Pages - Menu

Apakah Penggunaan Kalkulator Kehamilan Itu Akurat? Yuk, Kita Cari Tahu

Pada dasarnya, kehamilan itu akan berlangsung dalam 37 - 42 minggu atau rata-rata 280 hari (40 minggu) yang dihitung mulai dari hari pertama serta terakhir menstruasi. Hari pertama haid terakhir (HPHT), adalah sebuah siklus pertama menstruasi. 



Sementara ovulasi akan terjadi sekitar lebih dua minggu setelah masa tersebut. Jika pada periode ini sperma telah bertemu dengan sel telur hingga terjadi pembuahan, tentu saja proses kehamilan akan dimulai.

Perhitungan usia kehamilan dalam hitungan minggu, biasanya menyertakan dua minggu sejak HPHT tadi. Ya, apabila janin bunda berumur empat minggu, maka kehamilannya dapat dihitung enam minggu. Adapun mengenai perhitungan kalkulator kehamilan melalui rumus naegele dan rumus parikh seperti di bawah ini :

* Rumus Naegele

Menurut informasi yang di dapat, rumus naegele ini diciptakan oleh dokter kandungan asal Jerman di abad 19 yang bernama Franz Karl Naegele. Rumus tersebut akan menghitung berdasarkan hari perkiraan lahir (HPL) dari hari pertama haid terakhir (HPHT) bunda. Berikut contoh table perhitungannya :



Rumus 1
Rumus 2
Tahun
Tetap
Ditambah 1
Bulan
Ditambah 9
Dikurang 3
Hari
Ditambah 7
Ditambah 7

Rumus yang pertama digunakan disaat HPHT jatuh pada bulan Januari hingga Maret. Misalnya, HPHT bunda adalah 21 Januari 2018, sehingga perkiraan tanggal perselisihannya adalah -> Tahun: 2018, Bulan: 1 + 9 = 10, Hari: 21 + 7 = 28. Dengan kata lain, maka hari perkiraan bayi lahirnya adalah 28 Oktober 2018.

Berbeda dengan rumus kedua yang digunakan ketika HPHT jatuh pada bulan April sampai Desember. Itu artinya, apabila hari pertama haid terakhir bunda adalah 1 Mei 2018, maka perhitungannya seperti berikut -> Tahun: 2019, Bulan: 5 - 3 = 2, Hari: 1 + 7 = 8. Maka, perkiraan kelahiran bayi bunda adalah tanggal 8 Februari 2019.

* Rumus Parikh

Tak seperti rumus naegele yang mempunyai kekurangan, dimana rumus parikh tersebut hanya diperuntukan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi 28 hari saja. Lalu, bagaimana dengan wanita yang siklus menstruasinya yang kurang atau bahkan lebih dari 28 hari? Apabila terjadi kondisi seperti tadi, maka alternative terbaiknya adalah dengan menggunakan rumus parikh. Pasalnya, cara perhitungan akan dilakukan dengan menghitung saat terjadinya ovulasi, yaitu lama siklus menstruasi dikurangi 14 hari.

Misalkan, HPHT bunda terjadi di tanggal 1 Januari 2018. Jika siklus menstruasi 28 hari, maka setelah dihitung dengan rumus naegele, tentu HPLnya adalah 8 Oktober 2018. Namun, jika siklus mensturasinya adalah 35 hari, maka dengan rumus parikh tanggal persalinannya adalah -> HPHT + 9 bulan + (35 – 21 hari) = 15 Oktober 2018.

Lalu, apakah Hasilnya Akurat?

Sejatinya, hari pertama haid terakhir (HPHT) ini memang tidak bisa dijadikan patokan yang tepat untuk menghitung tanggal kelahiran. Kendati demikian, ada faktor lain yang lebih sulit diprediksi, contohnya seperti hari pertama ovulasi atau kapan hubungan intim terakhir yang menyebabkan kehamilan. Sementara HPHT itu sendiri adalah hari yang paling mudah untuk diingat, sehingga kebanyakan wanita sering mencatatnya.

Dengan kata lain, perhitungan waktu lahir yang menggunakan rumus itu hanya bersifat prediksi atau perkiraan saja. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan terdekat secara intensif, maupun bisa melalui pemeriksaan USG agar hasilnya lebih akurat.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan isi dari tulisan ini. Hargai dengan tidak berkomentar sekadar hanya untuk menaruh link blog anda. Terimakasih. Buat yang terindikasi spammer, akan langsung saya hapus dan report spam.