok/piring, aduk rata jadi 1. Aduk sampai semua bumbu tadi tercampur semuanya. Gue bukan tipe orang yang suka campurin bumbu di tempat merebus mie-nya. Karna bikin jadi kotor dan susah ngebersihinnya nanti.

7. Setelah dirasa cukup matang, kalo gue sekitar 3-4 menit ngerebusnya udah cukup, matikan kompor lalu diamkan mie-nya di wadah selama kurang lebih 30 detik - 1 menit-an. Jujurly, gue ga terlalu ngerti dari sisi kulinernya apakah ini bermanfaat atau ga, tapi gue mikirnya kalo mie-nya didiemin sebentar setelah diaduk di atas api tu jadi lebih enak aja.

8. Tiriskan indomie dari air rebusannya sekering keringnya. Karna gue pribadi ga terlalu suka indomie goreng yang ada air-airnya. Karna kalo ada airnya nanti jatohnya kayak mie kuah, dong?

9. Ini step terakhirnya, setelah dirasa cukup kering campurkan aja mie sama bumbu yang tadi. Aduk rata sampai Indomie-nya bercampur dengan bumbu. Indomie goreng pedas udah siap disantap selagi panas.

Informasi Tambahan Untuk Resep Indomie Pedas

Beberapa informasi tambahan yang mungkin berguna untuk lu yang mau ngikutin resep gue:

- Kalo lu ga suka cabe rawit, bisa diganti sama bubuk cabe atau saos sambal kesukaan lu. Bebas aja ga harus ngikutin resep gue 100%. Sesuaikan sama selera lu.

- Kalo mau lebih nikmat lagi, lu bisa tambahin susu dancow bubuk putih. Gausah banyak-banyak, cukup setengah sendok teh aja. Itu akan bikin Indomie Gorengnya jadi makin gurih dan ekstra creamy rasanya. Dicampurnya setelah Indomie diaduk rata sama bumbu. Jadi nyampurin susu bubuknya setelah semua proses di atas selesai.

- Lu bisa beli indomie di warung terdekat atau tempat jual indomie online di marketplace sesuai dengan keinginan. Kalo mau memajukan UMKM belilah di warung terdekat lu meskipun harganya lebih mahal sedikit. Tapi dengan membeli di sana, lu udah ngebantu pemiliknya untuk bisa ngasih makan anaknya, bayar sekolah anaknya, beliin sepatu baru untuk anaknya, dan lainnya. 

Menurut gue, resep ini yang paling simpel untuk bikin Indomie pedas. Gue ga bisa ngasih resep Indomie kuah karena jarang banget makan yang kuah-kuah untuk mie. Lebih suka yang goreng karena lebih bisa menikmati rasanya. Lagi-lagi ini masalah selera, ya ges. Jadi ga harus ngikutin resep punya gue.

Kalo lu gimana nih? Apa punya resep andalan bikin Indomie? Khususnya varian Indomie goreng, ya ges. Tulis di kolom komentar, ya! Berbagi menu makanan andalan ga akan mengurangi kenikmatan suatu makanan, kan? Justru berbagi resep andalan juga berbagi kebahagiaan.

Untuk lu yang males masak, dimana resto/warung andalan lu kalo mau cobain kuliner khas Indomie? Coba tulisin juga warung/resto andalan lu itu di kolom komentar. ya ges!

PASSION KAMU APA?

Sepanjang gue ngikutin sesi seleksi wawancara kerja, baru beberapa hari yang lalu gue dapat pertanyaan menarik. Gue ngelamar di posisi yang berbeda banget dari latar belakang pendidikan. Gue memang punya opsi untuk ngelamar "2 alam". 

Gue bisa ngelamar kerja di posisi yang relevan sama pengalaman kerja sebagai profesional berdasarkan latar belakang pendidikan. Gue juga bisa ngelamar di posisi yang relevan dengan pengalaman freelance.

Menjawab pertanyaan "passion kamu apa?"

Karena gue ngejadiin pengalaman freelance sebagai salah satu advantage untuk dimasukin ke CV. Kebetulan juga memang dari sisi freelance tu ada beberapa pencapaian yang bisa dijadikan amunisi untuk ngelamar kerja.

Sejauh ini, sisi freelance masih belum ketemu celahnya untuk bisa lolos kerja. Masih berkutat di sesi interview-interview doang. Paling jauh sih sesi interview ke usernya, kalo itu lolos sebetulnya bisa kerja, tapi takdir berkata lain. Gue anggap itu sebagai proses untuk "menghabiskan jatah gagal".

Dari sekian banyak interview yang gue lakukan, ada 1 pertanyaan menarik. Karena pengalaman gue ada 2 macam, freelance dan full time, pewawancaranya (sepertinya orang HR) nanya "apa sih sebenarnya passion kamu?"

Sebenarnya Passion Kamu Apa?

