Beradaptasi Saat Pandemi

Sejak tahun 2019 akhir semua negara dipaksa berperang dengan pandemi yang baru datang. Bahkan dipenghujung 2021 ini, kita masih saja berperang dengan virus yang ga keliatan dengan mata telanjang ini. Meskipun aktivitas sudah banyak yang berangsur kembali normal, tetap saja virus itu menghantui semua orang.

 

Dampak dari pandemi ini dahsyat sekali, membuat semua orang dipaksa mengubah kebiasaan mereka selama ini. Mulai dari hal sederhana seperti menggunakan masker saat keluar rumah, pake hand sanitizer setelah memegang sesuatu. Sampai ke hal yang rumit seperti harus belajar dari rumah (dengan koneksi internet seadanya), tidak bisa ke tempat kerja/berdagang karena kebijakan PPKM dari pemerintah, dan lainnya.

Ga cuma bisnis kecil/karyawan saja yang terdampak, namun juga bisnis-bisnis besar. Ada yang harus menghentikan operasionalnya sementara waktu, ada yang harus memangkas jumlah karyawannya, bahkan ada yang harus tutup total karena pandemi ini.

Hanya yang mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman yang bisa bertahan di saat seperti ini. Ketika perilaku manusianya berubah, maka aktivitas di sekitarnya pun juga harus ikut berubah. Dari kegiatan offline berubah menjadi serba online.

Kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan masyarakat untuk berada di luar rumah membuat hampir semua rutinitas berubah. Termasuk dalam hal berbelanja kebutuhan sehari-hari ataupun keperluan lainnya. Yang tadinya bisa secara offline, sekarang mau tidak mau harus serba online, semua karena keadaan.

Ketika kegiatan ekonomi yang biasanya orang datang langsung ke toko berubah menjadi serba online, mau tidak mau lini bisnis juga banyak yang harus beradaptasi. Mulai dari yang sembako, kuliner bahkan otomotif sekalipun.

Bahkan tahun lalu saya sempat liat di salah satu marketplace ada yang buka transaksi untuk pembelian unit transport lho! Itu pertanda semua bisnis memang harus beradaptasi terhadap keadaan ini.

Zaman dulu, belanja online paling gede cuman meja kantor, kursi gaming, gitu-gitu aja kan? Sekarang, bahkan mobil aja bisa dibeli secara online loh ges! 

 

Itu yang saya liat waktu buka website resminya Toyota Auto2000 kemaren. Saking penasarannya saya sampe ngubek-ngubek isi websitenya kayak gimana. Di halaman Tentang Kami yang mereka publikasikan, saya meliat brand ini memang mencoba beradaptasi dengan marketnya. 

Karena market ga bisa datang langsung ke showroom offlinenya mereka, maka dibuatlah "showroom virtual" melalui website resmi mereka. Website resmi ini ga cuman jual mobil keluaran baru Toyota aja, tapi juga jual aksesoris Toyota lainnya juga. Enak banget jadi marketnya Toyota langsung dimanja sama brandnya. Ga perlu keluar rumah, tetap bisa belanja mobil beserta aksesorisnya dari gadget sendiri.

Saya rasa semua lini bisnis perlu melakukan adaptasi seperti ini. Walaupun seharusnya, sudah sejak dulu melakukannya. Karena sudah sejak lama orang mulai giat berbelanja lewat internet.

 

Sebagai pebisnis kita harus peka terhadap perubahan kebiasaan market kita. Jangan sampai memaksakan idealisme kita dan ternyata malah menghancurkan bisnis sendiri. Karena bisnis kita sangat tergantung dengan market/pasar kita. Kalo kita yang memaksa market untuk mengikuti apa mau kita, kemungkinan mereka yang akan berpindah ke tempat yang lain.

Bisnis yang baik adalah yang bisa mengikuti pergerakan marketnya dan mengerti maunya market seperti apa. Semakin kita mempermudah market, semakin "lengket" market dengan bisnis kita.

Balik lagi ke adaptasi saat pandemi, kita juga harus ikut beradaptasi terhadap perubahan kebiasaan ini. Dari yang tadinya terbiasa hidup sembarangan, malas cuci tangan, kurang higienis. Jadi lebih teratur, hidup lebih sehat dan lebih rajin memperhatikan kehigienisan diri sendiri.

Kalo kita ga bisa ngontrol orang lain untuk jadi bersih, setidaknya kita yang jaga kebersihan diri sendiri. Bukan untuk orang lain tapi untuk diri sendiri utamanya. Kalo kita bersih, sehat akan lebih meminimalisir kemungkinan terjangkit penyakit berbahaya.