Gue cukup kaget ketika ditanya hal ini, karena belum pernah ada perusahaan yang nanya sampe segitunya. Mungkin yang lain ga sadar kali ya kalo pengalaman gue terbagi 2 begitu. Bisa juga mereka emang ga terlalu mikirin pengalaman kerja gue. Mau yang manapun itu, pertanyaan ini ternyata dalam banget buat gue, sampe kepikiran setelah wawancaranya selesai.

Sebelum gue jawab passion gue apa, ada baiknya kita ngerti dulu arti kata "passion". Biar paham konteks pertanyaan dari wawancara ini. Menurut KBBI. passion adalah kegemaran, gairah, keinginan yang besar. Kalo kata Pandji Pragiwaksono, passion itu sesuatu yang lu lakuin mau ada bayarannya/ga, mau ujan/panas, mau sakit/sehat, pokoknya lu seneng kalo ngerjainnya.

Semoga aja pengertian passion yang dimaksud sama pewawancara gue itu seperti yang di atas. Kalo memang seperti itu persepsi mereka, gue bisa jawab dengan yakin kalo passion gue ada di menulis/digital marketing. Gue suka banget sama 2 hal itu meskipun belum terlalu menghasilkan. Gue seneng bikin kontennya, gue seneng baca analitiknya, apalagi kalo misalnya ada hasilnya makin suka deh haha!

Sejak 2013 gue udah mulai nulis di blog, sampai sekarang. Kalo ngarepin penghasilan dari blog aja, kayaknya gue udah berhenti ngeblog sejak bertahun tahun yang lalu, deh! Karena emang ga semenghasilkan itu. Waktu pertama kali ngeblog juga ga ada niat sama sekali untuk ngejadiin tulisan gue sebagai sumber penghasilan. Dulu itu pengennya nyari "pelarian" dari penatnya tugas kuliah doang.

Ngeblog awalnya dijadikan hobi, ga kepikiran kalo ternyata dari blog itu bisa menghasilkan sesuatu. Pencapaian tertinggi gue dari ngeblog adalah ikut Fully Funded Workshop Climate Blog tahun 2017 di Bogor. Acara ini diselenggarain salah satu LSM Jerman yang memiliki cabang di Indonesia. Kebetulan waktu itu gue cukup sering bikin tulisan tentang lingkungan di blog, mungkin itu jadi salah 1 pertimbangan panitianya untuk meloloskan gue ikut.

Ngeblog jadi "pintu masuk" untuk lebih kenal dunia internet. Sejak kenal blog, gue baru tau ga perlu keluar rumah untuk bisa menghasilkan pemasukan. Sampe akhirnya kenal sama ilmu digital marketing secara otodidak. Tepatnya di 2018 gue mulai mencoba untuk terjun jualan online di instagram. Sejak saat itu sampe sekarang gue terus mendalami dunia digital marketing. 

Sambil mempelajari dunianya, gue coba mencatat perjalanan belajar tentang digital marketing di youtube dan instagram. Hampir semua catatan perjalanan itu gue jadikan konten di channel youtube. Meskipun ga berformat vlog, setidaknya gue happy bikinnya dan ga ada beban untuk bikin video dengan editing yang "wah".

Cara Menemukan Passion

Gue ga tau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk ketemu passion. Ketika ketemu ketertarikan sama dunia menulis, saat itu gue di umur SMP kelas 2 (atau 3?). Kemudian semakin tertarik saat masuk SMA kelas 2. Menulis makin gue seriusin pada tahun 2013 dan lahirlah blog ini. 

Gue bisa memahami ada yang belum ketemu passion nya sampai bertahun-tahun. Karena memang butuh waktu untuk ketemu. Passion itu terkadang ada yang keliatan, ada juga yang ga. Tergantung faktor lingkungan yang ngedukung kita kayak gimana.

cara menemukan passion

Cara paling mudah menemukan passion berdasarkan dari artikel dan video yang gue konsumsi, cuman satu: COBA SEMUANYA. Karena dengan mencoba kita tau potensi diri sendiri. Dengan banyak mencoba, lu sedang menggali dan mengenali siapa diri lu sebenarnya. Kalo lu ga kenal diri sendiri, gue rasa akan butuh waktu lebih lama untuk ketemu passion lu.

Kunci untuk ketemu passion adalah mengenal siapa lu sebenarnya. Kuatnya dimana, lu ga sukanya dimana, kelemahan diri lu apa. Penting tau dimana kelemahan lu, karena artinya ga ada kesombongan dalam diri. Biar lu sadar kalo lu tuh juga manusia yang apa adanya. Manusia yang mengakui memiliki kekurangan adalah manusia yang seutuhnya.

Bagus kalo misalnya lu udah tau kekuatan lu dimana. Sekarang selanjutnya adalah mengasah kekuatan itu untuk jadi lebih baik, lebih tajam, dan lebih berkualitas hasilnya. Mempertajamnya bisa dengan sekolah lagi, ikut kursus atau ikut sertifikasi atau ikut bootcamp.Kalo lu ga punya budget untuk belajar di kelas yang premium, mulai dulu dari internet secara gratis. Ikut webinar gratis, nonton video di youtube.

Kalo lu belum kenal diri lu siapa, banyak-banyak mencoba sesuatu. Ikut komunitas, organisasi, relawan, apapun yang lu bisa punya kontribusi di sana. Gue nyuruh gabung ke komunitas tu bukan berarti jadi "banci komunitas", ya. Ketika lu masuk komunitas, pastikan lu bisa kasih kontribusi ke sana. Ga cuman numpang nama doang tapi ga ngasih apa-apa.

Hindari masuk ke perkumpulan yang lu rasa ga bakalan bisa nambah apa-apa. Kecuali lu emang pengen belajar skill baru di sana dan minta ajarin sama anggota-anggotanya, kalo itu mindset yang lu pegang, silakan masuk ke sana.

Intinya buat diri lu lebih produktif ketika bergabung ke sebuah organisasi/relawan. Jangan sampai lu cuman diem doang ga punya inisiatif untuk ikut terlibat. Kalo kayak gitu ngapain masuk kegiatan relawan? Mending di rumah aja, ga perlu capek keluar.

Tips dari gue untuk bisa nentuin lu mau masuk ke komunitas apa, pake 3 patokan ini. 

Pertama, gabung ke komunitas yang lu bisa menghasilkan income dari sana. Mau itu gabungnya berbayar/gratis itu lu pilih sendiri aja. Pokoknya lu tau kalo gabung ke situ, bisa nambah duit. Kedua, bergabung kalo lu ngerasa bisa memperluas dan memperbaiki network lu jadi makin berkualitas. Zaman sekarang networking itu penting banget, kalo circle lu segitu-gitu aja, lu ga bisa berkembang.

Terakhir, gabung ke sana kalo lu ngerasa ada tambahan ilmu yang bermanfaat untuk masa depan lu. Karna ilmu itu investasi penting banget. Kalo lu ga punya kerjaan tetap, asalkan punya ilmunya, lu tetep bisa dapatin penghasilan. Asalkan lu mau belajar, kesempatan untuk dapat ilmu itu makin gede. Mau setua apapun umur lu sekarang saat baca tulisan ini, gue berharap lu ga pernah berhenti untuk belajar. Otak mesti tetap diajak kerja biar daya kerjanya ga menurun di masa tua nanti.

Cobain sebanyak apapun kegiatan yang lu bisa, siapa tau ketemu momennya "ini dia passion gue". Kalo lu ga pernah nyoba, gimana lu bisa ketemu momennya? 

BEKAL UNTUK SI POLOS GRADUATE

Menurut gue, dunia kuliah ataupun dunia sekolah itu 100% berbeda dengan dunia kerja. Mungkin ada unsur kompetisinya juga, tapi kompetisinya ini juga berbeda. Waktu kuliah/sekolah, sekompetitif apapun, temen-temen lu akan tetap ngedukung. Ga ada yang namanya sikut-sikutan. 

Ketika masuk dunia kerja, yang namanya kompetisi itu beneran kayak lomba gitu. Lombanya ini beneran sekompetitif itu, ada senggol-senggolan biar jatoh, ada sikut-sikutan juga. Seakrab-akrabnya sama rekan kerja lu, tetep aja bisa disikut juga sama dia. Apalagi kalo karir lu lebih melejit daripada dia.

Gue jadi mikir, apa yang membuat dunia kerja jadi lebih "kejam" daripada dunia sekolah/kuliah, padahal sama-sama ada unsur kompetisinya?

BEKAL UNTUK SI POLOS GRADUATE
tulisan yang gue khususkan untuk para polos (fresh) graduate

Setelah sekian lama merenungi, akhirnya gue ketemu jawaban yang paling masuk akal: UANG.

Apapun yang ada hubungannya sama uang/duit, akan selalu jadi hal yang beda di mata manusia. Saking menariknya pesona duit ini, sampai ada ujaran yang bilang "uang itu ga kenal saudara". Artinya siapa saja akan melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan uang, bahkan ke saudaranya sendiri.

Nah, untuk lu yang saat ini mau lulus sekolah/kuliah dan niat mau cari kerja, atau lu yang baru lulus kuliah dan pengen cari kerja, lu harus tau hal ini. Status lu adalah fresh graduate tapi karna saking belum ngertinya dunia kerja, gue sebut sebagai "polos graduate". Pengalaman magang/PKL itu ga ada apa-apanya.

Status FG ini, dianggap "bayi" sama kantor/perusahaan di dunia kerja. Sebanyak apapun pengalaman lu di kuliah/sekolah, kecil pengaruhnya ketika masuk kerja. Kalo lu tau ini, harusnya sadar kalo posisi tawar lu rendah di mata perusahaan. To the point aja, artinya lu ga bisa minta gaji yang setara sama manager/orang dengan pengalaman kerja bertahun-tahun.

Menurut pemikiran gue, seorang FG yang digaji UMR aja udah sangat-sangat bagus.

Karena seorang Fresh Graduate ga punya pengalaman kerja apapun, selain magang/PKL waktu sekolah/kuliah. FG tu bekalnya cuman teori dari bangku sekolah/kuliah, tapi praktiknya masih 0. Merekrut FG sebenarnya pertaruhan juga buat perusahaan. Seorang FG perlu waktu untuk bisa menyesuaikan diri sama ritme kerja perusahaan, ini akan jadi pemborosan buat perusahaan. Kalo lu ga bisa belajar dengan cepet, kemungkinan besar akan keteteran di pekerjaan lu.

FRESH GRADUATE mau digaji selevel manager tu kayak AHY di dunia politik lah. Ga punya pengalaman pemerintahan apapun tapi ngotot banget pengen jadi capres. Magang aja kagak pernah, mau jadi manager, gimana si?

fresh graduate pengen digaji manager

Ketika lu diterima di perusahaan dengan status "polos graduate", harusnya lu bersyukur dan manfaatin kesempatan sebaik mungkin. Artinya ada 2 pertaruhan yang sedang terjadi. Pertama, perusahaan bertaruh karna mempekerjakan seseorang yang praktiknya masih 0 atau bahkan minus karna ga punya keahlian apapun di posisinya. Kedua, diri lu sendiri yang bertaruh karena masa depan sedang dipertaruhkan.

Pada intinya, semua bertaruh karna status lu yang masih "hijau". Bekal lu masuk dunia kerja cuman 2: teori yang lu dapatkan di bangku sekolah/kuliah dan attitude yang punya selama lu hidup. Tentunya hanya kelakuan yang positif yang lu bawa ke kantor. Itupun ga semua kelakuan positif kepake di kantor.

Untuk lu yang ga kebayang gimana kejamnya dunia kerja, gue kasih gambaran. Dunia kerja tu kayak nginjek pecahan kaca, desek-desekan, di atas lu ada buah durian yang siap jatoh kapan aja nimpuk kepala lu. Kalo lagi sial, ada yang kentut juga. Ga nyaman lah!

Persaingannya tinggi banget, karna berhubungan sama uang dan jabatan. Satu hal yang patut lu ingat: tidak ada yang namanya keluarga di kantor. Seakrab apapun sama rekan kerja, peluang untuk ditikam dari belakang selalu ada. Jangan dikira akrab sama atasan tu sebuah previlage.

Keakraban sama atasan yang lu banggain ke keluarga itu hanya palsu. Atasan lu punya kemungkinan besar manfaatin untuk keuntungan pribadi/perusahaannya. Banyak cerita yang gue denger, salah satunya yang paling sering adalah dikasih job desk di luar dari kerjaan kantor. Kecuali lu emang doyan ngejilat untuk dapatin posisi/jabatan inceran. Yang penting jilat dulu, urusan kemampuan belakangan.

2 Orang Yang Harus Dihindari di Tempat Kerja

2 Orang Yang Harus Dihindari di Tempat Kerja

2 Orang Yang Harus Dihindari di Tempat Kerja


Gue mau nyebutin 2 jenis manusia yang harus lu hindari ketika memasuki dunia kerja. 2 manusia yang sangat berbahaya. 1 dari 2 manusia ini seharusnya ga akan menghancurkan karir lu di kantor, tapi ada kemungkinan lu kena sikut juga.

2 orang yang gue maksud adalah: manusia cari muka (penjilat) dan manusia muka dua.

Biar mental lu siap, gue kasih tau duluan nih, mereka ini akan selalu ada dimana pun lu bekerja. Lu bisa lakukan identifikasi awal saat pertama masuk kantor. Ini penting biar lu bisa nandain orang yang patut diwaspadai dan yang bisa dijadiin rekan kerja.

Menurut pemikiran gue, manusia yang paling berbahaya adalah yang bermuka dua. Dia ini "beracun" untuk relationship work dan karir lu di kantor. Manusia bermuka dua itu "omongannya di sini dan di sana berbeda". Ibaratnya waktu di hadapan lu dia ngomongnya A, tapi di hadapan atasan ngomongnya B dan nyalahin lu yang ngomong A ke dia. Bahaya banget, kan?

Lu harus hati-hati ketika ngasih pendapat/ngobrol sama orang ini. Karena bisa jadi omongan lu bakalan dijadiin "senjata" sama dia untuk menghancurkan karir lu di kantor. Manusia ini akan cukup tega melakukannya, hanya demi karir dan uang. Kalo perlu, lu ga  perlu terlibat percakapan terlalu sering sama dia. Kalo bisa dihindarin interaksinya lebih bagus lagi.

Mungkin lu ngerasa bukan tipe orang yang suka ngomentarin atau ngegosipin orang lain, jadi "aman" di kantor. Tidak sama sekali kawan, di kantor tidak ada seorang pun yang aman. Makanya gue sangat menyarankan untuk mengurangi atau menghindari interaksi sama orang ini.

Pokoknya gini, kalo ada orang di kantor yang hobinya ngomongin rekan kerjanya sendiri di belakang, ada peluang yang sama lu juga diomongin di belakang sama dia. 

Tips Biar Lu Ga Takut Untuk Memasuki Dunia Kerja

TIPS BIAR KUAT MENTAL DI KANTOR

TIPS BIAR KUAT MENTAL DI KANTOR


Meskipun gue bilang dunia kerja itu "maju kena mundur kena", sebetulnya ga setoxic itu kok. Memang ada juga yang sehat, tapi sesehat-sehatnya lingkungan kerja, ada aja masalahnya. Lu ga bisa menghindar, namanya dunia kerja yang banyak kepala manusia, ga mungkin ga ketemu masalah.

Nah biar mental lu ga goyang, lu bisa terapkan beberapa tips berikut ini:
  • Membatasi interaksi dengan orang yang terlihat mencurigakan kelakuannya. Kalo lu belum tau orang mana orangnya, maka gue sarankan untuk: 1. Jaga omongan, 2. Jaga perilaku. Sampai lu bisa tau siapa dia.
  • Kalo ada gerakan/inisiasi yang menganggap rekan kerja = keluarga, lu ga perlu ikut itu. Itu cuman cara halus menormalisasi karyawan untuk ngerjain hal di luar job desk.
  • Gue tau lu punya banyak skill, dan pengen banget dipamerin. Ga perlu keluarin semua skill yang lu miliki di kantor. Cukup lakukan sesuai job desk aja. Kecuali kantor lu bisa mengapresiasi karyawan yang bekerja di luar dari job desk. Kalo lu liat kantor justru manfaatin keadaan, ga perlu pamer.
  • Sadari kalo hidup lu ga cuman di kantor. Ga perlu mendedikasikan seluruh hidup dan mati lu untuk kantor. Ketika waktunya kerja, lu kerja efektif dan efisien. Ketika waktunya pulang, ga perlu ngurusin urusan kerjaan. Kecuali memang penting banget.
  • Miliki kegiatan lain selain rutinitas kantor. Entah itu hobi berkebun, menulis blog kayak gue, main gitar, nyanyi atau apapun. Hobi/kerjaan di luar kerjaan utama lu itu wajib banget dilakuin setelah jam kantor. Gunanya untuk meminimalisir level stress di kantor.
Semoga tulisan yang gue khususkan untuk polos (fresh) graduate ini bisa jadi tambahan bekal memasuki dunia kerja nantinya. Kalo lu punya tanggapan/respon/komentar silakan tulis di kolom komentar ya. 

SEHAT TERUS MANUSIA KUAT

Dulu tuh sekitar tahun 2000-an, gue orang yang ga terlalu perhatiin kesehatan diri sendiri. Karna ngerasa sehat-sehat aja dan kalopun sakit paling demam flu batuk, yang standar. Gue masih sering begadang, kurang tidur, jarang olahraga. Bener-bener ga sehat secara gaya hidup, tapi badan gue masih bisa nahan. Kalo udah ga tahan, paling demam 2-3 hari, istirahat tiduran seharian juga udah sembuh.

Kesehatan badan jadi prioritas nomor 1 gue ketika beberapa tahun yang lalu sempat terkena gejala Covid. Gue ga terlalu yakin itu Covid karna ga pernah periksa juga.Cuman gue percaya itu Covid karna gejalanya mirip banget. Kayak, demam, lemes banget, nafsu makan turun drastis dan indra penciuman gue "hilang".

Waktu kena gejala itu, gue bener-bener ga bisa ngapa-ngapain selain rebahan. Jualan online ga jalan, konten ga bisa bikin. Sangat tidak produktif dan ga nyaman banget. Waktu kena flu/batuk/demam, masih bisa nulis di blog, masih bisa jualan online juga di twitter. Pas kena Covid itu, bener-bener ga mood untuk ngapa-ngapain karna ga punya tenaga.

Sejak saat itu, gue mulai mikirin kesehatan diri sendiri. Tidak ada toleransi untuk kesehatan diri sendiri, karna sangat berdampak sama produktivitas dan pendapatan gue. Prinsip "mencegah lebih baik daripada mengobati" tu coba gue terapkan untuk ngejagain biar ga gampang sakit. Pokoknya sebisa mungkin menghindari hal-hal yang justru bikin sakit. 

Misal ujan-ujanan, kalo terlanjur ujan di jalan harus wajib kudu pake jas hujan. Banyak minum air putih, ngurangin minum minuman kemasan, ngurangin makan gorengan juga. Sekarang juga udah jarang banget makan mie instant. Tiap kali habis megang uang atau salaman sama orang, harus pake hand sanitizer.

Tapi masih tetap makan jajanan pinggir jalan hehehe.. kalo yang itu susah banget nahannya untuk ga jajan ges mohon maaf ya hehe..

Dulu masih mau makan di rumah 1 gelas rame-rame, sekarang jangankan 1 gelas, 1 sendok rame-rame aja gue udah ga mau lagi. Ngeri gue kalo misalnya nularin penyakit ke orang rumah. Ga kebayang kalo misalnya ternyata orang rumah jadi sakit karna gue penyebab utamanya.

Isu kesehatan tu jadi isu paling anti toleransi saat ini buat gue. Karna sangat-sangat berbahaya kalo sampe lengah ataupun nyepelein hal ini. Mungkin sekarang masih ga berasa, tapi nanti kalo imun tubuh udah ga sekuat dulu, organ tubuh udah ga berfungsi maksimal baru deh berasa sakitnya. Nah gue ga mau tuh kayak begitu.

Mumpung masih bisa dihindari, lebih baik dihindari. Kalo sakit, bukan cuman kita yang repot tapi orang disekitar juga. Mereka mungkin ga akan ngeluh depan, tapi akan ngerasa sendiri kalo kita tu jadi beban buat orang lain. Gue ga mau jadi beban orang lain karna kelalaian diri sendiri.

Kalo lu ngerasa masih gapapa memaksa badan lu untuk ngelakuin aktivitas yang berlebihan, itu salah 1 faktor terbesarnya karna tubuh lu masih sanggup. Sayangnya, hal itu juga yang bikin tubuh lu jadi lebih cepet "rusak" di masa depan. Karena di masa lalu dia udah kerja keras banget sampe akhirnya organ tubuh lu kemampuannya menurun drastis untuk menopang kehidupan.

Percaya sama gue, badan lu cepet "rusak" kalo maksain ngelakuin aktivitas ekstrim. Terlebih lagi lu yang suka minum minuman berenergi untuk jadi "boosting". Minuman berenergi itu justru memaksa tubuh lu untuk bekerja di saat mereka sudah lelah dan seharusnya butuh istirahat. Kondisi itu berbahaya banget buat badan lu di masa depan.

Untungnya, badan ini dibikin sama Tuhan, ya. Bisa bertahan sampe 60-an tahun (mungkin), itu udah bagus banget. Coba kalo dibikin sama manusia? Gue rasa sih paling lama bertahannya 40-50 tahun, itu pun kalo kualitas barangnya bagus. Manusia, kan, doyan ngakalin barang-barang biar bisa lebih banyak cuannya. Disuruh beli barang nilainya 10, di beli 8 atau 7 biar cuannya gede. Akhirnya kualitas barangnya jadi lebih jelek dan ga tahan lama.

Untuk lu yang baca tulisan ini, gue mohon banget jaga kesehatan badan lu dari sekarang. Biar ga ngerepotin diri lu dan orang sekitar lu. Sehat-sehat terus, manusia-manusia kuat!

10 HARI YANG SEPERTI 3 BULAN

Kamu pernah ga sih dapet kerjaan yang saking hectic-nya sampe pengen 1 hari tu ada 25 jam? Gue baru aja ngalamin hal itu. Jadi ceritanya gue diterima di salah satu perusahaan kontruksi spesialis tambang gitu. Waktu itu cuman iseng aja apply posisi ini, karna persyaratannya agak kurang sesuai sama kualifikasi gue.

Cuman beberapa poin aja yang sesuai, dan menurut gue 1 poin yang ga sesuai itu merupakan hal krusial. Poin itu mengharuskan ada pengalaman minimal 1 tahun yang relevan sama posisinya. Ternyata terpilih untuk ikut interview dan lolos sampe offering. Padahal ada 1 step yang dilewatin, yaitu psikotest. Gue juga ga ngerti kenapa step itu dilewatin padahal menurut gue itu juga penting.

Singkat ceritanya berangkatlah gue ke lokasi kerja, gue kira akan langsung masuk ke tempat kerjanya. Ternyata ga,semua personilnya masih ada di mess. Ketika baru nyampe itu gue tau ternyata semua hal yang berhubungan sama administrasi untuk bisa masuk ke zona pekerjaan itu belum ada yang selesai.

Akhirnya, gue pun juga ikut terlibat untuk ngebantu perihal administrasi ini. Meskipun pengetahuan gue sangat terbatas karena ga ada pengalaman sama sekali di "dunia" baru ini, tapi gue ga enak kalo ga ada kontribusi apa-apa. Gue sampe sempet dibilang pasif karena dianggap ga kerjain apa-apa, padahal gue udah coba pelajari tugas-tugas yang mungkin gue kerjakan di situ lewat google dan youtube.

Sampai akhirnya gue keluar dari proyek ini, job desc gue ga begitu jelas apa. Gue kerjain apa yang bisa gue kerjain aja udah. Meskipun memang kerjaan itu juga tanggung jawab gue, tapi gue masih ga ngerti job desc-nya apa. Gue cuman tau harus ngerjain A, yaudah A itu aje gue kerjain sampe mampus. Perihal urusan yang lain, kalo memang gue perlu kerjain, ya gue kerjain. Intinya semacam kerja serabutan lah. Karena ga jelas itu tadi.

Selama 10 hari di mess, gue ga pernah nyicipin untuk bisa pergi ke tempat yang seharusnya gue bisa kerja. Gue taunya dari denger-denger cerita orang doang. Tapi gue ga pernah liat gimana wujudnya. Aneh kan? Gue aja bingung apalagi lu yang cuman denger ceritanya.

Meskipun cuman 10 harian, ada banyak banget pelajaran dan pengalaman baru yang gue dapetin. Mungkin kalo gue ga masuk ke kerjaan ini, ga akan pernah tau kalo ternyata urusan administrasi kontraktor tambang itu kayak gimana. Karena selama ini kerja di pemerintahan, jarang banget gue ngurus administrasi yang belibet begini. 

Tulisan ini bukan untuk menyudutkan perusahaan tempat gue kerja. Ga mungkin gue ngeludahin tempat makan sendiri. Gue cuman pengen nyeritain pengalaman berharga yang gue dapetin selama 10 hari tadi. Kalo ada pihak yang merasa tersinggung karena tulisan ini, yaudah mau gimana?

Kenapa gue bilang 10 hari terasa kayak 3 bulan? Karena workload kerjaannya benar-benar sepadat itu. Terlebih kami "kerja" di mess. Jadi semua kegiatan pusatnya di situ, makan minum di situ, tidur pun juga di situ. Bisa dibilang hampir 24 jam kita kerja, meskipun ga selama itu juga.

Mungkin kalo udah masuk site, situasinya akan beda. Kerjanya cuman pas di site, kalo di mess yang dipake buat istirahat santai. Masalahnya, kami semua belum ada yang bisa masuk, jadi ya kerja keras untuk bisa segera selesai proses administrasinya.

Sebetulnya gue merindukan suasana kerja kantoran kayak waktu masih jadi konstulan dan kerja di instansi. Nah kerjaan kemaren itu udah hampir menggambarkan suasana kerja itu sebenarnya. Cuman karena belum masuk site, jadi vibes kerja kantorannya belum begitu terasa. Masih terasa seperti "kerja di rumah" buat gue.

Bisa jadi belum waktunya untuk kerja kantoran untuk sekarang. Gapapalah, anggap saja ini merupakan proses belajar untuk mengerti jalannya hidup ini. Cailaah..!! Sok bijak banget anying..!

Setelah dipulangin karna disuruh istirahat ini, gue jadi kepikiran kayaknya memang bukannya jalannya jadi orang kantoran lagi. Bahkan sebelum hari kepulangan dari mess itu, gue mikirin "apa yang akan dilakukan ketika udah ga di sini ya?" Gue kepikiran untuk nerusin kanal medsos gue yang di youtube. Karna itu yang sudah dilakukan sebelum dapat kerjaan.

Ngerekam video untuk konten di channel sih rajin, tapi ngeditnya males banget wahahahahak!! Gue seneng bikinnya doang, seneng menyalurkan apa yang ada di dalam kepala. Makanya lebih update tulisan di blog daripada di youtube, tulisan lebih enak dibikinnya karna ga perlu banyak editan sana-sini, prosesnya lebih pendek.

Intinya gini, itu adalah 10 hari paling berharga yang pernah gue alamin. Gue ga pernah nyesel menyetujui penawaran kerjaan itu. Gue sangat berterimakasih karna sudah diberikan kesempatan untuk bisa merasakan gimana "dunia tambang" itu sendiri. Sekali lagi, gue ga ada niatan untuk menjelekkan perusahaan tempat gue sendiri bekerja. 

Justru tulisan ini adalah sebuah pujian dari gue yang benar-benar awam di dunia yang baru ini. Karna berkesan banget pengalamannya, dan pengalamannya itu yang positif banget buat gue. 

Gue akan memanfaatkan "waktu luang" yang diberikan ini untuk instrospeksi diri. Apakah memang cocoknya kerja kantoran? Atau mengejar karir lewat jalur kreator? Soalnya dua-duanya gue suka. Di sisi latar belakang pendidikan, gue suka ngerjain kerjaannya karna bisa terlibat untuk mengurus lingkungan. Sisi lainnya gue juga suka menyalurkan hobi lewat konten di media sosial. 

Menurut lu yang baca, kira-kira lebih cocok yang mana nih?

LEBARAN 2023 REVIEW

Selama dari akhir April ke pertengahan bulan Mei ini ga ada hal yang terlalu berarti terjadi. Paling pas lebaran doang sih ada kejadian yang bikin ga enak. Seperti kebiasaan keluarga gue, kita selalu keliling ke rumah keluarga bapak/ibu gue.

Di hari pertama selalu digunakan untuk keliling, dari tetangga komplek dulu habis solat ied, terus ke rumah keluarga terdekat, ziarah kubur sampe ke rumah keluarga yang agak jauh dikit. Tahun-tahun yang lalu, ga pernah ada kejadian yang berarti ketik ikut ritual kayak begini, tapi tahun ini punya pengalaman yang berbeda.

Ceritanya tuh dari rumah pertama ke rumah berikutnya tu masih gapapa. Nah begitu nyampe di rumah terakhir, perut gue udah mulai ga beres. Kayak ada yang "muter" gitu, terus muternya kayak ada bunyi "brrrrrr". Dalam hati "wah ga beres nih perut" udah gitu ditambah lagi sendawa ga enak banget baunya.

Ternyata bener, sampe pulang ke rumah sakitnya ga sembuh juga. Gue coba googling, gejala begini tuh kalo ga keracunan makanan (makanannya kotor/ga bersih) atau masuk angin. 2 penyebab itu yang paling mungkin sih karena gue inget betul apa aja yang dimakan. Di salah satu rumah tu memang kondisinya super rame karena ada keluarga besar. Banyak anak kecilnya juga, bisa jadi kumannya masuk di sana.

Bisa juga karena masuk angin. Ada beberapa makanan yang memang bisa menghasilkan gas berlebih di lambung dan bikin perut kayak masuk angin. Entah yang mana yang jadi sebabnya, gue ga mau cari kambing hitam. Intinya, lebaran kali ini agak kurang menyenangkan. Untungnya, penyakit ini "datangnya" pas udah kunjungan ke rumah terakhir. 

Padahal, lebaran tahun lalu ga ada kejadian kayak begini. Rumah yang didatangin juga lebih banyak daripada tahun ini. Udah pasti lebih banyak makanan yang masuk, dong. Perut gue aman-aman aja ga ada masalah. Agak bingung juga, tapi karna udah kejadian mau gimana lagi ya kan?

Besoknya gue cuman tidur seharian ga ngapa-ngapain. Rasanya males banget bangun kalo ga ada yang penting. Pengennya rebahan doang biar bisa cepet sembuh gitu. Ternyata strategi ini cukup efektif. Kombinasi makan banyak dan juga istirahat yang cukup, bikin penyakit ini bisa sembuh dalam 1 hari saja.

Lebaran Masih Dikasih "THR"

Alhamdulillah-nya diumur segini ternyata masih ada yang ngasih "angpao THR". Agak kaget juga sih. tapi begitu dikasih amplopnya terus ketawa. Kirain udah ga akan dapet THR-an lagi karna udah tua dimata para sepupu. Soalnya taun lalu gue dapet THR apa-apa, mungkin karna waktu itu masih kerja juga kali, ya?

Harusnya sih diumur segini gue yang ngasih THR sama ponakan, ye. Tapi mau gimana lagi? Masih belum beruntung jadinya ya harus sabar dulu kalo mau ngasih THR hehe. Untungnya, dari keluarga bapak ibu gue ga ada om/tante yang ngajarin anaknya untuk "tuh minta THR yang banyak sama om itu tuh". Mungkin karena mereka lebih berada daripada gue kali, ya? Jadi ga ada ponakan yang punya mental preman begitu.

Lagian ya, ngasih angpao THR itu kan bukan kewajiban siapapun sebenarnya. Cuman karna udah kebiasaan aja, jadinya membudaya dan nganggap ini sebuah kewajiban. Sehingga kalo ga dikasih kesannya pelit di mata keluarga. Aneh banget, sih. Pemberian uang THR buat ponakan ini kan sebetulnya konsepnya sedekah aja. Di dalam hukum Islam yang gue tau, boleh sedekah asalkan mampu.

Setau gue, sedekah itu hukumnya ga wajib. Gapapa nolak ngasih THR kalo memang ga punya dana apapun. Gausah peduliin omongan orang yang ga ngerti jalan hidup kita kayak gimana. Kecuali dia yang ngebiayain hidup kita dari lahir dan menjamin hidup anak cucu kita sama dia, nah baru deh didengerin. Kalo cuman ketemunya sekali setahun tapi ngomongnya ga enak, gausah didengerin.

Jadikan momen lebaran ini momentum untuk lebih mengontrol dan menyaring apa yang harus "ditelan" apa yang harus dimuntahin. Biar ga menjadi manusia yang overthinking terus.